Di balik gemerlap dunia para konglomerat, tersembunyi intrik dan dendam yang membara. Bara Tirtayasa, pewaris tunggal keluarga paling berkuasa, tumbuh dengan luka dan kebencian terhadap ibu tirinya, Marna Aristisa, wanita yang merebut seluruh hidupnya dari kasih sayang ayahnya hingga kendali atas bisnis keluarganya. Namun, dendamnya semakin dalam ketika ia bertemu Celsia Ayunanda, seorang wanita yang juga memiliki masa lalu kelam akibat Marna.
Celsi datang dengan satu tujuan membalas kematian keluarganya. Untuk itu, ia membuat tawaran berani menikahi Bara dalam pernikahan kontrak demi mengguncang dunia Marna. Tanpa cinta, tanpa ikatan sejati, hanya ada satu tujuan: menghancurkan musuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara Tirtayasa
Setelah melewati malam itu celsi terbangun dan kaget karena dia bangun pagi ini bukan di dalam kamarnya melainkan di kamar bara.
Tangan lelaki itu dia jadikan sebagai bantal nya dan hal itu sontak membuat nya tak habis pikir.
"Kenapa aku bisa tidur disini coba? Aduhhhhh jangan-jangan......." Ucap nya sambil melihat kedalam selimut tapi semua pakaian nya masih aman aman saja.
Dia hanya ingat kalau semalam dia ketiduran di dalam mobil selebihnya dia tak ingat sama sekali.
Dengan perlahan dia pun melepaskan dirinya dari dekapan pria itu, lalu keluar dari kamar bara begitu saja.
"Kok bisa yah aku tidur di kamar bara??? Kan aku gak mabuk? Atau jangan-jangan aku ngigo kali yahh, tapi kenapa bisa jadi tidur bareng sihh, kan udah melanggar perjanjian kontrak nikah" Ucap nya menggerutu sendiri di dalam kamar nya.
Dan saat melihat ke arah jam dinding Celsi malah semakin kaget "Hah?? Ini udah jam 10... Lahhh bara emang gak kerja??" Katanya lagi berbicara sendiri.
Dengan cepat puj Celsi lari menuju ke kamar bara lagi untuk membangunkan suaminya itu.
"Bara........ Bara....... Bangun........ Ini udah jam 10 kamu gak kerja??....." Ucap nya sambil menepuk-nepuk lengan pria itu
"Baraaaa........" Panggil nya sekali lagi dengan nada yang lebih tinggi dan akhirnya suara itu berhasil membuat bara mulai terbangun.
Bara menyergit kan matanya lalu perlahan membuka matanya, melihat Celsi ada di di depannya dia langsung mendudukan dirinya
"Kenapa?" Tanya bara masih setengah sadar
"Kamu gak kerja? Ini udah jam 10 bahkan udah lewat tuhhhh" ucap nya sambil menunjuk kearah jam dinding
"Emmmmm kamu lupa hari ini hari apa?" Tanya bara sambil mengambil ponsel nya lalu menunjukkan hari, tanggal yang terpampang jelas di layar hp nya
"Ouhhhh iyaa ini kan weekend.... Maaf bar aku panik tadi makanya langsung kesini bangunin kamu" Sambung Celsi
"Langsung kesini? Bukannya kamu semalaman tidur disini yahhh" ujar bara
"Hemmmm iyaa sihhh, jujur aku kaget banget bangun-bangun udah di sini, aku minta maaf yah udah lewatin batas serius aku gak ada niat buat cari kesempatan kok, lagian kamu juga semalam kenapa gak coba bangunin aku kalau kita udah sampai" Ucap nya
"Aku udah bangunin kamu tapi enggak bisa, yaudah lah anggap aja ini sebagai kesalahan kita masing-masing dan untuk kedepannya lebih hati-hati lagi" kata bara
"Emmmm aku bakal lebih jaga jarak maaf yahhh, kalau gitu aku pergi dulu ke kamar aku" ucap nya lalu dia pergi ke kamar nya lagi.
"Ke depannya lebih hati-hati, lebih hati-hati, hati-hati Celsi ini hanya kesalahan yang gak bisa terulang lagi!!!!!!" Katanya dengan nada kesal sambil bercermin di depan meja riasnya, perkataan bara itu seakan-akan menusuk harapannya, dia pikir bara juga sudah mulai luluh pada Celsi sama seperti dirinya ternyata itu semua ketidakmungkinan yang diharapkan nya.
Saat asik menggerutu telepon milik nya pun berdering, nama khas "Teman" yang dia buat untuk nomor itu terpampang nyata di layar handphone nya.
