Sheva harus memenuhi janji keluarganya dengan cara menerima perjodohan antara dua keluarga,sebagai pembalasan hutang pada masa lalu karena telah membantu membangkitkan perusahaan keluarganya yang hampir bangkrut. Di usianya yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu ia harus menerima di jodohkan dengan laki-laki yang dulu pernah ia kenal sebagai teman masa lalunya. Meski begitu karena sempat tidak bertemu selama lima tahun,sikap dan penampilan keduanya berubah drastis. Padahal di sisi lain Sheva telah memiliki seorang kekasih dan keduanya telah menjalin hubungan kurang lebih tiga tahun ini.
Akankah Sheva bisa memenuhi permintaan keluarganya itu?
Atau ia harus membuat keluarganya mengerti bahwa dirinya mempunyai pilihan lain untuk masa depannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rindu Setia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 10
Kedua orang tua Sheva menyetujui untuk acara liburan itu asalkan Morgan juga ikut agar bisa membantu tuan Robert mengawasi putrinya,meski sedikit keberatan akhirnya Sheva menyetujuinya asal mereka tidak berangkat dalam satu mobil.
"Kalian besok pada ada rencana gak?' tanya Morgan kepada teman-temannya
"Gue sih gak ada" ucap Ferly
"Gue juga,emangnya kenapa?" tanya Steven
"Liburan ke puncak yuk"
"Hah,dalam rangka apa?"
"Jadi Sheva dan teman-temannya mau ke puncak,terus orang tuanya nyuruh aku ikut buat ngawasin"
"Wih ide bagus tuh"
"Kamu gimana Al?"
"Oke Ya"
"Bagus,kita ketemu besok di rumah aku ya. soalnya kita gak semobil sama mereka"
"Loh kok gitu Gan?"
"Sheva gak mau"
"Ya udah kita pakai mobil aku aja" jawab Alta
"Oke deh,lagian mobil aku buntut susah buat nanjak" ucap Morgan
"Pajero udah rilis terbaru loh Gan,masak loe gak mau ganti sih?" tanya Steven
"Ntar gampang deh"
"Widih Sultan" teriak Ferly
Sheva sudah berada di lantai tiga tempat para komite sekolah dan tim direksi,setelah memberikan surat cuti salah satu dosen menyapanya.
"Sheva,selamat ya"
"Selamat apa pak?"
"Sebentar lagi bakal married"
"Iya Va,rencana kapan?" tanya dosen lainnya
"Embb setelah wisuda bu"
"Oh baguslah,lagian cewek itu sudah cukup buat pendidikan sampai S1 saja kan calon kamu sudah S2"
"S2? siapa?"
"Loh Pak Erwin gak tahu kalau calon Sheva juga kuliah di sini?"
"Masak sih bu Hesti?"
"Murid pindahan di fakultas management yang gantengnya kayak orang turki itu loh"
"Oh itu jadi dia anak keluarga William?"
"Iya pak"
"Mati aku"
"Kenapa pak?"
"Kemarin saya hukum dia karena bolos kelas saya"
"Hah serius,pak Erwin hukum Morgan?" tanya Sheva
"Iya Sheva"
"Tamat karir pak" ucap Bu Hesti
"Sheva,kamu di cari Mr.Marcell" ucap dosen yang baru saja masuk ke dalam ruangan komite
"Oh,makasih bu"
"Iya sama-sama"
"Kalau begitu saya permisi"
"Iya Sheva"
Sheva berjalan pelan sambil bertanya-tanya kenapa Mr.Marcell mencarinya,namun dengan positif thinking dia berfikir semoga itu hanya soal skripsinya saja.
Tok,tok,, tokkk
"Masuk"
"Permisi Mr.Marcell apa anda memanggil saya?"
"Oh Sheva masuk,iya jadi saya mau memberitahukan soal sidang kamu"
"Kenapa Mr"
"Jadi kamu akan sidang satu minggu lagi ya"
"Mr yakin?"
