Naina, seorang gadis muda berbakat, adalah salah satu penghuni panti asuhan. Saat ia bersekolah di sekolah menengah elit, dia pintar dan cantik, dinaksir oleh banyak laki-laki, dan juga iri dari banyak gadis.
Tapi dia tidak peduli dengan semua itu, situasi ekonomi ibu panti semakin memburuk, bahkan dia mendapat kesempatan untuk belajar di luar negeri, dia harus melepaskannya, dia harus lulus secepatnya dan mencari pekerjaan yang stabil untuk membantu saudara-saudaranya di panti asuhan, dan juga untuk meringankan beban ibu panti.
Namun, tidak ada yang tahu, termasuk ibu panti, bahwa Naina adalah seorang hacker dan dikenal sebagai "UZZA", yang merupakan singkatan dari "Yang Terkuat", dan menghasilkan banyak uang dari bisnis lain.
"Naina, mengapa kamu masih bekerja jika kamu begitu kaya?"
"Aku tidak ingin ibu panti mengira aku mencuri uang!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hah?! Asisten Pribadi?
Di restoran
Sintya mengumpulkan semua pegawai, sebelum memulai aktivitas.
'Ada apa ya?'
'Kasih bonus kali'
'Baru juga kemaren, jangan asal tebak deh. Rakus banget sama duit'
'Kan cuma nebak mbak, ga bisa di ajak becanda nih mbaknya.'
"Pagi semua, maaf sudah mengganggu aktivitas kalian. Hari ini, kita akan kedatangan orang baru. Dia gadis yang masih sangat muda, namun saya yakin bila kemampuannya ada di atas kalian. Bukan saya menyepelekan, tapi saya bicara sesuai Fakta. Perlakukan dia sebagai teman, rekan dan juga partner, jadi saya minta... TAK ADA YANG NAMANYA SENIOR ataupun JUNOR di tempat ini, terutama untuk kamu MAYA. Cukup sekali saya mendapatkan aduan tidak baik tentang kamu, kamu sudah kena SP. Jadi jagalah sikap kamu, bila masih mau bekerja di sini." terang Sintya, orang yang di maksud Sintya pun menunduk. Ia mengepalkan kedua tangannya di belakang punggungnya, menahan amarah.
'Lihat saja, aku pasti akan menggantikan posisimu dan menendangmu dari sini.' gumamnya dalam hati
"Kalian paham?!"
"Paham bu" jawab mereka serentak
Tak lama setelah pasukin bubar, Naina mun tiba.
"Selamat pagi" ucapnya tersenyum, tentu saja para pegawai pria terpesona melihatnya. Dan terjadilah saling sikut, juga bisik-bisik tetangga🤣.
'Sstt... cantiknya kelewatan.'
'Daun muda cuy'
'Mundur gua mah, bu Sintya aja tadi bilang kalo dia itu kemampuannya di atas kita.'
"Pagi" jawab mereka
"Hai, kamu yang kemarinkan. Mmm... Nai, iyakan?" sapa Mira seraya menepuk pelan pundak Nai dan memberikan senyum terbaiknya.
"Iya kak, mohon bantuannya." jawab Naina tak kalah ramah
"Bu Sintya sudah menunggumu di ruangannya, temuilah terlebih dahulu." ucap Mira
"Baiklah, terimaksih. Aku menghadap bu Sintya terlebih dahulu kalau begitu." jawab Naina, Mira mengangguk dan pergi melanjutkan pekerjaannya dan Naina berlalu pergi ke ruangan bu Sintya
tok tok
"Masuk"
"Pagi bu"
"Kau sudah sampai?" di angguki Nai
"Pekerjaanmu adalah menjadi asisten pribadiku, karena aku akan lebih sering pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri. Dan kamu akan menggantikan tugasku di sini, mengawasi semua pegawai." ucap Sintya to the point
"Tapi bu? Saya hanya lulusan SMA, dan lagipula bukankah ada pegawai yang lebih berhak dengan lamanya dia bekerja di sini." ucap Naina yang merasa keberatan, pasalnya ia tak mau adanya kecemburuan sosial. Apalgi di sini ia hanya anak baru, dengan pendidikan SMA.
"Lamanya bekerja tidak bisa menjadi jaminan seseorang bisa dan paham bagaimana cara kerja suatu usaha. Bukan aku meremehkan kualitas mereka, hanya saja aku yakin padamu. Semua bukti yang sudah aku lihat, membuatku semakin yakin bila kamu lebih dari sanggup." jawab Sintya
Naina menarik nafas dan menghembuskannya dengan pelan.
"Ibu yakin, hal ini tidak menimbulkan kecemburuan sosial?" tanya Naina
"Bohong kalau aku mengatakan tidak akan ada, di dunia kerja pasti akan ada orang yang selalu merasa iri melihat kesuksesan temannya. Tapi itu tidak akan mengubah keputusanku untuk menempatkan kamu di sampingku, ingat!! Jabatanmu lebih tinggi di sini, jangan diam saja bila ada yang menindasmu. Jangan merasa tak enakan pada yang lain, bila ia memang membuat kesalahan, jangan segan untuk menegur mereka. Jangan sungkan melindungi rekanmu yang sedang tertindas, aku tidak akan menyalahkan mu. Karena aku percaya kamu bukan hanya baik dari luar saja, kamu memiliki inner beauty yang sangat nyata.." jawab Sintya tegas
Naina menatap Sintya, mau tak mau ia akhirnya menganggukan kepalanya.
