CRAZY BOY AND CRAZY GIRL

kelas satwa sudah menjadi sangat intensif untuk mendengar kan Perihal apa yang akan di sampai kan oleh Dante. cowok itu masih berada di posisi paling depan, menatap satu persatu manusia penghuni satwa kebanggaan nya.

"terima kasih atas per..."

"Dante lo mau ngomomg apa sih? bisa ga, ga usah berbelit belit anjing...dari tadi lo cuma bicara omong kosong doang di situ"

Felicia cukup muak melihat Dante. Tidak ada satupun perkataan cowok itu yang menyatakan hal-hal penting. Dante hanya berdiri di depan mengulang ngulangi perkataannya seperti kata sambutan dan terima kasih. Dan hal itu cukup membuat Felicia merasa jemu.

Cowok itu hanya terkekeh mendengar omelan Felicia, cukup lucu melihat wajah merah penuh emosi itu, membawa rasa senang tersendiri kepada Dante tiap kali melihat nya.

"Gue ada berita yang Fiks banget"

Kemudian cowok itu mengeluarkan sebuah kertas dari balik saku nya dan memperlihatkan nya kepada semua orang yang ada di kelas itu.

"ini penyampaian isi hati yang sangat mengharukan negara dan seisinya" ucap Dante mendramatis. cowok itu bahkan memegang dadanya seakan ikut terbawa ke dalam suasana mengharukan itu.

"Dan,sebaik nya lo minggir aja deh, buruan cepat sebelum sepatu gue tiba tiba udah cium muka lo duluan, kan ga ekspek" Kevan tiba tiba menyaut. cukup geram juga melihat Dante.

"Gue baca kalian dengerin, BTW buat anak kelas kita nih loh... dari cewek kelas EINSTEIN...WAH..ANJING LAKU JUGA KELAS KITA RUPANYA, GA EKSPEK GUE BAKAL SEGITUNYA"

Lanjut Dante membuat seisi kelas Makin penasaran dengan isi surat itu. Dante nampak berdehem sejenak sebelum memulai bacaan nya.

"Disini aku merasa lebih banyak kesepian dan sendiri.melebihi kesendirian dari dalam sel penjara itu sendiri"

Dante membaca kata pada paragraf pertama surat itu. Membuat seisi kelas heboh dengan mendengar kan nya.

"Anjingg...memang ada ya kelas Einstein se alay itu, kalo suka sama orang pakek kasi kasi surat, isinya juga lebay semua"

Kevan memotong ucapan Dante dengan terbahak, cowok itu sangat tidak menyangka kelakuan anak kebanggaan sekolah itu bisa se absrut ini.

Sedangkan di dimensi lain, dua anak manusia itu saling menatap satu sama lain. Zayyan menatap Natasya dengan raut memelas nya, sedangkan Gadis itu tersenyum sinis. Dua hal yang berbeda namun membawa hikmah nya tersendiri.

"UBUR UBUR IKAN LELE, LANJUT GA LE"

Ucap Dante dengan bahasa khas nya.

"UBUR UBUR IKAN LELE, GAS LAH LE"

lanjut Farhan sangat bersemangat. Bahkan cowok itu duduk di barisan paling depan supaya tidak ketinggalan sepatah kata pun dari Dante.

"Didalam pikiranku, aku selalu membutuhkan mu untuk menguji pikiran dan tindakanku, untuk berunding, untuk berbagi perasaan"

"Di kira kenalpot blog pakek pakek di uji segala"

ucap Kevan yang langsung di tumbuk oleh Felicia, kebetulan mereka duduk agak berdekatan jadi bisa bisa saja cewek itu melakukannya.

"Jangan motong mulu anjing, ga sopan lo"

ucap Gadis itu membuat Kevan cengesan. Lantas menjauh beberapa meter dari Felicia takut juga kalo nanti kena omelan gadis itu lagi.

"Kemudian aku menulis surat ini, agar kamu sendiripun mengetahui nya, betapa hampa nya hati ini jika sehari saja tidak melihat kedatanganmu. sungguh yang paling menyenangkan dari hidupku hanyalah melihat mu tersenyum dari jauh, bagaimana kamu berkeringat saat berlarian jauh memutar lapangan indoor sekolah. Tapi sayangnya aku tak bisa berbuat apapun" Dante melanjutkan bacaan nya.

"tidak ada keberanian dalam diriku untuk datang menemui mu, karena dengan inilah aku mengutarakan isi hatiku pada mu. semoga sehat selalu, salam rinduku untuk mu. DEAR ALANA. ANJING ADA NAMA PENGIRIMNYA JUGA"

Heboh Dante di akhir bacaan nya.

"tu orang ngirim nya ga kira kira banget"

Farhan mengomentari. sedangkan Kevan hanya mengagguk membenarkan ucapan Farhan.

"Padahal kelas nya elit, isi kepalanya yang sulit" Tambah cowok itu.

"Dante surat nya buat siapa tu? ada ketulis ga nama orangnya?" imbuh Natasya yang sejak tadi hanya menyimak Bacaan Dante. Sedangkan cowok itu langsung membolak balikan kertas itu, mencari nama orang yang menjadi tokoh utama di dalam surat tersebut.

"oh...ada dikalimat terkahir ternyata ga keliatan tadi sorry" Jawab cowok itu.

"Siapa buruan..." Felicia nampak tidak sabaran untuk mendengarkan Penuturan Dante selanjutnya.

"Dia adalah...Haaa....ha"

Dante menghentikan bacaan nya, kemudia cowok itu tertawa kencang membuat seisi kelas berapi api.

"Kalo ngakak jangan sendiri dong dan, ajak ajak kita gitu" ucap Kevan dan di angguki oleh Beberpa temannya yang lain.