"Iya,karena kamu berhasil menyelesaikan skripsi dalam waktu dua bulan saja. Itu hal luar biasa"
"Terima kasih Mr,itu semua juga berkat bimbingan Mr.Marcell"
"Oh ya Sheva"
"Iya Mr ada apa?"
"Artikel itu,apa benar?"
"Embb ee seperti yang Mr.Marcell lihat"
"Jadi kamu benar di jodohkan sama anak pemilik WILLIAM CORPORATION?"
"Iya Mr"
"Va,kamu gak mikirin perasaan saya?"
"Maksud Mr.Marcell?"
"Va,kamu tahu kan saya masih sayang sama kamu dan saya juga berusaha memperbaiki semua kesalahan-kesalahan saya"
"Maaf Mr,jika memang tidak lagi yang mau di bicarakan. Saya pamit keluar"
Hampir melangkah menuju pintu tiba-tiba Mr.Marcell menghentikannya,ia menarik tangan Sheva hingga merapat ke tubuh laki-laki itu. Mata Sheva dan Marcell saling bertemu,degup jantung semakin tidak terkendali. Sheva mencoba melepaskan genggaman Marcell namun justru ia semakin kuat menggenggamnya.
"Tolong lepaskan Mr Marcell,tidak enak kalau ada yang melihat" ucap Sheva
"Kamu tenang saja,ruangan saya bukan lagi dari kaca jadi aman" ucap Marcell yang semakin mendekatkan wajahnya ke arah Sheva
Hampir tinggal sejengkal Marcell akan berhasil mencium bibir perempuan itu,untung saja Sheva lebih sigap dan menginjak kaki Marcell. Karena kesakitan akhirnya ia melepaskan Sheva dan membuat perempuan itu kabur dari genggamannya.Sheva melangkah pergi meninggalkan ruangan Mr.Marcell,lagi-lagi ia di buat jantungan dengan apa yang barusan terjadi.
Keesokan paginya Sheva dan kawan-kawannya sudah berangkat menuju puncak di ikuti oleh mobil Alta,di perjalanan mereka bercanda dan bersenang-senang. Sheva tidak ingin memikirkan apa yang sudah ia lewati kemarin-kemarin sekarang tujuan dia hanya ingin membuat dirinya fresh kembali dan relaks.
Hana memegang gantungan kunci berbentuk kamera di tas Sheva,sambil bertanya kepada sahabatnya itu
"Va,sejak kapan loe suka printilan beginian?" ucap Hana sambil menunjukkan gantungan kunci tersebut
"Oh itu,hadiah kok"
"Dari siapa?"
"embb dari,dari temen bokap"
"Oh hadiah,bagus juga"
Tak terasa beberapa jam perjalanan akhirnya mereka sampai di Villa milik keluarga Robert.
"Ini vila nya?" tanya Hana
"Iya"
"Wahh bagus banget" teriak Rania
"Va,loe ngajak kak Morgan sama kawan-kawannya?"
"Bukan gue,tapi bokap"
"Asyik deh,ada kakak-kakak ganteng" ucap Hana kegirangan
Sheva turun bersama teman-temannya,sedangkan sopir membantunya menurunkan barang-barang. Penjaga vila yang tak lain adalah bibi yang membantu mengasuh Sheva sewaktu kecil menyambut kedatangan mereka semua.
"Non Sheva???"
"Mbok Ri???"
"Ya ampun non Sheva sekarang sudah besar sekali"
"Mbok,Sheva kangen banget sama mbok Ri"
"Mbok juga kangen sama non"
Setelah berdrama Sheva pergi ke kamarnya yang berada di sebelah kamar Rania dan Hana. Sementara Morgan dan yang lainnya berada di kamar tamu bawah,pemandangan dan udara di sana masih sangat sejuk apalagi mereka sampai di sana sebelum pukul dua belas jadi matahari belum begitu terik.
