Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10 Danu Rangga Baragajasa
Baragajasa Gruop (BG) adalah sebuah perusahaan keluaraga yang didirikan pertama kali oleh Agung Baragajasa. Tuan Agung ini memiliki seorang putra bernama Sultan Jaya Baragajasa yang menikah dengan Andini dari kalangan biasa yang melahirkan seorang anak laki-laki yaitu Danu Rangga Baragajasa.
Selain itu, Tuan Agung juga memiliki seorang adik laki-laki bernama Andi Sutomo. Sama dengan kakaknya Tuan Angung, Tuan Andi juga memiliki seorang putra tunggal bernama Bagas Sutomo yang biasa dikenal dengan Bagas Baragajasa. Kalau Tuan Bagas ini memiliki dua orang anak yaitu Tama Baragajasa dan Tisa Baragajasa.
Namun sayang Tuan Andi lebih dulu dijemput yang maha kuasa, maka dari itulah Tuan Agung bersedia merawat dan membesarkan Tuan Bagas bersamaan denganTuan Sultan anak kandung Tuan Agung karena Tuan Bagas sudah kehilangan Ibunya tepat saat dia lahir.
Jika ditelisuri lebih dalam, antara Tuan Sultan dengan sepupunya Tuan Bagas telah terjadi kompetisi terselubung untuk memperoleh kursi tertinggi dalam perusahaan Baragajasa Group ini. Bagaimana tidak, secara terbuka Tuan Agung mengumumkan dihadapan semua petinggi perusahaan bahwa Tuan Agung akan memilih salah satu dari cucunya yaitu antara Danu Rangga Baragajasa anak dari Tuan Sultan dengan Tama Baragajasa anak dari Tuan Bagas yang akan menduduki kursi tertinggi di Baragajasa Group.
Persaingan semakin sengit semenjak orang tua Danu Tuan Sultan putra tunggal dari Tuan Agung meninggal dunia bersama istrinya saat melakukan perjalanan bisnis keluar kota. Helikopter yang mereka tumpangi meledak tepat pada saat akan mendarat di lokasi yang mereka tuju. Hal itu membuat peluang yang besar bagi Tuan Bagas untuk menjadikan putranya Tama sebagai pemimpin tertinggi menggantikan Tuan Agung nantinya.
Kompetisi itu masih berlanjut sampai sekarang, yaitu antara Danu dan Tama. Masing-masing memiliki kubu yang tentunya akan membantu mereka untuk mendapatkann kursi tertinggi tersebut. Dalam perusahaan Danu dan Tama memiliki jabatan yang sama yaitu Manager, karena direktur utamanya tentu masih Tuan Agung sendiri. Sedangkan Tuan Bagas dipercayakan Oleh Tuan Agung sebagai wakilnya langsung untuk di kantor, sedang keputusan mutlak tetap di tangan Tuan Agung.
'' Dan, apa sampai sekarang lo ga ingat sama sekali dengan kehidupan lo waktu lo hilang hampir empat bulan tanpa jejak dan bahkan bisa dikatakan lo udah meninggal. Apa ga ingat gimana-gimananya gitu?'' Tanya Beni sahabat sekaligus asisten Danu yang memangasih penasaran.
Bagaimana tidak, Danu yang bahkan dikabarkan meninggal ternyata masih hidup dan ditemukan dalam kondisi amnesia dengan kondisi yang separuh wajahnya rusak. Namun setelah melakukan operasi, sekarang wajah Danu malah semakin tampan dari sebelum dia mengalami kecelakaan.
'' Udahlah, gue ga mau bahas-bahas itu lagi. Yang penting sekarang gue udah balik dan kembali menjadi Danu Rangga Baragajasa. Jadi untuk yang berlalu biarlah berlalu, males tau lo bahas-bahas iti terus sama gue.'' Sahut Danu sambil terus mengotak-atik laptop yang ada di depannya.
'' Apa sebenarnya yang sedang lo sembunyiin Danu, gue ga bisa lo bohongin. Gue tunggu kejujuran lo bro, gue bakal terus suport lo.'' Gumam Beni dalam hati.