"iya..iya soalnya gue ga ekspek bangat kalo orang nya ini"

Jawab Dante masih cekikikan.

"orang nya... si Zayyan, yang jadi masalah hati ini menjadi rindu tiap kali tak bertemu... haaa..."

Lanjut cowok itu membuat seisi kelas menoleh ke arah Zayyan secara bersamaan. sedangkan yang menjadi sorotan nampak terkejut bukan main. Sial dia di permalukan.

"Haa...haaa.....haaa, sepuh kita ternyata yang jadi biang Rindu..."

Kevan tertawa keras hingga ujung matanya berair. di ikuti juga oleh warga satwa yang lain, ikut juga menertawakan Zayyan. cowok itu kini menjadi bahan tertawaan teman temannya.

"cieee... Zayyan diam aja di senggol, hati hati Zayyan entar kebawa perasaan, Natasya nya malah di tinggalin"

Ucap Felicia ikut menggoda Zayyan. Cowok itu kini kian menggebu gebu. Lantas bangkit dari duduk nya menuju ke arah Dante.

"kasi gue surat sialan itu"

"Iya lo simpan buat kenangan masa muda lo, inilah kisah cinta pertama lo, lewat surat cinta dari anak kelas seberang, nanti lo kasih tittle nya 'curahan rindu dari Alana" ucap Dante membuat Kevan yang mendengarnya semakin meledakkan tawannya.

"bangsat lo sialan" Zayyan merampas kasar surat dari tangan Dante, kemudian meremas nya kuat. Tak cukup di situ cowok itu juga merobek robek nya hingga menjadi beberapa bagian. Baru setelah nya membuang nya ke tong sampah.

"Dapat dari mana lo surat kayak begituan, sengaja biar gue jadi bahan omongan kalian" Zayyan nampak emosi perihal surat itu, membuat Dante tidak bisa berkata kata.

"HA....haaaa....haaaaa"

Di tengah tengah ketegangan itu, Natasya meledakkan tawanya membuat gadis itu kini menjadi sorotan.

"Anjing... ga kebayang Cowok kayak Zayyan di sukai cewek kelas Einstein"

ucap Natasya membuat Zayyan mengernyit. tadi cewek itu keliatan kalem tapi sekarang malah tertawa keras.

"Natasya yang kasih surat nya ke gue"

bisik Dante membuat Zayyan sedikit merenggut. Lantas bersitatap dengan Dante. Cowok itu mengagguk membenarkan. Zayyan kepalang kabut ternyata semuanya adalah rencananya Natasya untuk membalasnya.

***

FLASHBACK

Setelah berada cukup lama di perpustakaan, akhirnya Natasya meninggalkan tempat itu. kini gadis itu berjalan sendirian di koridor, karena waktu jam istirahat sudah selesai. Suasanya cukup sunyi dan tenang tidak lagi ricuh seperti tadi.

"Sya....."

Terdengar suara Dante yang memanggilnya, membuat Natasya menghentikan langkah nya lalu menatap kearah Dante yang berlari kecil ke arah nya.

"capek gue nyariin lo, ternyata oh ternyata lo disini"

oceh Dante seraya mengatur pernafasannya yang lelah karena berlari.

"buat apa lo nyariin gue?" Tanya gadis itu heran, karena pada dasarnya Natasya tidak memiliki masalah apapun terhadap Cowok itu.

"Zayyan yang nyariin lo, kasian tu bocah galau banget di diemin lo"

Jawab Dante membuat gadis itu memutar mata nya malas. Cukup kesal juga jika mengingat bagaimana cowok itu membuang cokelat pemberian Arkana padanya ke dalam tong sampah.

"Biarin aja biar mampus"

"sabar ya sya... kericuhan dalam rumah tangga itu lumrah di masyarakat, tapi kalau ga.. berarti se frekuensi" ucap cowok itu ngelantur.

"Gada hubungan nya ya"

"kan lo sama Zayyan dekat kenapa ga pacaran aja, sama sama jomblo juga"

"Zayyan bisa pilih pilihan nya sendiri, gue cuma sahabat nya"

" Kalo pilihannya lo, gimana?"

ucap Dante membuat Natasya terdiam. Tidak....tidak mungkin Zayyan menyukai nya, bisa di lihat dari segi manapun cowok itu sama sekali tidak tertarik dengan nya.

"ga akan pernah" Jawab cewek itu sekenanyan. karena memang pada dasarnya Natasya tidak pernah keberatan jika Zayyan menyukai seseorang atau siapapun itu, Asalkan mereka tetap bersahabat seperti biasa baginya itu sudah cukup.

"takdir ga ada yang tau sya"

"Biarin aja, serahin semuanya sama sang pencipta, siapa tau jodoh gue elu" ucap Natasya membuat Dante terbahak.

"anjingg....ga kebayang si gue kalo pacaran sama lo, pasti kerjaan nya tiap hari cuma ngebacot mulu"

Natasya terkekeh mendengar nya. Setidak nya berbincang dengan Dante bisa sedikit menghilangkan rasa kesal nya kepada Zayyan.

"oh ya Dan, gue butuh bantuan lo"

ucap Gadis itu membuat Dante menoleh ke arah nya.

"apaan?"

Gadis itu nampak mengeluarkan sesuatu di dalam sakunya, lalu menyerahkan kepada cowok itu.

"apaan nih?" Tanya Dante heran, kemudian membolak balikan kertas itu di tangannya.

"baca isi nya di depan kelas, kalo bisa suara lo di besarin aja, lebih bagus kalo kedengeran sampek kelas sebelah"

"Surat cinta?" Tanya Dante heran.

Namun gadis itu hanya tersenyum penuh arti.

***

SEE YOU....