Dimas Seorang pekerja supir truk yang gak sengaja menabrak pekerja kantoran, tapi anehnya pandanganya gelap dan dia muncul didunia lain.
Sistem dewa naga terkuat menemani perjalananya menuju puncak kekuatan, dengan berbagai misinya Dimas mendapatkan berbagai harta yang sangat kuat.
Bagaimana perjalanan Dimas, Ikuti kisah keseruanya.
Gas... gua bakal up tiap hari sesuai mood, mungkin 2 chapter sampai 5 chapter perhari, kalau lagi mood bisa lebih.
Maaf jika ada kesalahan pada cerita, karena author hanya manusia, bukan nabi Boy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10 - Kehancuran Kerajaan Wu
Beberapa saat setelah pertempuran berakhir, Dimas merasa lega. Kerajaan Wu yang dulunya sangat megah kini sudah terpuruk, tanpa pemimpin yang kuat. Semua yang ada di kerajaan itu—tentara, pemimpin kecil, dan para pejabat—sudah jatuh ke tangan Dimas. Dia telah mengalahkan mereka semua tanpa ampun, menghancurkan kekuatan mereka satu per satu. Saat dia melihat kerusakan yang telah ditinggalkan di kerajaan itu, Dimas merasa tidak ada lagi yang bisa menghalanginya. Kini, seluruh kerajaan itu tampak hancur berantakan, dan dia merasa kemenangan ini adalah miliknya.
Putri Alexa yang menyaksikan semuanya, melihat Dimas dengan tatapan penuh kekaguman. Meskipun begitu, ada juga sedikit kekhawatiran di matanya, mengetahui betapa kuat dan berbahayanya pria yang kini berdiri di depannya. Ketika Dimas melihat ke arah Alexa, dia tersenyum tipis. "Kamu baik-baik saja?" tanya Dimas dengan nada datar, meskipun dalam hatinya dia merasa lega bahwa Alexa tetap selamat.
Putri Alexa mengangguk, meskipun tubuhnya masih terasa sedikit gemetar akibat kekacauan yang baru saja terjadi. "Aku baik-baik saja," jawabnya, suaranya agak bergetar. Dia menghampiri Dimas, ingin memastikan bahwa Dimas tidak terluka sedikit pun.
Sementara itu, suasana di dalam kerajaan Wu benar-benar kacau. Semua orang yang masih ada di sana, para prajurit, pembesar, bahkan rakyat biasa, memohon ampun kepada Dimas. Mereka semua takut pada apa yang telah terjadi. Kerajaan mereka yang dulu kuat, kini runtuh di tangan seorang asing. Namun, Dimas sama sekali tidak peduli pada mereka. Tidak ada sedikit pun rasa belas kasihan di dalam hatinya. Baginya, mereka hanyalah bagian dari permainan besar yang dia jalani.
Dimas menarik tangan Putri Alexa dengan lembut, dan tanpa berkata-kata, dia menggendongnya di pelukanya, memutuskan untuk pergi dari sana. Alexa, meskipun masih merasa malu, tidak bisa menahan senyum tipis yang terukir di wajahnya. Dia merasa aman dalam pelukan Dimas, meskipun di sisi lain, dia merasa sedikit canggung karena tidak terbiasa dengan perhatian yang diberikan oleh Dimas.
---
Di benua lain, seorang pria duduk dalam posisi meditasi di dalam sebuah ruangan besar. Matanya terpejam, dan auranya terasa sangat kuat, bahkan bisa dirasakan oleh siapa pun yang ada di sekitarnya. Tiba-tiba, dia merasakan sesuatu yang ganjil. Giok milik muridnya, Wu Dong, pecah. Giok itu adalah simbol kehidupan dan kekuatan murid-murid di bawah bimbingannya. Ketika giok itu pecah, itu adalah pertanda kematian. Hatinya tersentak. Murid yang paling dia banggakan, Wu Dong, telah tewas.
Kemarahan mulai muncul di wajah pria itu. Dengan cepat, dia membuka matanya, dan dalam sekejap, aura yang sangat menakutkan memancar dari tubuhnya. Seketika itu juga, seluruh sekte pedang jiwa yang berada di sekitarnya merasakan adanya gelombang kekuatan yang mengerikan, membuat setiap orang di dalamnya merasa panik. Para murid dan orang-orang yang ada di sekitar merasa seakan-akan dunia ini akan runtuh dalam sekejap. Dalam keadaan emosi yang membara, pria itu bersumpah untuk membalas dendam atas kematian muridnya.
