NovelToon NovelToon
Gejolak Cinta Tuan Erick

Gejolak Cinta Tuan Erick

Status: tamat
Genre:Tamat / One Night Stand / Percintaan Konglomerat / Teen Angst / Diam-Diam Cinta
Popularitas:531.6k
Nilai: 4.6
Nama Author: Park alra

"Berapa uang yang harus saya keluarkan untuk membeli satu malam mu?"

Erick Davidson, pria tajir dengan sejuta pesona, hendak menjebak seorang gadis yang bekerja sebagai personal assistan nya, untuk jatuh ke dalam pelukannya.

Elena cempaka, gadis biasa yang memiliki kehidupan flat tiba-tiba seperti di ajak ke roler coster yang membuat hidupnya jungkir balik setelah tuan Erick Davidson yang berkuasa ingin membayar satu malam bersama dirinya dengan alasan pria itu ingin memiliki anak tanpa pernikahan.

Bagaimana kisah cinta mereka? ikuti bersama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Park alra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

GCTE | Bab 10

Malam semakin merangkak naik, sebuah mobil kijang Innova keluaran terbaru berhenti di pekarangan asri yang di penuhi pot-pot tanaman di sekitarnya.

"Jadi ini tempat tinggal mu?" Marvin bertanya setelah Elena keluar lebih dulu dari mobilnya, laki-laki itu nampak intens memperhatikan setiap detail bangunan di hadapannya.

"Iya, beginilah kak.Apa adanya, namanya juga anak perantauan di kota besar." Elena terlihat tak percaya diri ketika mengatakan itu.

Marvin sedikit tergelak dengan jawaban Elena, pria tinggi itu mengalihkan tatapannya ke gadis yang kini tersenyum padanya, mata Marvin saat memandang Elena begitu teduh lalu ia tersenyum mengacak pucuk kepala Elena dengan sayang.

"My princess. Aku bangga padamu, kau berjuang dan berdiri dengan kakimu sendiri, dan sekarang kau berhak dengan semua hasil yang kau dapatkan." tersenyum penuh kehangatan, kemudian tangan kokoh Marvin berpindah mengusap lembut pipi Elena, membuat gadis itu ikut terlena dengan semua kasih sayang yang di berikan nya.

"Tempat tinggal mu bagus, sangat cocok dengan pekerjaan mu yang seorang sekretaris di perusahaan besar. Aku bangga dengan semua pencapaian yang kau dapatkan," ucap Marvin dengan tulus.

"Terimakasih kak." gadis itu mengambil tangan Marvin yang berada di pipinya, meremas sekilas menyalurkan rasa hangat dan nyaman.

"Ada banyak cerita yang tertunda, aku akan mengunjungi mu di lain waktu. Jangan bosan bertemu dengan ku lagi." kelakar pria itu, Elena tertawa.

"Baiklah, aku pamit. Jaga dirimu baik-baik." lanjutnya.

"Iya, hati-hati kak."

Marvin mengangguk.

Keduanya saling melempar pandang, sebelum akhirnya ikatan tangan mereka terlepas dan Marvin melambai sekilas lalu pria itu masuk ke dalam mobilnya kembali.

Elena balas melambai tangan hingga mobil laki-laki tersebut menghilang di tikungan. Di kaca spion mobil Marvin masih sempat melihat Elena yang melambai padanya hingga membuat pria itu tak bisa untuk tak tersenyum lantas menggeleng seraya mendengkus geli.

**

"Kamu gak asik." Clarissa mengerucutkan bibir saat mobil yang di kendarai Erick berhenti.

"Kamu gak ngomong, gak minum ataupun berdansa di pesta tadi. Kamu bahkan gak memuji penampilan ku malam ini." Clarissa semakin menggelembungkan pipi nya dengan wajah tertekuk, gadis itu menyilang kan tangan di depan dada.

"Kau cantik," kata Erick kemudian, tak ingin keadaan semakin runyam.

