Warning ⚠️ ini Novel 🌶️🙈
"Jangan pura-pura, Daniar! Aku tahu kamu masih cinta padaku," ujar Leonard, suaranya bergetar dengan gairah.
"Tolong Mas! Lepaskan aku, ini salah, aku tidak bisa melakukan ini. Aku sudah memiliki anak." Daniar berusaha kabur.
"Aku tidak peduli pada statusmu. Hanya kamu! Hanya kamu wanita yang aku inginkan!"
Cinta lama yang tak terlupakan, gairah yang tak terkendali. Leonard, mantan suaminya, kembali mengisi hidup Daniar. Kenyataannya mereka masih sama-sama saling cinta. Apakah Daniar akan memilih cinta lama atau mempertahankan pernikahan keduanya?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Sesampainya di meja kerjanya, Calista langsung mengambil ponsel dan menelepon ayah Leonard, James. Suara James terdengar dari seberang telepon, "Halo, cantik. Ada apa tiba-tiba menelepon?" 📞
Calista mengambil napas dalam-dalam sebelum melaporkan kegagalannya. "Bos, aku belum berhasil menggoda putramu. Dia terlalu mencintai istrinya," keluh Calista dengan nada yang sedikit putus asa.📞
James berdehem kesal, suaranya terdengar tegas dan tidak sabar. "Aku pikir kamu sudah memiliki rencana yang baik. Sekarang, aku ingin kamu melakukan sesuatu yang lebih agresif! Jangan membuang waktu lagi! Aku mau kamu memisahkan mereka secepatnya!" desak James dengan nada yang keras.📞
Calista menghela nafas panjang, merasa sedikit tertekan oleh tuntutan James. "Selama sebulan ini, aku sudah mencoba segala cara, Bos. Aku bahkan pura-pura jatuh ke pangkuannya, tapi dia malah mendorongku kasar. Aku sampai mengalami cedera pinggang," protes Calista dengan kesal.📞
James terdiam sejenak, kemudian berbicara dengan nada yang lebih dingin. "Aku tidak peduli dengan cedera pinggangmu, Calista. Aku hanya peduli dengan hasil. Dan hasil yang aku inginkan adalah memisahkan Leonard dan istrinya." 📞
Calista merasa sedikit takut dengan nada James yang dingin dan mengintimidasi. Dia tahu bahwa James tidak akan ragu-ragu untuk melakukan apa pun demi mencapai tujuannya, bahkan dengan cara kriminal sekalipun.
"Baik, Bos," kata Calista dengan nada yang sedikit gemetar. "Aku akan mencoba lagi. Tapi kali ini aku butuh bantuanmu supaya rencanaku bisa berjalan dengan cepat."📞
James terdiam sejenak, kemudian berbicara lagi dengan nada yang sedikit lebih lembut. "Jangan khawatir soal itu, Cantik. Katakan apa yang perlu aku lakukan supaya rencana mu berhasil." ucapnya sambil tertawa jahat. 📞
...*****...
Kediaman Leonard dan Daniar.
Leonard dan Daniar semakin berhasrat untuk memiliki momongan. Mereka menghabiskan hari-hari mereka dengan penuh gairah, tidak pernah absen dari aktivitas intim. Dimanapun, kapanpun tidak hanya di kamar tidur, mereka juga melakukannya di ruang keluarga, taman belakang, kolam renang, dan bahkan di ruangan membaca.
Para pelayan di rumah mereka sampai merasa risih dengan keintiman yang terus-menerus ditampilkan oleh sang majikan. Namun, tidak ada yang berani protes, karena mereka semua tahu bahwa Leonard dan Daniar adalah pasangan yang sangat mencintai satu sama lain, siapa yang berani mengganggu kebahagiaan pasutri itu.
"Kalian tahu, seminggu ini aku hampir gila!" celetuk Rani sambil berbisik. "Tuan dan nyonya selalu khilaf, tidak tahu tempat dan waktu."