"Tapi, aku boleh membantu teman yang lain kan?" tanya Naina lagi
"Tentu saja, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau. Membantu temanmu menjadi waiters ataupun kasir, tak masalah." jawab Sintya
Naina mengangguk tersenyum, setidaknya ia masih di perbolehkan menggunakan tenaganya.
"Ini kartu ATM milikmu, beli pakaian yang menunjang jabatnmu sebagai asistenku. Untuk hari ini aku memaklumi pakaianmu, selamat bergabung." ucap Seraya memberikan kartu persegi panjang tersebut pada Naina
"Tak ada penolakan, dan no pinnya adalah tanggal ulang tahunmu." lanjutnya lagi saat melihat Naina hendak mengembalikan kartu tersebut. Naina pun menerima kartu tersebut dan menyimpannya di dalam tas.
"Oya, lokermu di ruangan ini. Jadi taruh tas milikmu di lemari itu, sekarang aku akan pergi keluar terlebih dahulu. Aku akan bertemu klient yang akan me reservasi restoran ini, untuk acara ulangtahun putranya. Jadi, pekerjaan pertamamu adalah...."
BRUUKK
"Tolong periksa berkas ini, urutkan sesuai tanggal. Teliti di setiap pemasukan dan pengeluaran, kamu sesuaikan dengan yang ada di komputer. Pisahkan map yang terbukti adanya selisih, bisakan? Pasti bisa dan harus bisa, kalau begitu aku pergi dulu. Selamat bersenang-senang dengan tumpukan kertas itu." ucap Sintya seraya pergi meninggalkan ruangan
Sedangkan Naina terlihat menurunkan pundaknya ke bawah, melihat begitu banyaknya map yang ada di atas meja.
"Bisa, kamu bisa Naina. Ini sudah biasa kamu alami, tapi ini sangat banyak. Bisaaaaa.... semangat Naina." ucap Naina memberi semangat pada dirinya sendiri, dengan mengepalkan kedua tangannya sejajar dengan wajahnya. Sedangkan Sintya yang masih ada di balik pintu, menahan tawanya.
"Maaf, tapi kamu harus bisa melawan kejamnya dunia tipu-tipu ini. Ken benar-benar keterlaluan, hanya gara menahan gadisnya di tempat. Malah memberikan dia pekerjaan sebanyak itu, sinting." gumam Sintya seraya melangkah pergi
"Mir" panggil Sintya saat berpapasan
"Iya bu?"
"Tolong buatkan minuman untuk Nai dan antar ke ruangan saya, sekarang ia adalah asisten saya. Jadi apapun keputusannya adalah keputusanku, tolong bantu dia agar bisa menyesuaikan diri." titah Sintya
"Siap bu" Sintya mengangguk dan berlalu pergi
.
.
.
"Darimana kamu punya uang buat bawa ibu ke rumah sakit nak? Tambah lagi kamar ini, bagaimana kita akan membayar nya? Kalaupun kamu udah dapat kerja, ga mungkin dalam satu hari menghasilkan uang sebanyak ini dan hari ini kamu juga tidak ada berangkat untuk kerja." tanya ibu Satria, Satria yang sedang mengupas kulit apel pun menghentikan kegiatannya dan menatap sang ibu.
"Bu" Satria menyimpan apel dan pisau di atas piring yang ada di atas nakas.
"Apa ibu percaya bila di dunia ini ada seorang malaikat tak bersayap?" tanya Satria seraya menggenggam tangan ibunya
"Maksudmu?"
"Kemarin, saat pulang mnecari kerja. Satria naik bis, saat itu pikiran Satria benar-benar gelap. Memikirkan kondisi ibu yang semakin menurun dan juga ibu belum makan sejak kemarin. Akhirnya membuat Satria berbuat nekat untuk mencopet seseorang yang duduk di sebelah Satria..." ucapan Satria terpotong
"APA?! Jadi kamu biayain ibu di rawat, dari hasil nyopet? Uang haram, hah?!" bentak sang ibu, karena terkejut mendengar jawaban putranya. Ia juga menepis tangan Satria.
"Dengarkan aku dulu ibu, aku belum selesai bercerita" ucap Satria yang berusaha menggenggam kembali tangan sang ibu
"Ibu tau? Orang yang akan Satria copet, mengetahui apa niat Satria..."
Satria pun menceritakan kejadian kemarin, sampai dimana Naina memanggil seseorang untuk membawa sang ibu ke Rumah Sakit dan membayarkan semua biayanya.
"Dan ibu tau tidak, Naina juga memberikan pekerjaan pada Satria. Dia menawarkan Satria untuk membantu bundanya menjadi pengawas di Panti Asuhan milik bunda nya." ibu Satria merasa terharu mendengarnya, ia benar-benar tak percaya bila masih ada orang baik di dunia ini.
"Lalu, mana gadis itu?"
...****************...
...Happy Reading all💞💞...