"Benarkah?" Clarissa seketika menatap wajahnya. "So sweet," ucap wanita itu, seperti hilang sudah kemarahannya beberapa saat lalu hanya karena pernyataan sederhana itu.

"Baiklah, jangan marah lagi. I'm sorry tapi aku banyak pekerjaan yang harus di selesaikan segera."

"Jadi kau akan pergi?" wajah Clarissa seketika meredup. Ada mendung yang menggelayut di sana.

"I'm sorry." ada sorot penyesalan di mata Erick, karena tak bisa menepati janjinya pada wanita itu. Tak seperti saat mereka kecil dulu.

"It's okay, aku mengerti. Tapi bolehkah aku mengunjungi mu di perusahaan mu besok. Jam makan siang, kita makan bersama, janji?" Clarissa menyodorkan jari kelingkingnya.

Erick tergelak, tak menyangka Clarissa masih mengingat kebiasaan kecil mereka dulu.

"Baiklah, janji." jari kelingking mereka saling bertaut tanda janji harus terpenuhi kali ini.

"Okay, kau bisa bawa mobil sendiri kan?"

"Iya, aku bisa."

"Mmm, hati-hati."

"Tunggu." Clarissa menahan bahu Erick.

Cup! kecupan singkat kembali berlabuh di pipi pria itu.

"Good night," kata Clarissa kemudian dengan malu-malu.

Erick tertegun sesaat, lalu mengacak rambut Clarissa sekilas membuat wanita itu semakin bersemu di buat nya.

Sementara Erick ia beranggapan tindakan Clarissa itu adalah bentuk kasih sayang seorang sahabat namun Clarissa berbicara lain. Ia memiliki perasaan yang lebih dari seorang sahabat untuk pria berahang tegas tersebut.

Kemudian Erick keluar, dari kaca mobil yang hampir tertutup sepenuhnya, Clarissa menatap punggung Erick yang semakin jauh.

"Bisakah kita lebih dari sahabat, Erickson?"

**

"Ciee ... yang pulangnya di anterin cowok. Siapa itu?"

Baru memasuki pintu, Elena di kagetkan dengan kedatangan Dea yang tiba-tiba, seperti Mbah kun membuat Elena terjingkat karenanya.

"Astaga! kau ngagetin aja deh!" gemas, Elena menimpuk bokong gadis itu dengan tas nya, yang terkena hanya cengengesan saja seperti orang gila.

"Ayo bilang, udah dapat gantinya nih ye." Dea menaik turunkan alisnya, menggoda. Kebetulan ia yang mendengar suara deru mobil di halaman, mengintip dari jendela melihat temannya yang di antar pulang oleh seorang pemuda, tak bisa untuk tak kepo untuk satu hal ini.

Elena menggelengkan kepalanya. "Astaga, yang tadi nganterin aku tuh kak Marvin, udah lama aku gak ketemu dia lagi tau."

"Kak Marvin? kak Marvin siapa?" kening gadis berkulit sawo matang itu berkerut. Memang, Dea tak sempat melihat wajah pria yang mengantar Elena karena posisi pria itu yang memunggungi nya.

"Kau lupa? pemuda yang sempat kau lihat saat kelulusan SMA kita, itu kak Marvin. Yang ku perkenalkan sebagai kakak ku."

Mata Dea tajam melirik ke segala arah, lalu gadis itu teringat hingga membuat netranya terbalalak.

"Oallah Marvin yang buat semua temen kelas kita langsung klepek-klepek waktu liat dia. Marvin yang ganteng itu mirip oppa korea?!!"

"Ya itu." mereka saling tergelak.

"Ya amsyong. Kenapa gak bilang sih, aku juga ingin ketemu kalau gitu."

"Ya udah pulang orangnya gimana sih." Elena geleng-geleng kepala dengan kelakukan sahabatnya ini.

"Astaga! astaga! sekarang dia gimana? makin ganteng aja gak?" gadis itu semakin heboh setelah Elena memberitahukannya.

