Terpikat Pesona Gadis Lugu

"Kamu kenapa??" Yoga --??berlari menghampiri Raisa yang sudah meringkuk di sudut kamar mandi. Telapak tangannya terlihat berdarah.

"Kamu berdarah!" gumam Yoga langsung menggendong gadis itu keluar kamar mandi dan mendudukkan nya di tepi ranjang.

Raisa masih dalam keadaan menangis, ia terlihat tidak peduli dengan luka yang sedang ia rasakan.

"Kamu gila yah! mau bikin nama aku tercemar dan kira pembunuhan???"

Yoga mengambil kotak P3k, membersihkan dan mengobati luka Raisa.

"Kenapa sih, semua orang tidak menginginkan aku?? kenapa mereka dengan kejam menukarkan aku dengan uang!. Apa kesalahan ku? mama ku pergi dari ku, papa ku menukarkan aku dengan sejumlah uang.

Hikss ....Hikss...

Bahkan sedetik saja ia tidak mengkhawatirkan aku. Apa aku baik baik saja di sini, atau malah menderita!"

Raisa terus mengungkapkan isi hatinya, air mata pun tak berhenti mengaliri kedua pipi chubby nya.

Sementara Yoga hanya menatap wajah sendu yang sekarang mengeluarkan semua yang ia rasakan.

"Mereka akan menyesal setelah membuang mu" batin Yoga.

"Kau tau pak, aku selalu melakukan sesuatu yang membuat papa ku bangga. Namun, pria tua itu tidak pernah melihat ku. Ia hanya melihat kearah anak tiri nya yang hanya bisa melempar tubuh nya ke semua pria kaya!

Aku tidak bisa kuliah, aku bahkan mulai kerja paru waktu di sebuah restoran. Kau tahu kenapa???

Karena mereka tidak menganggap ku ada. Sejak mama tiada, papa berubah, ia tidak memperdulikan aku, dia lebih memperhatikan anak dan mama tiriku.

Namun, ketika seperti ini. Mereka malah menjualku. Bukankah ini terlalu tidak adil???"

Yoga menarik tubuh Raisa, memeluk nya erat berharap memberikan ketenangan.

"Kau tidak sendirian, sekarang kau bersama Ku. Kau akan menjadi kucing paling berharga di dunia ini" ucap Yoga.

Bug~

"Aww" Ringis yoga mengusap perut nya yang sengaja di cubit kuat oleh Raisa.

"Kau menenangkan ku atau kau mencoba mengejek ku?"

Yoga terkekeh, ia kembali memeluk Raisa.

"Kau sekarang sudah menjadi peliharaan ku, kau sudah menjadi bagian dari ku. Maka kebahagiaan kucing ku,adalah tanggung jawab ku!" Ucap Yoga lagi meyakinkan Raisa.

Entah mengapa ucapan Yoga barusan terasa menyentuh kalbu yang saat ini menginginkan kehangatan dan perhatian.

"Kalau begitu, aku akan menerima tawaran mu"

"Baiklah, sekarang aku berpacaran dengan kucing" kekeh Yoga membuat Raisa kembali mencubitnya.

Keesokan harinya, Raisa bangun pagi pagi sekali. Ia menatap wajah damai Yoga yang tengah tertidur pulas di samping nya.

"Kau tuan ku, jika tidur begini kau terlihat sangat tampan, seperti malaikat" gumam Raisa mengulum senyum, mata nya tertuju pada bibir tipis Yoga. Raisa jadi teringat ketika bibir itu menyentuh bibirnya.

Pluk~

"Apa yang kau pikirkan!" Raisa berusaha menyadarkan dirinya agar tidak memikirkan hal hal aneh.

Raisa segera bangkit dari ranjang, ia bergegas masuk ke kamar mandi dan bersiap untuk melakukan aktivitas yang sudah lama ia rindukan.

Mendengar pintu kamar mandi tertutup, Yoga langsung membuka matanya. Bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. Sejak Raisa bangun dirinya sudah bangun lebih dulu. Namun, Yoga memilih untuk tetap pura pura tidur untuk melihat apa yang akan gadis itu lakukan padanya.

"Gadis yang lucu" gumam Yoga kembali menutup mata. Hatinya terasa berbunga bunga ketika mendengar Raisa menyebutnya malaikat tampan.

"Apa aku setampan itu" narsis Yoga.

Selesai mandi, dan memakai baju paling sederhana yang Yoga belikan. Raisa langsung keluar dari kamar dan mencari dapur. Semua pelayan langsung terkejut dan melarang Raisa untuk masuk ke sana.

