NovelToon NovelToon
Genius Twins Boy

Genius Twins Boy

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius
Popularitas:5.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: emmarisma

"Apa kamu sudah menemukan informasi tentangnya, Jackson?"

"Sudah, Kak. Aku yakin dia adalah dady kita."

Dua bocah laki-laki berusia 7 tahun itu kini menatap ke arah layar komputer mereka bersama-sama. Mereka melihat foto seorang Pria dengan tatapan datar dan dingin. Namun, dia memiliki wajah yang sangat tampan rupawan.

"Jarret, Jackson apa yang kalian lakukan?" Tiba-tiba suara seseorang membuat kedua bocah itu tersentak kaget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon emmarisma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10. Ada Apa Dengan Ben?

Malam harinya, Giani terbangun karena merasa perutnya mual luar biasa. Dia bangkit dari tidurnya dan bergegas masuk ke kamar mandi.

Huek!

Huek!

Berkali-kali Giani mencoba memuntahkan isi perutnya. Namun, tidak ada apapun yang bisa dia keluarkan. Dia bersandar lemas di bawah wastafel. Giani mengusap perutnya.

"Sayang, mommy rela kalau kalian tinggal di perut mommy, tapi jangan buat momy menderita. Jangan hanya mommy, Kalian juga harus buat daddy kalian merasakannya," ujar Giani. Namun, tak lama gadis itu tertawa sembari mengusap sudut matanya yang berair.

"Mommy pasti sudah gila. Daddy? bahkan mommy saja tidak tahu siapa yang telah mencetak kalian di perut mommy," ujar Giani.

Dia berdiri dengan susah payah dan kembali ke ranjangnya, Giani mengelus perutnya dengan lembut. "Jangan nakal, ya, Sayang. Mommy di sini sendirian. Kalau kalian buat mommy menderita begini. Itu tidak adil." Giani kembali merebahkan tubuhnya, dia berusaha memejamkan mata dan mencoba kembali tidur.

Sementara itu, di tempat lain. Wajah Ben tampak kesal. Pierre dan Roger membawa banyak wanita, sedang Ben tetap duduk dengan tenang meskipun sejak tadi dia merasakan perasaan aneh.

"Aku pulang dulu," ujar Ben datar.

"Ayolah, Ben. Sekali-sekali nikmati pestanya," kata Roger.

"Kepalaku pusing."

"Kau bahkan baru minum satu gelas. Hargailah. Pesta ini aku buat khusus untukmu."

"Aku tidak berselera. Perutku sejak tadi terasa aneh."

"Ck ... pandai sekali beralasan."

"Terserah. Hari ini aku yang akan bayar minuman kalian." Ben segera keluar dari ruangan itu diikuti oleh Ramos. Ben berjalan dengan cepat menuju toilet, Dia segera masuk dan berusaha memuntahkan isi perutnya. Entah kenapa sejak tadi Ben merasa perutnya tidak karuan. Keringat dingin mulai membasahi kening pria itu. Ben tampak sangat lemah saat ini.

Ramos segera menghubungi Arthur dan meminta pria itu untuk ikut mengawal Benjamin. Sepertinya tuannya sedang sakit.

"Apa anda mau diantar ke rumah sakit, Tuan?"

"Tidak perlu, Kau pikir aku kenapa? ini pasti gara-gara minuman tadi."

Ramos hanya diam tak lagi menanggapi. Atasannya itu adalah pria yang terkenal jago minum, tapi mana mungkin hanya gara-gara segelas wine dia langsung muntah begini.

Ramos memapah tubuh tegap Ben. Saat melewati lorong, sekumpulan pria menabrak bahu Ben hingga Ramos ikut terhuyung. Saat para pria itu sama sekali tidak meminta maaf. Ben langsung berbalik dan menahan bahu pria yang menabraknya tadi.

"Apa yang kau lakukan?" tanya pria itu menatap tak suka ke arah tangan Ben yang menahan bahunya.

"Kau menabrakku dan kau diam saja. Di mana etikamu?" ujar Ben.

"Dasar banci, begitu saja di permasalahkan."

Ramos mengusap wajahnya kasar. Pasti sebentar lagi pekerjaannya akan bertambah. Pria itu memilih menyandarkan tubuhnya di dinding. Dia lebih memilih menjadi penonton.

Ben yang mendengar makian pria itu, wajahnya seketika bereaksi. Tak mau membuang waktu, Ben langsung melayangkan pukulan telak di rahang pria itu.

Seketika suasana berubah gaduh. Arthur dan anak buahnya segera merapat dan membantu Ben. Sedang Ramos memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

Perkelahian itu berakhir tak imbang. Pria-pria tadi telah terkapar tak berdaya. Berapa pihak keamanan baru muncul karena tak berani menganggu Ben, sahabat dari pemilik klub itu.

Ben pergi begitu saja. Dia lupa jika tadi kondisinya sangat buruk setelah keluar dari ruangan tempat kedua temannya berpesta.

Selama dalam perjalanan menuju mansion, tiba-tiba ada yang menembaki mobil yang ditumpangi Ben. Pria itu hanya mendesah. Mobilnya sudah dimodifikasi dengan tehnologi tinggi. Bahkan ban mobilnya di pesan khusus anti peluru.

"Siapa yang berani mengusikku. Giring mereka ke markas. Hubungi oorang-orang kita untuk mengepung mereka."