Elena tersenyum jahil. "Pengen tau doang atau pengen tau banget?".

"Ish Elen yang bener! aku naksir tau sama kakak mu itu. Ayo ceritain."

"Besok aja deh." Elena berlalu memasuki kamar mandi.

"Elena!!" misuh-misuh Dea di buatnya. "Ceritain dong ihh!"

"Tidur, jangan sampai karena cerita ke kamu, aku jadi telat masuk kerja dan kena semprot bos killer ku lagi!"

**

Pagi nya Elena sudah siap dengan pakaian formal nya, seperti biasa rambut gadis itu akan di kuncir kuda. Kali ini penampilan Elena terlihat semakin segar setelah ijin tiga hari untuk tidak masuk.

"Beneran kamu mau masuk kerja hari ini?" tanya Dea yang sedang mengambil air dingin di lemari es.Gadis itu bekerja sebagai seorang desain grafis di sebuah perusahaan percetakan tak jauh dari tempat mereka tinggal. Tak ayal membuat nya masih terlihat santai pagi ini karena ia masih punya waktu untuk nya berleha- leha sebentar sebelum masuk kerja. Kebiasaan!

"Iya dong, aku udah ngambil laporan untuk tiga hari ini dari Tari,untung saja dia yang menggantikan tempat ku, kalau saja yang lain,Huh ... aku tidak tahu akan sepusing apa dia menghadapi Tuan Erick Davidson."

Dea tertawa. "Mr. perfeksionis,jangan di lawan." kerlingnya.

Elena tersenyum, "Ya udah aku berangkat dulu ya."

"Eh, tunggu.Kau dengar gak?" mendadak Dea membeku di tempat. Indera pendengaran nya di tajamkan demi mendengar suara yang menganggu telinga nya.

"Apa?" Elena ikut terdiam. Suasana mendadak hening.

"Ada suara deru mobil.Jangan- jangan itu kak Marvin- mu yang menjemput mu kemari." cetusnya.

"Ah, jangan mengada-ada, dia seorang dokter yang sibuk. mana ada pagi-pagi buta kesini." Elena mengelak.

"Tunggu, biar aku intip dulu." Dea berlari, melihat ke jendela yang mengarah keluar, setelah mengintip dari tirai gorden yang di singkap, tingkahnya mendadak heboh.Ia berjingkrak-jingkrak kegirangan.

"Elena lihat, siapa yang datang untuk menjemput mu!"

1
fayna
sama mas dokter aja clar 🫰🏻
Mayora
tenanglah Elena,,,tuh ada Erick💜💜💜
Flowers
Lumayan
Aris Bos
Menarik tapi kok konfliknya panjang bangat
Devi Handayani
duh bahagia nya bila dicintai😍😍😍😍
Devi Handayani
bagus erick ini baru laki..... punya prinsip👍🏻👍🏻👍🏻😍😍😍
Devi Handayani
bisa yaa begicuu.... oke deh😌😌😅😅
Devi Handayani
waduhh 😳😳😳😳😳😳
Devi Handayani
yaahhhhhh😩😩😩😩
Devi Handayani
jangan kasih nikah ama bagas dong thor elenanya 😒😒😒😒
Devi Handayani
aahhh..... so tuittt deh pak bos😍😍😍😍
Devi Handayani
wow kaka ketemu gede🤭😁😁
Devi Handayani
lanjut thor😍😍
Devi Handayani
semoga ada malaikat tanpa sayap nolongin elena.... yang sabar yaa😥😥😥
Devi Handayani
waahhh cowo matre cowo matre ga ada otak nyeee..... ke laut sje sono😒😒😒😒
Inar Fajar
Kecewa
deta
jangan dulu tamat donk thor.... kasih lah bagaimana kehidupan erick dan elena setelah menikah dan punya anak...
Sry Ainun
haduh GK sabar pengen lanjut cerita Marvin deh
Sry Ainun
aduh selamat kan dua" nya thor
Rahmi Rahmi
rasaiin itu mona
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!