"Siapa pun yang membunuh Wu Dong akan merasakan kemarahan aku," katanya dengan suara dalam yang penuh dengan ancaman. Tak lama kemudian, dia memberi perintah kepada beberapa muridnya untuk menyelidiki penyebab kematian Wu Dong, dan siapa pun yang terlibat harus dihadapkan padanya. Mereka semua akan dibayar dengan darah.
---
Sementara itu, di kejauhan, Dimas dan Putri Alexa terbang meninggalkan kerajaan Wu, menuju kota berikutnya, kota Lianggang. Mereka terbang tinggi di atas langit biru, dengan Dimas yang menggendong Alexa di pelukanya. Pemandangan dari atas sangat indah, dan Dimas menikmati setiap detik perjalanannya. Dia memandang ke bawah, melihat dunia kecil yang terhampar di bawah mereka, seolah-olah dia bisa menguasai segalanya. Alexa, yang merasakan kehangatan dari pelukan Dimas, merasa sedikit malu, tapi dia tidak bisa menahan rasa kagumnya terhadap Dimas.
Setelah beberapa saat, mereka tiba di kota Lianggang. Kota ini dikenal sebagai kota kecantikan, tempat di mana banyak wanita cantik berkerumun, dan juga tempat favorit para pria yang ingin bersenang-senang. Kota ini tidak hanya terkenal dengan kecantikannya, tapi juga dikenal sebagai rumah bagi bordil terbaik di seluruh benua ini. Atmosfer di kota ini sangat ramai, penuh dengan orang-orang yang sibuk, suara hiruk-pikuk pasar, dan lampu-lampu yang terang benderang.
Sesampainya di gerbang kota Lianggang, Dimas dan Alexa harus melewati pemeriksaan ketat oleh penjaga kota. Mereka sangat berhati-hati karena mereka tahu bahwa kota ini sering kali menjadi tempat persembunyian bagi penjahat atau orang-orang yang melarikan diri. Namun, saat pemeriksaan berlangsung, Dimas merasa ada sesuatu yang berbeda. Sistem di dalam benaknya berbunyi, memberitahunya bahwa dia telah menyelesaikan tugas tersembunyi, yaitu membunuh Wu Dong.
"Anda telah menyelesaikan tugas tersembunyi: Membunuh Wu Dong. Anda mendapatkan 1 buku teknik berpedang. Level tubuh naga Anda telah meningkat menjadi 2 persen," kata sistem dalam pikiran Dimas.
Tubuh Dimas mulai mengembang sedikit, aura naga yang kuat keluar dari tubuhnya, mengguncang seluruh area di sekitar gerbang. Para penjaga yang semula tampak tegas kini langsung merasa ketakutan. Mereka yang awalnya curiga terhadap siapa Dimas, kini berubah menjadi cemas. Aura naga yang mengerikan yang dipancarkan oleh Dimas membuat mereka tidak bisa berkata apa-apa. Mereka segera memberikan izin untuk Dimas dan Alexa untuk masuk.
Setelah mereka memasuki kota, Alexa menatap Dimas dengan mata berbinar, penuh dengan kekaguman. "Dimas, terobosanmu… luar biasa," katanya dengan suara lembut. Dimas hanya tersenyum tipis, menjawabnya dengan sederhana. "Aku baru saja memulai, Alexa."
Kota Lianggang sangat ramai, dan ketika Dimas dan Alexa berjalan bersama, banyak mata yang tertuju pada mereka. Terutama pada Dimas, yang dengan wajah tampan dan tubuh yang penuh kekuatan, menarik perhatian banyak wanita. Para wanita itu berbisik-bisik, saling berusaha mendekati Dimas, terpesona oleh aura kuat yang dipancarkan darinya. Namun, Dimas yang tidak peduli pada perhatian tersebut, dengan cepat melompat, menggendong Alexa, dan membawa mereka berdua menjauh dari kerumunan.
Mereka berdua akhirnya memasuki sebuah gang yang sepi dan memutuskan untuk membeli topeng, untuk menjaga identitas mereka tetap aman. Namun, di kejauhan, seseorang sedang mengawasi mereka. Wanita cantik yang memperhatikan Dimas di kota Lanxiang, masih mengingat Dimas dengan jelas. Dari dalam manor, dia memperhatikan Dimas dengan tatapan penuh minat. "Pria ini sungguh menarik," katanya pelan, seakan memutuskan untuk terus mengawasi pria yang penuh misteri itu.
---
Bersambungg..