"Baik, Tuan." ujar Ramos. Arthur masih fokus menyetir. Sesekali dia membelokkan mobilnya. Orang-orang yang mengikuti Ben sama sekali tak menyangka, jika mereka akan digiring masuk ke kawasan tempat di mana markas besar kelompok mafia Ben berada.

"Apa mereka itu sekawanan tikus?" Mereka bahkan tidak tahu jika sedang digiring ke markas."

"Aku yakin, mungkin rasa percaya diri mereka cukup tinggi, Tuan."

"Dasar sekumpulan sampah. Sisakan satu orang untuk kita introgasi nanti."

"Baik, Tuan."

Ben kembali diam, perutnya kembali bergejolak. Rasanya mual sekali. Dia memejamkan mata dan menutup mulutnya.

"Lebih cepat lagi Arthur! Aku mau muntah."

Arthur dengan sigap langsung menginjak gas dalam-dalam. Tanah yang semula rata tiba-tiba bergetar dan mobil yang di kemudian Arthur masuk ke lorong bawah tanah.

Dua mobil yang mengikuti Mobil Ben tadi berhenti tepat di mana mobil Ben menghilang. Namun, tak lama banyak lampu sorot yang mengarah ke mobil itu. Puluhan anak buah Ben mengelilingi kedua mobil itu dengan membawa senjata api.

"Turun kalian!"

***

Sementara itu, setelah mobil Arthur berhenti, Ben turun dan langsung muntah di depan kedua orang kepercayaannya. Arthur dan Ramos saling melempar tatapan. Sebenarnya ada apa dengan atasannya itu?

"Ramon, antar aku ke ruanganku dan bawakan aku obat yang kemarin."

"Baik, Tuan." Ramon membantu Ben berjalan. Ben bukannya lemah. Hanya saja rasa mual dan akibat terus menerus muntah membuat tenaga Ben seakan terkuras.

Setibanya di ruangan pribadi Ben, Ramos menyerahkan obat ciptaan Benjamin sendiri. Pria itu mengambil sebutir dan menelannya tanpa air.

"Sial, sebenarnya apa yang terjadi. Apa jangan-jangan Roger menaruh sesuatu di minumanku?"

"Saya rasa tidak mungkin, Tuan."

"Apa Paolo sudah memberikan laporan?" tanya Ben sembari mengusap tengkuknya.

"Sudah, Tuan. Dia masih belum menemukan nona Giani. Tadi Paolo datang ke Universitas nona Giani, tapi Nona sudah tidak ada di sana, tapi bukankah anda sudah menarik Paolo?"

Ben menoleh menatap Ramos. "Jika aku berkata hanya ingin apa kau akan percaya?"

"Tentu saja, Tuan," ujar Ramos

"Mana mungkin?" batin pria itu juga.

Ramos mulai memikirkan mungkin tuannya terkena virgin efek, tapi bagi dia yang sering berpikir rasional mana mungkin ada hal seperti itu.

"Kenapa kau diam, Ramos? kau meragukan ucapanku?"

"Ti-tidak, Tuan."

"Sejak malam itu aku selalu merasa bersalah padanya. Dia bahkan mungkin sampai sekarang tidak tahu siapa orang yang telah merenggut keperawanannya."

Ramos lagi-lagi terdiam. Mungkin ada benarnya juga apa yang dikatakan oleh tuannya itu. Atasannya itu merasa bersalah sehingga timbul rasa tanggung jawab kepada gadis itu.

"Saya akan menambah orang untuk mengawasi nona Giana. Bila perlu saya akan menyuruh mereka menyamar untuk bisa selalu dekat dengan nona Giani.

"Tidak perlu sampai begitu. Bagaimana jika mereka malah jatuh cinta pada Giana?"

"Ya ...?" Ramos terkejut mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh atasannya itu.

"Bagaimana kalau Paolo dan orangmu yang lainnya malah jatuh cinta pada Giani?" tanya Ben, wajahnya langsung berubah gusar.

1
Ryyan Arjuna
mantap bro
Glenn
Luar biasa
Nurul Qomariyah
ak suka thema dengan latar luar negeri tapi ya tentu sikonya jangan dirubah ...
Noni Diani
Luar biasa
Noni Diani
Lumayan
Arie
Luar biasa
Sur Yhanie
jadi ini cerita ortunya Celin dan si kembar
Elie Suryani II
Luar biasa
Wagiyem Ibune Wilda
ngeri
Wagiyem Ibune Wilda
baru hadir
Joel Natan Tarigan
diana cantik...jarett nti bucin
Joel Natan Tarigan
diana calon jarett
Latifah Herawati
Luar biasa
aphrodite
luar biasa Jared
aphrodite
kau terlalu overthinking..bersikaplah biasa tapi jangan terlalu berharap..bersikap drastis seperti ini malah mengecewakan..bersikap sebagai teman mungkin lebih baik daripada pelayan majikan
aphrodite
di awal sebelum Giani pergi kau sudah tau
aphrodite
atuh yg tegas sama pembunuh ayahmu..si buat gila saja kalo tidak mau membunuh
aphrodite
mafia ceroboh
aphrodite
jangan2 dia anak kandung ibu tirimu
aphrodite
cih alesan...pengecut mah pengecut bae..7th atuh nu eling..7th musuhnya masih sama anaknya Rodrigues..apalagi 2 uler masih hidup dg enak sampe sekarang..mafia apaan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!