Sheva dan teman-temannya berkeliling vila sembari menikmati pemandangan,sementara Morgan dan yang lainnya lebih memilih untuk berenang di kolam belakang rumah. Tiba-tiba Sheva mendapat panggilan dari sebuah nomer yang tak di kenal,ia segera menjawabnya karena merasa penasaran.
"Siapa Va?"
"Gak tahu Ran"
"Coba angkat"
"Hallo"
"Shevaaa"
Seketika Sheva terkejut dan menatap teman-temannya
"Siapa?"
"Bokap,gue ke sana dulu ya"
"Iya"
"Mr.Marcell???"
"Hay Sheva"
"Mr kenapa telfon Sheva?"
"Saya cuma mau pastikan liburan kamu baik-baik saja"
"Bagaimana Mr tahu kalau saya sedang liburan?"
"Kamu mengajukan surat cuti kan?"
Sheva terdiam sesaat
"Saya boleh ikut?" tanya Mr.Marcell lagi
"Buat apa?"
"Ya saya kangen sama kamu Va"
"Enough,saya tidak mau mendengar itu lagi dari kamu"
"Kamu??? ternyata secepat itu kamu bisa kembali menjadi Sheva yang saya kenal dulu"
"Sebenarnya apa mau kamu?"
"Sebenarnya simpel,kamu maafkan saya dan kita mulai semuanya dari awal"
"Kamu gila? itu gak mungkin" ucap Sheva sambil mengakhiri percakapan itu
"Va... ayo sini" teriak Hana
"Iya iya"
Sheva langsung mematikan ponselnya dan tidak peduli lagi apakah Marcell akan terima dengan hal itu.
Malam hari saat makam malam tiba Sheva,Rania,dan Hana turun ke meja makan. Di sana sudah ada Morgan dan teman-temannya. Hana tersenyum kegirangan karena ini pertama kalinya ia bisa makan bersama para senior terpopuler di kampus.
"Hallo kak Alta,kak Steven,kak Ferly" ucap Hana
Setelah selesai makan semuanya memutuskan untuk membakar jagung mengisi malam itu,tak lupa dengan sebuah gitar Alta memainkan lagu yang menghipnotis para sahabat Sheva,tiba-tiba ponsel Sheva berdering dan nomer itu adalah milik Marcell. Mengetahui hal tersebut Sheva mencoba mengabaikannya hingga setelahnya Marcell mengirimkan sebuah foto vila tempat mereka berada sekarang.
Melihat hal itu Sheva begitu terkejut dan segera mencari alasan untuk meninggalkan teman-temannya
"Gaes aku ke kamar dulu ya,udah ngantuk nih" ucap Sheva
"Yah Va baru jam 20.00" jawab Hana
"Capek badan kayaknya,aku duluan ya" ucap Sheva sambil melangkah pergi
Sesampainya di dalam rumah,Sheva segera menghubungi Marcell dan bertanya apa maksud dia
"Hallo Sheva..." jawab Marcell
"Kamu apa-apaan sih? ngapain juga pakai acara kirim foto vila? sekarang kamu dimana?"
"Aku di depan vila tempat kamu berada,kamu mau aku masuk sendiri apa kamu kesini"
"Gimana kamu bisa tahu kalau aku ada disini?"
"Va,aset keluarga kamu itu terpampang jelas di internet"
"Gila ya kamu,sekarang kamu tunggu disitu aku ke sana sekarang"ucap Sheva sambil menutup telfonnya
Sheva berjalan menuju pagar tiba-tiba suami bu Ri mengejutkannya
"Non Sheva..."
"Astaga pak Ri,bikin saya jantungan saja"
"Non Sheva mau kemana?"
"Mau nyari udara sebentar pak"
"Sendiri saja?"
