Sesion Pertama Mafia Psikopat Jatuh Cinta
Sesion Ke dua Pemuas Ranjang Sang Mafia
Daka putra pertama adalah seorang mafia yang sangat di takuti di negara itu hingga dirinya bertemu dengan seorang gadis yang bernama Veni dan ingin menikah dengannya tapi demi karirnya sebagai artis Veni menolaknya. Daka mengijinkannya merintis karir di luar negri asalkan mau menyerahkan harta berharganya yang selama ini di jaga dan Veni terpaksa menyetujuinya. Sebenarnya itu alasan Daka agar agar Veni segera hamil dan berhenti menjadi seorang artis karena dirinya ingin menikah.
Veni yang tidak ingin dirinya hamil terlebih Daka seorang pria miskin terpaksa menjebak kakak kembarnya yang bernama Venisa di sebuah hotel bintang lima dan berakhir Venisa menikah dengan Daka.
Siapa yang di pilih Daka istrinya yang baru dinikahi atau Veni yang menyesali perbuatannya dan ingin kembali padanya?
Ikuti yuk novelku dengan judul Pemuas Ranjang Sang Mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jujur
grep
bruk
Daka yang melihat Venisa turun membuat Daka dengan cepat melepaskan seat belt kemudian turun dari mobil. Daka yang melihat Venisa sedang menyebrang membuat Daka tengok kanan dan kiri barulah dirinya menyeberang jalan.
Tiba - tiba mata elangnya melihat ada sebuah truk dari kejauhan dengan kecepatan tinggi berjalan dengan oleng hingga melewati pembatas jalan hingga truk tersebut berlawanan arah di mana Venisa sedang menyebrang.
Tanpa memperdulikan keselamatannya Daka berlari dengan cepat kemudian menarik tangan Venisa dengan cepat bertepatan truk tersebut berusaha membanting stir mobil ke arah samping hingga menabrak dua rumah kosong hingga tidak menimbulkan korban jiwa hanya sopir dan kenek mengalami luka - luka.
Grep
"Terima kasih, hiks ... hiks ..." ucap Venisa sambil terisak karena dirinya sangat terkejut dengan kejadian barusan sambil memeluk Daka.
"Kamu tahu, aku sangat takut kehilanganmu lain kali tunggu aku," ucap Daka sambil membalas pelukan Venisa dengan tubuh gemetar.
"Iya maafkan aku," jawab Venisa sangat terharu dengan ucapan Daka.
"Tokonya ada di sebelah sana setelah itu kita langsung pergi saja," ucap Venisa sambil melepaskan pelukannya namun Daka dengan erat memeluk Venisa.
Entah kenapa dirinya sangat takut kehilangan Venisa wanita yang sudah sepenuhnya mengisi hatinya sedangkan Venisa yang di peluk erat menepuk pundak Daka.
"Aku tidak bisa bernafas," ucap Venisa.
"Maaf, jujur aku sangat takut sekali kehilanganmu," ucap Daka.
"Maaf, gara - gara aku membuat darling takut," ucap Venisa.
"Darling banyak orang melihat kita," ucap Venisa dengan suara pelan.
Daka melepaskan pelukannya sambil mengecup kening Venisa. Daka memeluk pinggang Venisa dari arah samping kemudian berjalan ke arah toko kue yang lumayan ramai.
"Tokonya lumayan ramai ya? tanya Daka.
"Betul karena toko ini terkenal dengan kuenya yang enak dan lembut," ucap Venisa.
Daka hanya menganggukkan kepalanya kemudian mereka masuk ke dalam toko kue tersebut hingga banyak gadis dan wanita menatap Daka tanpa berkedip sedangkan Daka tidak memperdulikannya.
Venisa yang melihat para gadis dan wanita menatap Daka dengan lapar sangat kesal membuat Venisa membalas pelukan Daka sambil menyandarkan kepalanya di dada bidang Daka sedangkan Daka yang diperlakukan seperti itu tersenyum melihat tingkah Venisa.
"Cemburu?" tanya Daka sambil berbisik.
"Iya jadi jangan tebar pesona," ucap Venisa sambil melirik Daka dengan sebal.
cup
"Jangan cemburu karena aku tidak memperdulikan mereka kecuali satu yaitu kamu," ucap Daka kemudian mengecup bibir Venisa tanpa memperdulikan tatapan gadis dan wanita lain.
"Malu," ucap Venisa dengan pelan sambil mencubit pinggang Daka.
Daka hanya tersenyum sambil mengacak rambut Venisa dan tatapan matanya hanya menatap Venisa membuat Venisa bahagia dan nyaman bersama Daka.
"Antriannya panjang sayangku duduk saja biar aku yang antri," ucap Daka.
