Di desa penggarit, hiduplah seorang Tuan Muda bernama galih yang terbuang dari keluarganya sendiri karena fitnah dari kakak dan adiknya sendiri
Suatu hari, galih bertemu dengan satu ekor monyet putih yang terjebak di akar akar pohon di gunung pangrango.
galih tidak mengetahui bahwa monyet itu adalah sebenarnya sosok jin khodam yang menjelma menjadi monyet.
Namun, hubungan antara galih dan condromowo tidaklah sederhana. Mereka harus menghadapi berbagai macam tantangan dan bahaya yang mengancam desa mereka. Mereka juga harus menghadapi kebenaran tentang masa lalu galih dan kekuatan yang sebenarnya dimilikinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pergi
Galih melaksanakan kewajibanya di salah satu masjid di daerah tersebut.
"Ya Allah jika benar ini ujian darimu, tolong kuatkan hamba ya allah hamba sudah tidak memiliki siapa siapa lagi hanya engkau lah yang hamba miliki saat ini tolong jangan tinggalkan hamba ya Allah." doa galih dengan air mata yang mengalir hatinya kembali sakit mengingat ayahnya sendiri mengusirnya.
Walaupun galih hidup bergelimangan harta dan terkenal sangat pintar, tetapi galih tidak pernah melupakan siapa tuhannya.
Setelah galih melaksanakan kewajibanya, galih mengaji di masjid tersebut hingga jam enam pagi. galih mencari sarapan.
Setelah memakan sarapanya, galih mengganti bajunya dengan kemeja putih dan celana panjang hitam hendak melamar kerja.
***
Waktu berjalan cepat galih berjalan keluar dari salah satu perusahaan, dengan wajah murung.
Bagaimana tidak? galih sudah tidak bisa bekerja di perusahaan manapun, karena namanya sudah di blacklist.
"Kenapa namaku bisa di blacklist?" ucap galih dalam hati.
"Hahaha kasian ga keterima kerja." ucap citra yang tiba tiba datang.
"Mba citra, kenapa bisa ada di sini?" tanya galih
"Yah terserah aku dong, mau kemana." jawab citra
"Kenapa wajahmu murung dek, ga keterima kerja yah?" ucap citra sambil tertawa meledek
Galih mengerutkan keningnya, karena citra seperti sengaja meledekanya.
"Apa mba dan rizky yang udah memfitnahku?" tanya galih
"Benar, kami yang sudah memfitnahmu." ucap rizky yang juga ikut datang
"Kamu, memanganya apa salahku pada kalian?" tanya galih dengan wajah merah menahan amarah
"Salahmu padaku cuma satu karena kamu sudah merebut kasih sayang kedua orang tua kita, mereka selalu memuji mujimu padahal aku juga ikut berpartisipasi besar dalam membesarkan bisnis keluarga kita. tapi kenapa hanya kamu yang di puji." ucap citra
"Jadi cuman karena itu, kalian benar benar jahat. kalian apa kalian tidak mengagapku saudara sampai kalian tega melakukan semua itu."
"Bukan cuman itu, kamu juga punya salah padaku bang." ucap rizky
"Salah apa?" Tanya galih galih heran karena dia tidak merasa berbuat salah pada rizky.
"Kemarin aku mendengar percakapan ayah dan ibu, bahwa kau yang akan di tunjuk sebagai Pewaris utama keluarga pratama, kau hanya pintar aku memiliki kekuatan tapi kenapa malah kau yang di tunjuk sebagai Pewaris utama aku tidak terima." ucap rizky
"Jadi hanya karena harta dan pujian,kalian rela mengorbankan saudara kalian sendiri, mulai sekarang aku tidak menganggap kalian kakak Dan adikku lagi."
"Persetan, aku tidak perduli mau kau menganggap kami apa, kami tidak perduli yang penting sekarang aku, dan mba citra berhasil mengusirmu selamat jadi gembel di jalanan."
"Oh yah, aku dan mba citra yang sudah memblaclistmu agar kamu tidak bisa bekerja di perusahaan manapun."
Galih sudah sangat emosi wajah memerah menahan amarah.
"Apa kau. mau marah." ucap rizky
Rizky maju, dan mendorong galih. galih terdorong kebelakang beberapa langkah.
Krak!! krak!!
Rizky, citra, dan galih. membelalakan matanya melihat tanah yang di pijak galih retak.
Galih merasa ada yang ingin masuk dalam tubuhnya, tetapi galih menahanya.
