Menceritakan tentang Raya seorang perempuan yang memiliki kelebihan yaitu Indra keenam. Raya adalah seorang vokalis bend nya yang berada KapRal. Raya juga merangkap sebagai pencipta lagu yang dia ambil dari kisah-kisah arwah penasaran.
Suatu hari Genk KapRal didatangkan beberapa musibah dan malapetaka, pertama Raya nyaris terbunuh, kedua bend KapRal mendapati sebuah fitnah bahwa bend mereka melakukan plagiat atas lagu-lagu yang diciptakan Raya.
Saat merasa frustasi Raya tiba-tiba mendapat ide untuk datang ke villa milik kakeknya.
Di Sana dia yang ditemani sagara menemukan beberapa hal ganjil serta berhasil menemukan sebuah syair atau mantra yang akan di ubah oleh Raya menjadi sebuah lagu.
Dari sanalah malapetaka besar itu akan muncul. Setelah Raya memperkenalkan lagi ciptaanya kepada teman-teman bend nya.
Satu persatu teman-teman bend mati dengan cara yang mengenaskan, pembunuh nya hanya meninggalkan jejak yang sama yaitu kedua bola mata korban lenyap tiada bekas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuireputih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 23 Tewas
Angin berhembus tiba-tiba, meniup tirai yang menghiasi jendela apartemen Raya. Sagara merasa bulu kuduknya berdiri. Raya tampak memejamkan mata, terus menyanyi dan memainkan piano bak orang kesurupan.
Namun, Sagara tak mengusik. Mungkin ini memang cara Raya dalam berkarya.
Setelah lagu sampai pada bagian terakhir dan Raya sudah tampak normal, Sagara baru berani membuka suara.
"Dendam kesumat, ya?" tanyanya lugu.
Raya mengangguk.
"Arwah penasaran yang dibunuh oleh orang yang pernah dinodai. Lagi-lagi kisahnya mirip dengan Santi. Bedanya, arwah ini laki-laki." jawab Raya.
"Kau tahu wujudnya? Seperti apa?" tanya Sagara lagi.
Raya menggeleng, "Sayangnya, aku tak bisa melihat wajahnya. Entah mengapa. Sejak dari vila Kakek, kepekaannku terus berkurang. Aku kurang bisa merasakan kehadiran arwah lagi. Bahkan, kini aku harus susah payah untuk memanggilnya." terang Raya panjang lebar.
"Wow, jadi kau sengaja memanggil arwah itu?" kejar Sagara, kali ini bangkit dan mendekati Raya, ingin mendengar cerita gadis itu lebih detail.
"Biasanya mereka datang sendiri. Namun, kadangkala aku harus memanggil dan membujuk mereka agar mau menceritakan kisah. Kau tahu? Arwah tak punya kekuatan untuk balas dendam kepada manusia yang hidup." terang Raya dengan sabar.
"Lantas, bagaimana dengan kasus orang yang mati karena hantu?" tanya Sagara.
Raya tersenyum simpul, "Itu merupakan efek dari rasa berdosa dari masa lalu. Atau.." Kalimat Raya menggantung.
"Atau arwah itu punya wadah untuk membalas dendam, melalui mereka yang hidup." Kalimat Raya membuat Sagara bergidik ngeri.
Luar biasa. Raya bisa bertahan dengan keadaan seperti itu selama bertahun-tahun. Andai sagara menjadi Raya, mungkin kini ia telah berakhir di rumah sakit.
"Bagaimana dengan lagu Irama Kematian, Ray?" tanya Sagara dengan siara lirih.
Raya terkesiap. Sejenak ia memalingkan wajah, lalu menatap Sagara lekat, seolah mencari secercah kepercayaan. Ia takut, bagaimana jika Sagara sama saja dengan Reno, Bara, dan Pita?
"Irama Kematian punya potensi untuk menyeret kita ke alam lain. Mungkin kita akan lenyap, moksa, atau apa pun itu namanya. Tapi, tidak seperti kasus kematian Bemby, Aura, dan Rindu. Aku yakin, mereka dibunuh oleh orang yang mencelakaiku.” kenang Raya dengan air mata kembali berlinang.
"Aku heran. Bagaimana mungkin polisi tidak dapat menemukan pelakunya?" tanya Sagara heran, lalu tersenyum kecut.
"Itu karena pelakunya mempunyai kemampuan istimewa. Misterius dan teleportasi. Karena itu, dia bisa berpindah tempat dari mana saja dan menyerang dengan alat yang tak bisa kita duga bentuk dan arahnya." terang Raya.
"Namun, aku mencurigai sesuatu, Ray." Suara sagara bergetar.
"Curiga apa?" tanya Raya sambil mengerutkan alis.
"Aku curiga pelakunya ada di antara kita." duga Sagara.
"Bagaimana bisa begitu?" kejar Raya penasaran.
"Dia menyerangmu kan? Lalu, saat tahu kita punya lagu yang punya kutukan, dia memanfaatkan kesempatan ini. Sepertinya dia tidak hanya dendam denganmu, tapi dengan semua anggota KapRal." Sagara mengemukakan analisis.
Raya hendak menimpali. Namun, ponsel Sagara tiba-tiba bergetar.
Mata Sagara membelalak sempurna saat menatap layar.
Grup whatsapp komunitas KapRal telah dipenuhi pesan. Berawal dari pesan SOS Reno, diikuti pesan-pesan lain yang syarat kepanikan.
Namun, sebuah kalimat singkat membuat lututnya lemas seketika.
"Reno tewas!” lirih Sagara.
Kakinya melangkah mundur, lalu terduduk lemas di sofa. Sementara wajah Raya langsung pucat pasi.
tapi kerennnnn 👍👍👍👍