Terpikat Pesona Gadis Lugu
Gadis malang, ia harus ikut bersama ayah dan juga ibu tirinya ke sebuah pesta yang seharusnya tidak ia kunjungi.
Gadis itu terlihat sangat cantik dengan mengenakan gaun berwarna biru selutut tanpa lengan. Penampilan nya saat ini menutupi jika dirinya masih berusia 19 tahun. Anggun dan mempesona.
Gadis itu terus melangkah mengikuti kedua orang tua nya dari belakang. Penampilan nya anggun, namun raut wajah nya tak seanggun dirinya. Sejak tadi gadis itu hanya cemberut dan manyun.
Kenapa aku harus ikut?? kenapa tidak Mawar saja yang mereka ajak.
Raisa Anglina, itu adalah nama gadis itu. Ia kerap di panggil Raisa, si manis yang ceria. Kini kesabaran nya tengah di uji oleh papa dan mama tirinya.
Ketika merek berada di depan pintu masuk pesta, tiba tiba pria tua itu berbalik dan menatap pada Raisa.
"Bersikap yang sopan, kamu harus bisa memikat salah satu dari tuan muda kaya. Papa gak mau tahu, pokoknya harus ada yang terpikat" Ucap Bram dengan sorot mata tajam.
"Tapi pa, aku ini masih kecil. Kenapa aku harus melakukan hal yang menjijikan seperti ini!" tolak Raisa dengan wajah memelas.
"Kamu itu sudah cukup dewasa. Habisin uang untuk kuliah hanya sia sia!" sahut Melinda, mama tiri Raisa. Ia selalu saj bersikap tidak baik pada Raisa. Tanpa segan Melinda memperlihatkan ketidaksukaannya pada Raisa meskipun di depan Bram.
"Sudah cepat sana. Ajak lah mereka mengobrol!" titah Bram sedikit mendorong bahu Raisa.
Dengan jalan pelan, karena heels yang di gunakan Raisa terlalu tinggi, membuat tubuhnya terlihat anggun berlenggak lenggok di dalam ruangan yang megah di dekor sedemikian mewah.
Raisa menghampiri sebuah meja, ia melihat ke sekeliling nya. Di sana terdapat banyak pria dari yang tua dan yang muda. Mereka rata rata memiliki pasangan di samping nya.
"Aku merasa seperti wanita penggoda Sekarang. Mencari pria yang harus di goda" lirih Raisa di dalam hati. Matanya terus melirik ke sana kari. Entah apa sebenarnya yang ia lakukan saat ini.
Merasa bosan dengan situasi pesta ini, Raisa mencari keberadaan papa dan mama tirinya. Setelah tidak ia temukan, Raisa tersenyum lebar. Ini kesempatan bagus, Raisa tidak melihat keberadaan dua orang itu.
Raisa beringsut sembari tetap was was, takut papa nya melihat dirinya yang ingin kabur.
"Haa.. Berhasil juga"
Raisa bernapas lega, ia berhasil keluar dari ruangan pesta dan berjalan menelusuri lorong hotel tempat pesta berlangsung.
"Ahh...Beib...." rintihan seseorang terdengar di salah satu ruangan.
Raisa berhenti, ia menoleh ke semua arah. Di lihatnya jejeran pintu kamar yang tersusun rapih. Ada sekitar 5 kamar di sana.
"Ahh.. Cepetan beibb.."
Terdengar lagi, Raisa menajamkan pendengarannya dan berjalan pelan mengikuti sumber suara itu. Rasa penasaran nya luar biasa. Tanpa rasa takut ia mendekati salah satu pintu kamar yang sedikit terbuka.
"Suara apa itu yah?" batin Raisa penasaran. Ragu ragu Raisa mencoba mengintip dari balik cela pintu yang terbuka sedikit.
Terlihat dari sana seorang wanita tengah bergoyang goyang, namun Raisa tidak melihat dengan jelas. Ia sedikit mendorong pintu itu agar terbuka lebih lebar lagi.
Semuanya tampak jelas, Raisa kaget, syok, ia melihat apa yang sedang dua insan itu lakukan. Tubuhnya kaki, Raisa mematung menatap pemandangan yang seharusnya tidak ia lihat.
Tubuh nya kaku ketika tatapan tajam menatap nya. Cepat cepat Raisa ingin pergi, namun tubuhnya tidak bisa bergerak, ia malah oleng ke depan dan....
Bruk~
"Ahhhh!!!!!!" wanita yang berada di atas pria itu malah kaget dan berteriak.
"Maaf, saya tidak sengaja" ucap Raisa gugup. Ia bersiap pergi, namun suara tegas menghentikan langkahnya yang sudah berbalik.
"Berhenti di sana!"