"Astafiruallah." ada apa ini ucap galih, galih heran melihat tanah yang di pijaknya retak, dan tubuhnya merasa ada yang mau memasuki, galih terus beristighfar hingga akhirnya tubuh galih kembali tenang.
Galih beradu tatap dengan kakak, dan adiknya sesaat setelah beberapa saat galih memilih pergi.
"Kenapa bang galih tidak jatuh tersungkur? seharusnya tadi dia jatuh tetapi kenapa malah tanahnya yang retak." rizky heran karena dia mendorong galih bukan dengan dorongan biasa tetapi dengan dorongan yang sangat keras.
"Dek, apa galih sekarang punya kemampuan." tanya citra membuyarkan lamunan rizky
"Entahlah mba aku tidak merasakan aura apa apa di tubuh bang galih, selama ini dia juga hanya sibuk bekerja kurasa dia tadi memang sudah bersiap." jawab rizky mencoba berfikir postif walaupun dalam benaknya merasa heran karena bagaimanapun kekuatan rizky bukan main main, bahkan sudah terkenal sangat kuat sebagai tuan muda rizky dari keluarga pratama.
"Aghhhhh!!" teriak galih dalam mobil
"Dasar saudara kurang ajar, selama ini aku sangat tulus menyayangi mereka tetapi apa yang aku dapat malah aku yang di buang." ucap galih dalam hati
"Astafirullah, astafiruallah, astaghfiruallah kuatkan hamba ya Allah."
Tiba tiba galih teringat bisikan gagal pagi tadi.
"Apa tadi itu petunjuk." gumam galih.
Setelah beberapa saat mengelilingi kota bekasi, galih memilih duduk tanah lapang dengan pemandangan danau di depanya.
Galih saat ini berada di danau situ gede bekasi, galih memandangi pemandangan danau nampak banyak orang orang yang sedang memancing sedangkan dirinya merenung memikirkan bagaimana hidupnya nanti.
"Aku sudah di blacklist dari perusahaan gara gara mereka berdua." ucap galih dalam hati
"Apa aku buka usaha aja yah, tapi modal dari mana?" tanya galih dalam hati
Galih memandangi mobilnya, galih berfikir untuk menjual mobilnya dan membuka usaha.
"Tetapi pasti mereka berdua kembali mengganggu. ucap galih, mereka yang di maksud adalah citra dan rizky bagaimanapun, citra dan rizky pasti akan membuat hidup galih susah karena mereka yakin galih bisa sukses di luar sana.
"Apa aku tinggal di desa aja yah, setelah lama berfikir galih memilih pergi dari tempat tersebut.
Galih sudah memutuskan untuk pergi jauh dari kota bekasi, dan tinggal di desa walaupun hidup sederhana tetapi dia bisa hidup damai tanpa gangguan kedua saudaranya.
Saat itu juga galih menjual mobilnya, dan galih membeli beberapa pakaian.
Galih meneteng tas besar berisi pakaian, galih menaiki ojek online dengan tujuan terminal.
Beberapa menit perjalanan galih sampai di terminal, galih memandangi pemandangan terakhir kota bekasi sesaat sebelum pergi.
"Semoga bisa menemukan kebahagian." ucap galih dalam hati galih berjalan masuk menaiki bus.
***
Sementara itu di kediaman keluarga pratama, nampak pak sandi memandangi pemandangan kota di balkon lantai atas dengan ekspreksi yang sulit di artikan.
"Apa benar galih melakukan semua ini, rasanya sulit di percaya." ucap pak sandi dalam hati
Pak sandi mengambil ponselnya menelphone salah satu anak buahnya.
"aku punya tugas untukmu, cari tahu kebenaran tentang kasus galih, apa benar dia mabuk mabukan bersama wanita." ucap pak sandi
"Baik tuan." ucap rendi salah satu anak buah kepercayaan pak sandi.
Pak sandi langsung menutup telephonenya.
Dari balik pintu rizky mendengar pembicaraan pak sandi, dia menggertakan giginya karena ayahnya masih saja perduli dengan galih, padahal dia sudah memfitnah galih dengan sangat rapih dan dengan bantuan dari citra hingga galih tidak punya alibi pada waktu itu.
"Siapa yang di suruh oleh ayah kalau saja aku tahu orangnya, aku pasti akan mengehentikanya." ucap rizky dalam hati karena pak sandi tidak menyebutkan nama orang yang di hubunginya.
Hingga akhirnya rizky memilih pergi dari balik pintu dengan ekspreksi jengkel.