"Aduhh nona muda, kenapa anda datang kemari. Cepat lah masuk dan tunggu kami menyiapkan apapun yang nona minta" ucap kepala pelayan dengan panik, ia celingak celinguk seperti cacing kepanasan. Takut Yoga datang dan melihat Raisa di dapur mungkin.

"Aduhh kalian kenapa sih??? aku tuh mau masak buat sarapan!!"

"Tapi nona, kami akan di pecat jika anda masuk ke dalam " cegah kepala pelayan itu lagi sembari merentangkan tangannya agar Raisa tidak bisa masuk.

"Jika kalian melarang ku, maka aku akan mengadu pada tuan ku dan menyuruh menghukum kalian!" ancam Raisa membuat mereka jadi gunda gulana.

"Tapi, nona. Tuan tidak memperbolehkan anda masuk ke dalam. Anda cukup duduk manis di meja makan" ucap ketua pelayanan itu lagi, dan nada nya terdengar seperti memohon.

"Kalian ini apa apaan sih, aku tuh sama seperti kalian. Aku juga seorang pelayan di sebuah restauran. Jadi k, kalian tidak perlu memperlakukan aku seperti ini!"

Raisa menghentikan ucapannya sejenak, kemudian melanjutkan nya lagi.

"Bahkan aku hanya sebagai peliharaan disini"lirih Raisa pelan.

Para pelayan itu terdiam, mereka juga kasian pada Raisa yang sudah lama menetap di rumah ini tapi, malah di kurung di dalam kamar.

"Kami hanya tidak mau tuan marah, jika dirinya marah. Maka kami akan hancur" sahut koki.

Raisa meraih tangan kepala pelayan, menggenggamnya erat.

"Aku yang akan bertanggung jawab. Aku mohon, biarkan aku bergaul dengan kalian. Aku bosan sendirian. Please yah..."

Melihat wajah Raisa memelas begitu, membuat mereka semua mengangguk setujui. Hanya tersisa kepala pelayan saja yang masih belum mengangguk dan hanya terdiam.

"Aku mohon!!!!" ucap Raisa lagi.

Kepala pelayan yang bernama Titi menoleh ke arah luar dapur, ia melihat bayangan tuan nya berdiri di sana.

STT...

Yoga memberi kode, agar Titu diam dan mengacuhkan keberadaan nya.

"Ayolah kepala pelayan, aku janji tidak akan membuat rusuh!!" ucap Raisa lagi, ia menatap Titi penuh harap.

Wanita setengah baya itu melirik kearah tuannya. Meminta persetujuan tuan nya sebelum menjawab permintaan Raisa.

"Baiklah" jawab Titi setelah melihat Yoga mengangguk padanya.

"Terimakasih!!" Raisa merasa sangat senang, ia melompat masuk ke dalam dapur bersama pelayan yang lain.

Sikap Raisa yang ceria dan ramah terhadap semua orang, membuat dia di sukai oleh para pelayan dan juga bodyguard nya. Raisa tidak memandang tinggi rendahnya jabatan atau jenis pekerjaan mereka. Raisa akan bergaul bersama mereka selayak nya keluarga.

Niko memperhatikan Yoga yang tengah tersenyum sendiri menatap kearah dapur.

"Apa yang sedang anda tatap?" tanya Niko heran, ia mengikuti arah pandangan mata Yoga.

"Kau lihat, dalam sekejap gadis itu bisa bergaul dengan wanita wanita itu, bahkan para bodyguard terlihat nyaman ketika berbicara dengan nya" kata Yoga masih memperhatikan Raisa dari posisi awalnya.

"Bukankah dia sebenarnya dari kalangan atas juga? hanya sejak mama nya meninggal dan keluarga nya jadi bangkrut akibat keserakahan papa nya" jelas Niko heran. Mengapa sikap Raisa begitu lembut dan ramah kepada semua orang. Ada kalah nya anak orang kaya tidak mau bergaul sembarangan. Seperti kakak tiri nya mawar, ia menganggap rendah pada orang orang yang tidak memiliki apa apa. Berbeda dengan Raisa yang tidak memandang bulu.

"Di dalam dirinya hanya ada kelembutan, dan membutuhkan kehangatan. Hanya saja keluarganya yang tidak memperhatikan mana mutiara, mana pasir" lirih Yoga puitis. Lalu beranjak dari sana.

Sekarang Niko malah semakin heran, sejak kapan Yoga bersikap seperti ini. Menjadi pria hangat yang memperhatikan orang sekitar nya. Biasanya juga hati iblisnya suka berbuat semena mena. Membuat anak buahnya makan hati dan tertekan.

"Apa dunia saat ini sudah terbalik?" gumam Niko, ia berlalu mengikuti Yoga.