'' Ya yalah, gue tutup masa hiden lo tuh. Betewe ada apa sih pagi-pagi lo panggil gue. Mana gue belom nyarap lagi.'' Ujar Beni lesu karena memang sedang lapar.
'' O iya, gue mau lo percepat penyelidikan lo tentang kasus kecelakaan gue. Gue yakin ada yang menyabotase mobil gue, lo taukan mobil gue ga pernah lewat buat diservis.'' Jelas Danu sambil mengingat kembali saat-saar mobilnya masuk jurang karena rem mobilnya yant blong.
'' Lo tenang aja, orang-orang kita sedang berusaha keras. Lo kan tau penyelidikan ini rahasia bahakan dari Kakek Agung. Tapi gue yakin dibalik kejadian yang menimpa lo ada andil orang-orang terdekat kita.'' Ucap Beni.
'' Lo yakin? Maksud gue apa mungkin orang-orang kita berkhianat?.'' Sahut danu dengan raut wajah tak percaya.
'' Gue yakin Dan, apalagi kompetisi dalam keluarga lo sangat kentara sekali. Jadi mulai sekarang kita harus hati-hati dalam bertindak, ga ada yang bisa kita percaya apalagi Tama dan Tuan Bagas.'' Kata Beni penuh penekanan.
'' Ok, lo tetap lakukan misi rahasia kita dengan aman tanpa jejak. Sejak orang tua gue meninggal mendadak, jujur gue ga bisa terima gitu aja. Tapi sayang Kakek malah menghentikan penyelidikan tanpa persetujuan dari aku dengan alasan aku harus konsentrasi kuliah. Jadi untuk sekarang siapapun yang menjadikanku musuh, maka aku akan hancurkan mereka.'' Ujar Danu tegas dengan mata yang sudah berkaca-kaca mengingat kejadian tragis yang menimpa kedua orang tuanya.
'' Gue orang pertama yang akan maju buat lo bro. Dan selagi ga ada yang lo sembunyiin, maka itu akan semakin memperkecil kemungkinan kita buat dikalahkan musuh.'' Jawab Beni untuk mancing Danu agar bercerita kepadanya.
'' O ya bro, gue liat lo sebucin dulu lagi sama Viona. Apa lo juga lupa pernah cinta mati sama Viona?'' Sindir Beni.
'' Gue juga ga tau, tiba-tiba aja gue mati rasa sama dia. Gue juga bingung.'' Jawab Danu datar.
'' Ya sudah, kalo ga ada lagi gue cabut dulu. Laper gue tau, bisa-bisa ga konsen kerja gue kalo ga nyarap dulu. Udah ya gue cabut.'' Ujar Beni berlalu sambil melirik sekilas wajah Danu seperti orang kebingungan.
'' Ya, sana.'' Sahut Danu lagi.
'' Apa sebaiknya gue cerita aja sama Beni tentang Mayang? Tapi gue ga mau Maylov ku dalam bahaya. Ah..gue lihat nanti aja lah.'' Batin Danu saat melihat punggung Beni yang sudah menghilang dibalik pintu.
'' Apa kabarmu sekarang May? Maafkan Mas, Mas harus menutup rapat-rapat rahasia kita untuk sementara. Banyak musuh disekitar Mas, akan ada saatnya Mas menjemputmu dan tidak akan pernah meninggalkanmu lagi sayang. Sungguh Mas sangat tersiksa May, Mas sangat merindukanmu Maylov.'' Gumam Danu dengan air mata yang sudah menganak disudut matanya.
Masih di lokasi yang sama, tampak dua orang wanita tengah melakukan kegiatan bersih-bersih . Mereka adalah Mayang dan Imah.
'' Mah, kalo seperti ini udah terlihat bersih belum?'' Ucap Mayang yang sedang mengelap kaca di lorong kantor tempatnya bekerja.
