kisah ini bercerita tentang gadis muda berusia 21 tahun bernama Alya, Alya terpaksa menerima tawaran menikah dari dosen kampusnya yang usianya 37 tahun bernama Rafa, Rafa meminta Alya mengandung anaknya karena istrinya tidak bisa memberikan keturunan. lambat Laun benih cinta diantara mereka mulai tumbuh, dari sinilah timbul masalah baru, istri sang dosen tidak rela suaminya membagi cinta dengan alya. dapatkah Rafa mempertahankan dan membuat Alya di akui sebagai istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu?
Alya merasa tidak nyaman dengan tatapan dingin Rafa, ketakutan semakin menjadi saat pria itu memintanya maju menjelaskan apa yang baru saja ia sampaikan
"Alya, apa saja faktor yang saya sebutkan tadi"
Alya menautkan jemarinya, semakin gugup, ia sama sekali tidak menyimak apa yang Rafa jelaskan, Alya hanya menunduk tidak berani menatap wajah Rafa, apa yang Rafa sampai kan dan jelaskan sama sekali tidak ia fokuskan.
"alya, saya tanya sekaligus lagi, apa yang tadi saya sebutkan"
diam, Alya hanya diam, keringat mulai bercucuran membasahi dahinya
"ALYAA, kamu tuli, kenapa hanya diam saja"
"saya tanya sekali lagi, faktor apa saja yang saya sebutkan tadi"
"lihat saya, Alya"
Alya memberanikan diri menatap wajah tegas Rafa, di Bentak di depan teman sekelas, sungguh sangat membuat hatinya terluka, setengah mati, Alya menahan agar tidak meneteskan air matanya, karena bentakan Rafa
"kamu perhatikan, atau enggak saat saya mengajar tadi"
"merhatiin ma--pak" jawab Alya gugup, hampir saja ia, memanggil Rafa dengan sebutan mas
"terus, apa ini , Kenapa saat saya bertanya, kamu diam"
"satu pun faktor gak ada yang kamu tau, di kepala kamu cuman ada cowok yaa, jadi apa yang saya jelaskan tidak bisa masuk ke dalam otak mu" cukup sudah, Alya tidak mampu lagi membendung air matanya, ia tatap layang Rafa yang duduk bersandar di punggung kursi
"maaf pak, saya bukan perempuan seperti itu"Rafa berdecak, ia benarkan dasi yang tidak miring sama sekali, Hanya untuk mengalihkan amarahnya
"terus apaa, emang benar kan di otak kamu cuman ada cowok"
"CUKUP PAK, bapak gak punya hak sama sekali mengatakan hal itu tentang saya" Semua mata mahasiswa yang ada di kelas itu tertuju pada Alya,baru kali ini ada mahasiswa yang berani membentak dosennya, apa lagi itu Rafa, dosen yang terkenal galak
"kamu membentak saya, Bernai sekali kamu, sekarang keluar dari kelas saya, KELUAR DARI KELAS SAYA, SEKARANG JUGAA"
Alya tidak membantah, dengan langkah cepat tanpa memperdulikan siapa pun, termasuk panggilan Jihan, ia rapikan buku di atas meja, Keluar dari kelas Rafa.
"sudah cukup dramanya, lanjutkan apa yang kalian tulis"
....
angin pantai menerpa dengan tenang wajah kecil wanita yang duduk sendiri di salah satu kursi, air mata tidak lagi mengalir, hanya saja bengkak terlihat jelas di kedua matanya. Duduk di pantai adalah salah satu cara Alya menghilangkan sedikit amarah akan hinaan Rafa saat di kelas tadi, panggilan Rafa tidak ia hiraukan, Alya mematikan ponsel nya.
langit senja begitu indah untuk di lewatkan, meskipun keindahan hanya sesaat, tapi cukup menghibur bagi Alya.
sebentar lagi memasuki waktu magrib, Alya juga sudah puas duduk sendiri di sana, ia kenakan lagi jaket yang tadi ia lepas.
sepeda motor ia arahkan menuju salah satu masjid terdekat untuk melaksanakan sholat magrib.
selesai sholat, Alya lanjutkan membaca surah Al Kahfi, karena malam ini malam Jum'at, selesai mengaji, Alya lanjutkan dengan sholat isya, tepat pukul 9 malam, wanita itu telah sampai di rumah nya, ia mengira Rafa tidak ada di rumah nya, tapi dugaannya salah, ia tau pria itu akan melanjutkan amarah nya yang tadi tertunda, bisa saja amarah itu semakin menjadi sekarang, karena keterlambatan kepulauan nya.
