19+
Pertemuan mereka tidak pernah direncanakan, kejadiannya terlalu cepat memicu permusuhan juga Entahlah apa yang salah dia tak mengingat nya sama sekali. Yang terakhir kalinya antara mereka.
Berbagai konflik terjadi saling menyakiti dan rasa bersalah, serta cinta tersimpan dalam hati. Akankah mereka bersama atau akan berpisah.
Ini kisahnya mohon di skip aja jika tak suka jika suka di like aja.. author tak mau banyak komentar tapi terimakasih sudah mampir dan like juga vote and gift.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sumi Yati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Friend with benefit
Vano masuk ke dalam apartemen miliknya bersama dengan Sonia. Meletakkan kresek besar, memindahkan isi nya ke almari dingin. Setelah itu ia ke kamarnya tanpa menoleh ke arah kamarnya Sonia. Ia pikir wanita itu kelelahan dan tertidur pulas bersama dengan lelaki itu. Ia sudah menerima transfer uang sesuai kesepakatan nya.
Ia pun tertidur pulas setelah mengontak atik ponselnya sejenak. Karena kesunyiannya yang membuat matanya mengantuk lalu tertidur.
*****
Afrizal membuka matanya perlahan menatap punggung putih wanita yang menjadi partner ranjangnya semalaman. Ia tak ingat wajahnya yang jelas ia mabuk berat saat jamuan makan malam bersama para investor.
"Mhmm." Lenguhan panjang dari wanita itu dengan menggeliat membalikkan badannya ke arah Afrizal.
"Morning sayang. " Sapa Tania saat membuka matanya mengusap rahang Afrizal. Bahkan ia bangkit mencium bibir nya sekilas lalu memejamkan matanya lagi.
"Aku masih ngantuk sayang. Semalaman kau tak mengakhiri permainan mu. Aku butuh waktu sedikit." Gumamnya, saat Afrizal bangkit dari ranjang.
Lelaki itu menelepon asisten nya untuk membawakan pakaiannya setelah itu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Aku akan memperjelas status kita. Kita hanya partner kerja tak lebih jangan mengharapkan apapun." Kata Afrizal saat melihat Tania keluar dari kamar mandi.
Afrizal mengancingkan jas nya bangkit menatapnya tajam. "Aku tahu, lagi kau bukan lelaki pertama bagiku. Bahkan aku akan meminum pil ini? Kau lihat kan?" Tania memperlihatkan sesuatu, benda yang dikenali Afrizal.
"Smart girl." Seru Afrizal mengusap pipinya, di sambut ciuman di tangan nya oleh Tania. Mereka mendekat saling bertukar slavina sesaat hingga kehabisan pasokan udara. "Kapan pun aku siap untuk mu sayang. Aku mencintaimu, tapi aku tahu kau siapa." Ucapnya manja.
Afrizal mengusapkan jarinya pada bibirnya berkata, " Terimakasih sayang kau selalu di samping ku jika Mereka melakukan sesuatu untuk menjebak ku."
"Kau juga memanjakan ku aku harus membalasnya. Friend with benefit. Kau memberikan yang ku butuhkan juga aku melengkapi kebutuhan mu." Jawab Tania.
Tania Wijaya partner kerja juga merangkap partner ranjangnya Afrizal sangat manja dan imut di mata Afrizal. Semalam salah satu investor bermaksud untuk menjebak nya namun dapat di handle Tania yang mendampingi nya saat pertemuan.
Lampu merah menyala saat Adam memelankan laju mobil sport miliknya, ada beberapa orang berlalu lalang di zebra cross di depannya. Seorang remaja muncul dengan cepat mencongkel spion nya, bukan satu namun dua. "****." Makinya memekik keras namun hendak keluar namun traffic light berganti hijau.
"Ikhlaskan saja Mas." Teriak remaja laki-laki itu berlalu begitu saja dengan senyuman manis itu.
Mobilnya melaju ke depan dan nampak motor matic bergerak melaluinya dengan gesit dan diparkir sembarangan dipinggir jalan. Melompat ke arahnya remaja itu. Yang mencuri spionnya. Itu seorang wanita Adam melihat nya, mengikutinya dari belakang. Berlari ke arah hilangnya remaja laki-laki itu. Ia melihat ada tanda pengenal di pinggang juga senpi di pinggang rampingnya. Adegan selanjutnya adalah kejar mengejar terjadi di pagi itu.
Jalanan padat kendaraan juga para pedagang kaki lima. Maling ini jelas berani juga tergolong nekat. Adam mengutuknya," Kenapa juga ia ikut berlari-lari pagi mengejar mereka. Kurang kerjaan. Ia bukan pengangguran yang tak punya kerjaan.