Raisa memejamkan matanya, ia mengutuk dirinya yang sudah membuat dirinya terjebak di dalam situasi ini.
"Pergi kau j***ng!" hardik pria itu. Terdengar oleh Raisa suara wanita terpekik dan dentuman orang jatuh ke lantai.
"Tu-tuan apa sal-" protes wanita itu terhenti.
"Aku tidak membutuhkan mu!" tegas pria itu dengan suara beratnya. Jantung Raisa semakin berdetak keras, ia hendak melangkah cepat mengikuti wanita yang menatap sini kearahnya keluar. Namun, sebuah cekalan mendarat pada lengan nya.
"Siapa yang memperbolehkan mu pergi!"
"Maaf tuan, saya salah kamar. Jadi biarkan saya pergi" ucap Raisa menunduk, ia tidak berani menatap pria yang kini sudah berdiri di hadapan nya.
Pria yang bernama Yoga Arditya menatap tajam Raisa. Mood nya yang sudah buruk semakin buruk melihat gadis di hadapan nya ini tidak menatapnya ketika berbicara.
"Tatap aku!"titah Yoga.
"Biarkan saya pergi tuan, saya tidak bermaksud mengganggu anda" mohon Raisa lagi.
"Sayangnya kamu sudah mengganggu ku!" balas Yoga angkuh.
"Maafkan saya" mohon Raisa. Namun Yoga malah menarik tubuhnya dan memeluknya begitu saja.
"Lepaskan br*ngsek!!" hardik Raisa sembari mendorong tubuh Yoga dan mengayunkan pukulan nya.
Bug!! Bug!!
"Pria mesum, dasar kurang ajar! aku bukan j**ang seperti wanita tadi!"
Raisa menatap sinis wajah Yoga, lalu berlari keluar dari kamar itu, meninggalkan Yoga yang terhuyung ke samping menahan pukulan kecil dari seorang gadis lemah seperti Raisa.
Namun, yang membuat Yoga terdiam adalah, penolakan Raisa terhadap dirinya. Selama ia hidup, baru kali ini ada gadis yang menolak bersamanya. Biasanya semua gadis dengan sukarela melemparkan tubuh kepada dirinya.
"Siapa dia?" pikir Yoga menggeram, ia merasa terhina karena perbuatan gadis itu.
"Lihat saja nanti, kamu akan memohon di hadapan ku!" gumam Yoga menatap pintu kamar yang terbuka lebar, seakan dirinya dapat melihat Raisa dari sana.
Raisa berjalan menelusuri lorong hotel, ia berniat ingin keluar dari hotel ini. Sungguh ini bukanlah kesukaan Raisa, menggoda merayu, dia tidak suka semua hal itu.
Ting~
Raisa keluar dari dalam lift, tiba tiba.
Plak!!!!
Tamparan keras mendarat di pipi kirinya, membuat Raisa menoleh ke kanan. Kulit wajahnya bahkan memerah mencetak jari jemari yang menggambarkan betapa kerasnya tamparan itu.
Raisa memejamkan matanya, ia sudah tahu siapa yang melakukan ini. Menahan emosi yang sebenarnya sudah di ubun ubun.
"Dasar anak yang tidak tahu diri, papa kan sudah bilang sama kamu. Kamu harus memikat salah satu dari mereka! " hardik Bram membentak.
"Sudahlah pa, tahu sendiri kan. Anak keras kepala ini mana mungkin mau berkorban demi perusahaan kita.Mana mungkin dia mau seperti Mawar!" ucap Melinda menghasut Bram.
Raisa menatap keduanya, air matanya menetes perlahan dari pelupuk matanya yang sudah memerah menahan emosi.
"Aku tentu berbeda, karena aku tidak terlahir dari j***ng seperti mu!" balas Raisa tajam.
Plak!!
"Dia mama mu, jaga ucapan mu pada nya!!" hardik Bram lagi.
Raisa memejamkan matanya, melawan papa nya juga percuma. Hanya akan membuat dirinya malu di sini.
"Walau bagaimanapun dia bukan mamaku. Aku tidak Sudi memiliki mama j***ng seperti nya!" ucap Raisa penuh penekanan dan kebencian. Ia menatap papanya dan menatap wanita yang 5 tahun lalu menjadi mama tirinya.
"Anak bodoh!! kemari kau!!! kau harus memikat mereka!!!" teriak Bram berusaha ingin menarik Raisa, namun gadis itu sudah berlari kencang meninggalkan mereka.
"Anak bodoh!" geram Bram kesal, rencananya gagal gara gara putrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Anha
suka ceritax
2022-07-07
2
Ceritaku
makasih kakak😘
2022-07-03
2
✨Happy_wolf◖⚆ᴥ⚆◗🐺❤️
mampir, mangat kakak🌼🖤🖤
2022-07-03
2