"Tidak apa-apa, santai saja," jawab Venisa sambil tersenyum.
("Memang jauh banget kamu sama Veni kalau Veni mana mau mengantri seperti ini yang ada aku di suruh mengantri sedangkan Veni duduk sambil memainkan ponselnya," ucap Daka dalam hati).
"Darling kalau lelah, biar aku saja yang antri karena aku sudah terbiasa mengantri," ucap Venisa.
"Sama aku juga terbiasa mengantri," jawab Daka.
("Dulu demi Veni aku terpaksa mengantri karena menutupi identitas diriku tapi setelah nanti kita bertemu dengan orang tuaku aku akan katakan siapa aku sebenarnya dan kita tidak akan mengantri ini lagi," ucap Daka dalam hati).
Setelah lama mengantri tiba giliran Daka dan Venisa, Venisa membeli dua kue kesukaan ke dua calon mertuanya yang paling mahal di toko kue.
"Pakai ini ya pak," ucap Venisa sambil membuka dompetnya kemudian memberikan kartu debit.
"Tidak usah biar aku yang membayarnya," ucap Daka sambil membuka dompetnya.
"Jadi pakai yang mana nona, tuan?" tanya pemilik toko.
"Pakai ini aja pak," jawab Venisa.
"Tidak pakai yang i..." ucapan Daka terpotong oleh Venisa.
"Darling, kalau darling yang membayar berarti darling yang membelinya padahal aku yang ingin membelinya untuk diberikan ke dua calon mertuaku dengan menggunakan uangku," jawab Venisa.
"Baiklah, tapi lain kali pakai uangku," ucap Daka.
"Ok," jawab Venisa sambil tersenyum.
("Tidak salah aku memilihmu menjadi pendamping hidup ku," ucap Daka dalam hati sambil mengusap rambut Venisa dengan lembut).
Selesai membayar mereka keluar dari toko roti menuju ke arah mobil. Kini mereka sudah berada di mobil, Venisa meletakkan 2 box kue di kursi belakang sedangkan Daka mengendarai mobil dengan kecepatan sedang menuju ke rumah orangtuanya.
"Venisa jika aku jujur apakah kamu marah?" tanya Daka.
"Justru aku sangat tidak suka jika aku dibohongi, aku sudah menjawab semua pertanyaan darling dengan jujur karena aku tidak ingin ada kebohongan dengan hubungan kita," ucap Venisa.
glek
Daka menelan saliva nya dengan kasar karena dirinya banyak berbohong membuat Daka terpaksa mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya tapi mengenai Veni dirinya belum siap.
"Sebenarnya orang tua ku sangat kaya begitu pula dengan ku," ucap Daka.
Venisa sangat terkejut membuat Venisa memalingkan wajahnya ke arah Daka.
"Darling tidak bercanda?" tanya Venisa tidak percaya apa yang barusan di dengarnya.
"Aku serius," jawab Daka.
"Kenapa darling membohongi aku?" tanya Venisa.
"Maaf, aku tidak bermaksud membohongi dirimu. Aku melakukan itu ingin mengetes apakah kamu mencintaiku apa adanya atau hanya karena hartaku," jawab Daka.
"Apakah selain aku ada juga wanita yang kak Daka kenal di tes juga?" tanya Venisa dengan wajah kecewa dan langsung merubah panggilan Daka dari darling menjadi kak Daka.
"Kenapa sayangku merubah panggilan darling jadi kak Daka?" tanya Daka yang tidak menjawab pertanyaan Venisa.
"Jawab saja pertanyaan aku dulu selain aku adakah wanita lain yang di tes oleh kak Daka? Ingat kak aku paling tidak suka dibohongi," ucap Venisa.
"Ada satu orang lagi," jawab Daka dengan jujur.
"Lalu apa tanggapan wanita itu?" tanya Venisa dengan mata berkaca-kaca.
"Dia diam saja tanpa ada komentar," jawab Daka.
"Apakah kak Daka mencintainya dan pernah melakukan hubungan suami istri seperti yang kita lakukan?" tanya Venisa dengan suara gemetar sambil menahan agar air matanya tidak keluar.
"Awalnya iya tapi perasaan itu hilang sejak aku mengenalmu dan mengenai hubungan suami istri hanya sama kamu," jawab Daka dengan jujur sambil menghentikan mobilnya di pinggir jalan.
Daka melepaskan seat belt nya kemudian memeluk tubuh mungil Venisa hingga akhirnya Venisa mengeluarkan air mata nya yang sejak tadi di tahannya.
"Sebelum kita memutuskan untuk menikah pikirkan sekali lagi karena aku tidak ingin terluka. Aku tidak akan marah jika kak Daka menikah dengan wanita lain," ucap Venisa dengan suara tercekat dan air mata tidak berhenti keluar.