Ia memiliki posisi, uang dan properti lainnya, berapa sih spion mobil harga nya? Tak sebanding dengan jumlah uangnya. Ia tak mengerti tiba-tiba saja ikut saja mengikutinya.
"Berhentilah percuma kau lari itu jalan buntu!" Teriak Andita, di sela nafasnya tersengal melirik ke belakangnya yakni Adam yang menyusulnya.
"kakak cantik, pergi aja. Jangan sampai aku menyakiti mu." Ujar dua remaja laki-laki itu. Mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.
Spionnya masuk di tas punggungnya itulah keyakinan Andita. Ia melihat tindak kriminal yang dilakukan oleh mereka.
"Mengapa? Apakah kalian takut jika aku kalahkan?" Balik Andita bertanya menatapnya sekilas dengan bersikap tenang.
Sreeet. Buk. Suara tendangan, pukulannya keduanya menyerang Andita dan dapat ditepis oleh Andita. Adam melongo hingga mundur beberapa langkah.
Baru kali pertama melihat seorang wanita mahir beladiri, lincah menangkis juga menyerangnya balik. Klik. Bunyi denting borgolnya terpasang apik di kedua tangannya.
" Duduklah dengan tenang jangan sampai aku kehilangan sabar sama kalian!" Andita memborgol keduanya, bersisian tak bisa mengelak dan tangan satunya ia ikat dengan tali sepatu yang ada di pinggang nya.
Kedua bocah-bocah itu saling membelakangi tak berkutik lagi. Andita menekan pundaknya sehingga keduanya berjongkok di tempat. "Halo ada tindak kriminal di...." Suara Andita bergema di telinga Adam tak lagi jelas. Lelaki itu terpesona karena tindakan Andita.
Tak lama datanglah dua petugas kepolisian berseragam tersebut dan menggiring mereka Andita juga menunjuk ke arah Adam ,lagi lelaki itu hanya bengong dan mengangguk mengiyakan walaupun dia tak menyimak perkataan petugas kepolisian didepan nya.
Andita berlalu begitu saja membawa motor matic nya meneruskan perjalanan nya. Meninggalkan Adam dan petugas kepolisian berseragam tersebut, bersama tersangka. Andita harusnya melapor kepada atasannya karena absen dalam tugasnya sebagai intelejen, karena itu pasti rekannya akan kesulitan karena tugasnya dikerjakan oleh rekannya.
"Kau tak perlu menyesal karena itu. Bukankah kau mengganti nya dengan lembur ? Jadi sebagai teman kau juga memberikan keuntungan bagi kami."
"Membawa makanan juga minuman untuk kami disini, bukankah sama saja Friends with benefit? Sebagai tebusan rasa bersalah mu?" Celetuk Dewa.
Andita hanya menundukkan kepalanya," Benar juga hubungan antara mereka selain partner kerja juga friend with benefit. Karena jika rekannya akan melakukan hal itu juga. Bukan hanya dia saja. Andita hanya tersenyum menanggapinya matanya menatap ke sembarang arah.
Tama, Samudra, juga Bima hanya menyimak perkataan mereka dengan sibuk dengan tugas nya masing-masing. Andita telat datang bukan tak memahami kasus yang tengah mereka tangani.
Melainkan karena cuti mendadak juga keterlambatan datang karena insiden kecil di jalan raya beberapa saat lalu. Wanita itu langsung duduk membaca berkas-berkas tersebut tanpa melihat atasan nya.
Sementara itu Adam celingukan mencari keberadaan Andita yang menghilang dari pandangan mata nya. Setelah masuk ke dalam markas besar kepolisian.
Lelaki itu tertarik pada pesona Andita yang dilihatnya untuk kedua kalinya. Lelaki itu langsung mengenali wanita itu walaupun rambutnya berbeda.
Sekarang Andita berambut cepak dan menatapnya sekilas tanpa acuh. Berbeda saat di night clubs. Kerlingan yang menggoda pada siapapun yang dilaluinya kala itu.
"Ternyata dia petugas kepolisian yang menyamar menjadi salah satu penghuni malam." Batinnya sambil tersenyum sendiri tanpa memperhatikan petugas kepolisian didepannya yang terheran-heran melihat tingkahnya yang aneh.
Adam tak tahu saja wanita itu sudah terikat dengan Afrizal sahabatnya itu.Jika mengetahui nya akankah ia terpesona dengan kecantikan nya?
amalan nya apa..end nya siapa
mungkin mak kau pun murahan 🤣🤣🤣
xada rasa penyesalan selepas merogol anak dara org yg ternyata masih bervirgin