Di ruang laundry, tiga pelayan wanita muda, Rani, Lestari, dan Yasmin, berbisik-bisik sambil melakukan pekerjaan mereka. Mereka mengeluarkan kain sprei dari mesin cuci dan memilah baju-baju yang akan dicuci sesuai warna.
Lestari langsung bisa menebak. "Oh ya, aku tahu apa maksudmu. Soal tuan dan nyonya yang selalu melakukan hal-hal tidak pantas dimanapun, saat di rumah ini."
Yasmin mencondongkan tubuhnya dan berbisik, "Sudah tidak heran jika para pekerja rumah membicarakan soal perbuatan tidak senonoh tuan dan nyonya."
Rani melanjutkan, "Padahal dulu aku selalu melihat Nyonya menderita, sampai mau bunuh diri di depan Tuan."
Yasmin langsung menutup mulut Rani dengan tangan dan berbisik, "Ssstt!! Jangan keras-keras, pak Ruben kan sudah memperingatkan kita untuk tidak membahas masalah kdrt dulu."
Lestari mengutarakan pendapatnya, "Tapi sebagai wanita aku sendiri tidak terima, kalau aku di posisi Nyonya."
Yasmin berbisik, "Iya, sejujurnya aku juga tidak paham kenapa nyonya masih mau bersama tuan."
Rani tertawa kecil dan mengacungkan kedua jari, jempol dan telunjuk, lalu bergerak menggeseknya. "Karena uang, say."
Lestari memutar malas kedua bola matanya dan berbisik, "Yah tidak heran juga, wanita jaman sekarang, lebih baik jadi korban kdrt daripada tidak punya uang," cebik Lestari.
Sejak Daniar keluar dari rumah sakit, telah beredar gossip di antara para pekerja rumah, mereka mengatakan bahwa sang nyonya adalah wanita yang mata duitan.
Disisi lain, di ruangan yang berbeda.
"Ah...ha...." Daniar merintih, tubuhnya terus diguncang kencang dari belakang.
Selesai menembak sekali, Leonard mengubah posisi, ia membalikkan tubuh istrinya, tepat di bawahnya, lalu siap menguasainya lagi.
"Aahh..." Daniar kembali men d esah saat benda tumpul milik Leonard kembali memasukinya.
"Oh, sayang.... Milikmu tetap sempit, buat aku ketagihan." e r an g Leonard, terus menggerakkan pinggulnya dengan kecepatan turbo. Dan semburan hangat kembali meluncur memenuhi rahim sang Istri.
Setelah mencapai puncak kepuasan, mereka berbaring bersama, saling berpelukan di atas ranjang yang basah. Irama nafas mereka menjadi satu, dalam keintiman yang hangat, setelah melakukan hubungan yang penuh gairah.
Leonard tersenyum riang, "Aku akan memberikanmu bayi yang lucu, honey. Nantinya, dia pasti akan mirip denganmu."
Daniar terharu mendengar kata-kata itu. Dulu, Leonard tidak menginginkan anak, tapi sekarang dia telah berubah menjadi sosok pria yang penuh kehangatan dan lucu. Daniar membayangkan bahwa jika anak mereka laki-laki, dia pasti akan mirip dengan Leonard.
"Tadi siang, tiba-tiba ayah meneleponku," kata Leonard sambil memeluk istrinya.
"Hmm... Apa katanya?" tanya Daniar, penasaran.
"Ayah, mengundang kita untuk makan malam spesial di istananya," jawab Leonard dengan senyum.
"Makan malam spesial?" ulang Daniar. "Apa ada acara khusus?"
"Tidak, ayahku hanya ingin menghabiskan waktu bersama kita. Jadi, kita harus siap-siap untuk pergi ke istananya besok."
"Baiklah, aku siap dandan yang cantik," kata Daniar dengan senyum.
Meskipun berusaha terlihat tenang, hati Daniar tetap merasa tidak nyaman. "Semoga tidak ada hal buruk yang terjadi di sana," batinnya bergemuruh dengan kecemasan.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**