"Halo Celsi kamu dimana sekarang?" Tanya temannya itu dari dalam telepon
"Di rumah, ada apa? Ada informasi baru kah?" Tanya Celsi
"Sebaiknya jangan keluar rumah sendirian, kalau bisa kamu ajak bara dan satu hal lagi kamu harus jaga-jaga setiap kamu melangkah kemana pun, karena kini kamu menjadi incaran Marna, kita tidak tahu seberapa banyak orang yang dia turunkan untuk mengincar mu bahkan menghabisi mu tapi ingat Celsi keselamatan diri mu yang terpenting sekarang!!!!!" Ucap temannya itu dengan sangat tegas
"Baiklah, terimakasih untuk informasinya"
"Tidak hanya itu, aku juga baru saja mendengar bahwa Yuli tidak tahu kalau Marna adalah ibu kandungnya, menurutku Yuli bisa kita jadikan sebagai senjata untuk menghancurkan nya juga" Lanjut temannya itu
"Kamu yakin dia bisa bantu kita?" Tanya Celsi
"Pasti bisa, rasa kesal dan marah nya pasti tumbuh saat dia tahu jika ibu nya adalah Marna dan selama ini dia ingin di jodohkan dengan bara hanya untuk harta saja" Sambung nya lagi
"Tapi bukankah terlalu lama jika kita harus menunggu orang lain lagi, rencana ku ingin melaporkan nya langsung kepada pihak kepolisian, dan menurut ku bukti yang kita punya untuk menghancurkan nya sudah cukup, aku tidak mau berlama-lama dengan hal ini mengingat pernikahan Kundan bara pun sudah mendapat tantangan untuk segera memiliki keturunan, jika ini cepat selesai maka akundan bara bisa segera berpisah" Jelas Celsi
"Celsi aku paham dengan keinginan kamu untuk melaporkan hal ini langsung, tapi kembali ke rencana awal Celsi, kamu menikahi Bara bukan sekedar ingin membalaskan kematian keluarga mu tapi kamu juga ingin membongkar semua hal busuk yang sudah di lakukan wanita itu, kamu tahu tidak hanya dengan bukti-bukti yang kita miliki sekarang bisa saja dia membayar pihak kepolisian dan kejaksaan untuk meringankan hukumannya tapi apakah kamu sadar jika di hukum dengan hukuman yang ringan itu justru akan membuat mu tidak puas sementara banyak orang yang sudah dia rugikan" sambung nya lagi
"Aku paham sekali, tapi aku juga tidak yakin kalau aku bisa mempertahankan pernikahan kami ini lebih lama lagi" Jawab Celsi
"Jangan terlalu memikirkan soal pernikahan kalian, aku yakin kok ujung-ujungnya juga bakal jatuh hati" jawab nya
"Baiklah kalau begitu mari kembali ke rencana awal dan hancurkan hidup Marna!!!" Tegas Celsi
"Baiklah ingat perkataan ku tadi jangan sampai kamu kenapa-kenapa dan hati-hati jika kamu keluar" Katanya sekali lagi mengingatkan Celsi.
Setelah pembicaraan panjang itu panggilan telepon itu pun berakhir, Celsi pun memutuskan untuk mandi agar lebih segar.
Sudah selesai dengan urusan dirinya dia pun beranjak ke dapur, tadinya dia ingin menyiapkan sarapan tapi tak dia sangka justru bara sudah sibuk memasak di dapur.
"Kamu masak apa bar?" Tanya Celsi
"Masak omlet buat sarapan kita" Jawabnya
"Kamu ada rencana hari ini?" Tanya Celsi lagi
"Mungkin bekerja dari rumah saja" Jawab nya lagi
"Emmm oke"
"Emang kamu mau kemana?" Tanya bara balik
"Belum tahu sihh lihat nanti saja" Jawab nya
"Ouhhh oke" pertanyaan singkat dengan jawaban singkat pula percakapan keduanya memang masih sangat kaku jika berada di dalam rumah, hubungan pernikahan kontrak mereka sangat-sangat terlihat nyata.
Setelah sarapan yang di siapkan oleh bara selesai semuanya dia hidangkan di meja makan dan keduanya pun menikmati omlet buatan bara itu.
Sarapan dengan fokus kemakanan saja membuat keduanya semakin canggung satu sama lain, terutama Celsi apalagi saat mengingat perkataan bara tadi dia jadi merasa sangat bersalah kenapa harus ketiduran di dalam mobil.
Selesai menyantap makanan itu dengan kecepatan tinggi Celsi pun berterimakasih dan beranjak dari meja makan menuju kamar nya lagi "Makasih untuk sarapannya" ucap nya lalu langsung memutar balik badannya.
Belum sempat bara menjawab nya wanita itu sudah menghilang dari pandangan bara, tatapan kosong bara menunjukkan ada sesuatu yang di pikirkan tentang wanita itu.
Kembali ke dalam kamar nya, lagi dan lagi dia menatap dirinya di cermin dan mengajak dirinya mengobrol "Ternyata punya kehidupan yang kamu impikan itu susah banget yah Celsi, tapi kamu berhasil sejauh ini, kamu benar-benar wanita cantik yang gigih, jangan menyerah sebelum semuanya selesai yahh, aku yakin kamu bisa" Ucap nya sambil menatap dirinya
Semoga suka yahh sama kelanjutannya dan nantikan terus update an nya
aku sudah mampir ya thor,like dan iklan buatmu agar semangat 😎