'' Udah May, udah kinclong. Lagian ga perlu lama-lama lap yang di situ, no liat masih banyak kaca yang lain yang nunggu giliran.'' Kata Imah sambil memonyongkan mulutnya kearah deretan kaca yang berjejer.
'' Haha...bener juga.'' Jawab Mayang cengengesan.
''Hati-hati jalan May, lantainya masih basah. Lo lap kaca yang kanan dulu.'' Ucapa Imah saat Mayang akan melangkahkan kakinya.
'' Ok.'' Kata Mayang.
Ini adalah hari pertama Mayang bekerja di perusahaan Baragajasa Group. Mayang sangat bersyukur bisa mendapatkan pekerjaan ini, apalagi satu kerjaan dengan Imah sahabat sejatinya.
Hari berganti hari, minggu berganti minggu. Tidak terasa sudah satu bulan Mayang bekerja sebagai celaning service bersama Imah. Dalam usia kandungan yang sudah menginjak lima bulan, Mayang masih tetap bersemangat melakukan semua tugasnya walaupun Imah yang sering membantunya.
'' May, lo udah siap belum? Kita makan yuk, laper.'' Tiba-tiba Imah muncul dari balik pintu pantry mengagetkan Mayang yang sedang duduk termenung sendirian.
'' Oh ya Tuhan Mah, lo bikin gue kaget aja deh. Kerjaan gue udah kelar, lo gimana?'' Sahut Mayang.
'' Udah juga, nih bekal kita udah gue bawa. Yuk kita makan dikantin aja, sekalian gue lagi kepengen minum jus alpokat. Mumpung baru gajian, senang-senang dikitlah hehe..'' Ujar Imah.
Saat ini Mayang dan Imah tengah berada di dalam kantin kantor. Mereka mengambil duduk di meja bagian pinggir, mereka cukup tau diri dengan status mereka yang hanya petugas kebersihan. Ya, di kantin ini hampir seluruh karyawan perusahaan tanpa terkecuali boleh makan dan minum tanpa ada perbedaan. Ini sudah aturan dari perusahaan sejak dulu, tujuannya agar rasa kekeluargaan tetap terjaga.
Dari depan pintu kantin terlihat dua orang pria dengan perawakan yang sangat sempurna disemua wanita yang memandangnya berjalan masuk menuju meja kantin. Dan pria yang berjalan paling depan lebih terlihat tampan dan penuh wibawa, aura dingin dan tegas terlihat jelas di wajahnya.
''May, lo liat dua pria yang pakai jas hitam yang duduk di meja depan itu. Mereka adalah Manager Danu dan asisten Beni. Danu Rangga Baragajasa salah satu pewaris Baragajasa Group. Sungguh siapapun yang dapat menjadi istri Maneger Danu hidupnya akan oh..Tuhan sempurna baget.'' Ucap Imah panjang lebar tanpa memutuskan tatapannya dari arah dimana Danu dan Beni tengah menunggu pesanannya.
Deg..
Jantung Mayang bergetar hebat saat beradu pandang dengan Danu yang disaat yang sama juga melihat kearahnya.
''*Ya Tuhan, siapa pria itu? Mengapa aku seperti pernah melihatnya? Ah..tidak mungkin, di Desa mana ada cowok seganteng itu*.'' Gumam Mayang dalam hati.
''' Maylov...'' Gumam Danu yang wajahnya langsung pucat dengan matanya yang terus menatap Mayang yang sudah melanjutkan kembali makan siangnya.
Beni yang bingung dengan ekspresi Danu, langsung mengikuti arah mata Danu yang sudah menganak air.
'' Siapa dia Danu?'' Ujar Beni yang juga menatap keraha Mayang.
Seketika Danu kembali tersadar dengan pertanyaan Beni.
'' Kita balik ke ruanganku.'' Kata Danu yang langsung berdiri dan berjalan meninggalkan Beni yang tidak mengerti dengan sikap Danu yang sedikit aneh menurutnya. Sebelum meninggalkan kantin, Beni melirik sekilas ke arah dimana Mayang duduk.