Alya sedikit ragu, ia ingin kembali mengendarai motornya, tapi panggilan lantang Rafa, membatalkan niatnya
"MASUUUK ALYAA" sesaat Alya menutup matanya, di parkiran nya motor di samping mobil Rafa, tangan nya di tarik dengan kasar saat sampai di ambang pintu.
"mass, sakiit" cicit Alya, Rafa tidak peduli, tangan kecilnya itu di tarik masuk ke dalam kamar, setelah memastikan pintu utama terkunci
"mass, lepas" dengan sekali hentak, Rafa berhasil membuat Alya jatuh ke atas kasur, wanita itu mundur perlahan melihat Rafa yang membuka bajunya dengan kasar
"ma--mas mau apa"
"kenapa, Hem, bukannya ini yang kamu mau"
Rafa menarik kaki alya agar lebih mendekat, tas yang Alya gunakan ia lepas dengan kasar, tidak sampai di situ, dengan sekali tarik, Rafa berhasil membuat kancing baju Alya terbuka secara paksa.
"dari mana kamu, Hem"
Alya diam dengan air mata berderai, hal itu semakin membuat darah Rafa mendidih
"Jawab, ALYA, JANGAN HANYA DIAAAM, KEMANA KAMU"
"mas jangan kaya gini, aku takut, aku gak tau salah aku dimana, dari tadi di kelas kamu marah - marah gak jelas"
"gak jelas kamu bilang" Alya di buat terkejut saat, Rafa sudah berada di atas tubuhnya
tatapan amarah, penuh nafsu, bisa Alya rasakan dari tatapan pria itu
"Kamu kira saya gak tau, saya lihat kamu jalan dengan Azam"
flashback on
"ini pak "
"makasih mbak " Rafa berharap hadiah yang ia bawa bisa membuat amarah Naila mereda, begitulah biasanya Rafa meredam kemarahan sang istri.
Tanpa sengaja ia melihat istri mudanya yang asik mengobrol dengan pria yang tidak asing untuk nya, untuk yang kedua kali, Rafa melihat alya menghabiskan waktu bersama azzam, karena emosi yang memuncak Rafa tidak lagi menyadari kehadiran Jihan di samping Alya.
flashback off
"mass, aku gak jalan berdua, ada jihan juga di sana mass"
"pembohong kamu, saya lihat semuanya Alya "
"mass, aku berkata jujur, aku cuman Nemenin azzam nyari hadiah untuk adik perempuannya"
Rafa menyibak rambutnya yang menutupi wajah
"kamu gak akan saya ijinkan ke kampus dalam satu bulan ini, satu bulan ini kamu harus terus di rumah melayani saya"
"aku gak mau mas, mas gak punya hak melarang aku buat ke kampus "
"masa bodoh Alya, kamu itu sudah saya bayar, tubuh kamu ini sudah saya bayar lunas, dan kamu gak punya hak untuk apapun itu kecuali menurut apa kata saya"
seakan benda tajam menghunus jantungnya begitu dalam, sakit akan perkataan Rafa sangat melukai perasaannya, Alya tidak bisa lagi mengatakan apapun, cukup air mata yang menandakan betapa dalam luka yang pria itu berikan untuk nya.
malam ini akan menjadi malam panjang menyakitkan untuk Alya, tubuh lelahnya di paksa tetap kuat melayani suaminya yang dengan emosi memuncak tanpa mau mengentikan permainan nya.
...
di jam 2 dini hari, Alya bangun dengan tubuh yang rasanya ingin remuk, selimut tebal ia gunakan untuk menutupi tubuh polos nya, tangan nya terkepal menatap wajah teduh pria yang sudah menjadi penyebab akan setiap rasa sakit yang ia terima sekarang.
selesai mandi wajib, Alya memasang alat sholat nya, ua lebih memilih keluar dari kamar itu dari pada mendirikan sholat tahajud di kamar yang Sama dengan Rafa yang tidur di ranjangnya.
rintihan doa Alya panjatkan setelah melaksanakan rangkaian ibadah malam rutin yang ia kerjakan, lirihan pada sang pencipta Alya curahkan di hadapannya, rasa sakit yang tidak bisa ia bagikan pada siapapun, Alya ceritakan semuanya pada sang pencipta.
"Ya Allah berilah hamba kesabaran tak terhingga dalam menghadapi semuanya, hamba pernah mendengar jika sebelum di lahirkan manusia telah diperlihatkan jalan hidupnya, entah apa yang akhirnya membuat hamba memilih untuk di lahirkan dan menjalani semuanya, tapi hamba yakin suatu hari nanti bahagia itu akan hamba dapatkan, hamba hanya menginginkan beri hamba rasa ikhlas yang luas, rasa sabar yang besar, lapangan hati hamba menerima semuanya, Aamiin ya Allah "
tapi Kenapa ya like' nya dikit ya