"Iya pak,yang lain baru asyik bakar jagung"
"Oh ya sudah kalau begitu non,jangan lama-lama di sini makin dingin"
"Iya pak"
Setelah berhasil melewati pak Ri,Sheva segera menemui Marcell yang berada di dalam mobilnya tak jauh dari vila milik keluarga Sheva. Ia mengetuk kaca jendela Marcell dan memintanya keluar
"Hay,akhirnya kamu datang juga" ucap Marcell sambil memegang tangan Sheva
"Sini ikut aku" ucap Sheva sambil menarik Marcell
"Kemana?"
"Udah jangan bawel"
Sementara itu Morgan keluar sambil membawa jagung untuk Pak Ri yang berada di pos satpam
"Eh den Morgan"
"Pak,ini ada beberapa jagung"
"Wah makasih loh den,saya kirain mau keluar juga cari angin bareng non Sheva"
"Maksud pak Ri?"
"Iya,tadi non Sheva keluar katanya mau cari angin sebentar"
"Sendirian saja pak?"
"Iya Den,sebaiknya den Morgan susul saja soalnya daerah sini rawan anjing liar"
"Iya pak"
Morgan segera keluar gerbang mencari Sheva,namun yang ia temukan hanyalah sebuah mobil terparkir tak jauh dari vila. Morgan melihat bahwa plat mobil tersebut dari Jakarta,buru-buru ia menyusuri sepanjang jalan mencari Keberadaan Sheva takut terjadi apa-apa.
Sheva yang berdiri di samping sebuah pohon bersama Marcell justru saling berdebat
"sudah berapa kali aku harus bilang jangan pernah mengganggu hidupku lagi" ucap Sheva
"Sheva,saya cuma mau minta maaf dan memulai semuanya dari awal"
"Kamu pikir setelah apa yang kamu lakukan kamu pantas mendapatkan kata maaf?"
"Setidaknya kamu beri saya kesempatan untuk memperbaiki semua ini"
"Nggak,hubungan antara kita sudah berakhir jadi jangan berfikir semuanya akan baik-baik saja"
"Aku janji setelah kamu wisuda nanti kita akan umumkan hubungan kita seperti yang kamu inginkan selama ini,entah tanpa atau ada restu dari keluarga kamu"
"Kamu serius?"
"Ya,aku sayang sama kamu Va. Aku tidak pernah punya pikiran sedikitpun untuk meninggalkan kamu"
"Tapi kamu janji begitu aku wisuda kita akan ngomong ke orang tua aku kalau kita pacaran dan ingin menikah,biar mereka membatalkan perjodohan itu"
"Jadi kamu tidak setuju dengan perjuangannya?"
"Sama sekali enggak"
"Oke kalau itu yang kamu inginkan,aku akan berikan semuanya ke kamu"
"Janji?"
"Iya sayang"
Marcell memeluk Sheva dan mengecup lembut rambutnya,pemandangan itu tak sengaja terlihat oleh Morgan yang sedang mencari Sheva. Ia terkejut karena Sheva ternyata memiliki kekasih selama ini,ia merasa dirinya bodoh karena mau menikahi dan merusak kebahagiaan Sheva tetapi di sisi lain Morgan juga merasakan kecemburuan dalam hatinya saat melihat Sheva dan Marcell bercumbu di harapannya.
Tak pikir panjang Morgan langsung berlari kembali ke vila dan menghampiri teman-temannya yang masih berada di halaman belakang. Morgan masuk dengan wajah penuh tanda tanya,teman-temannya bingung dengan apa yang terjadi kepadanya.
"Gan,loe dari mana aja? nganterin jagung doang lama bener?" tanya Steven
"Oh tadi sekalian ngobrol"
"Yeyy pantesan"
Tiba-tiba Sheva menghampiri mereka dengan wajah berseri,Morgan pun langsung menghindarinya dan memilih duduk di paviliun seorang diri
"Va,loe gak jadi tidur?" tanya Ferly
"Nggak bisa tidur,kalau kalian masih berisik disini"
"Yee ni anak,ya udah ni jagung"
"Makasih"
Morgan memandang Sheva yang sudah berubah dari saat mereka bertemu di paviliun tadi,wajahnya nampak lebih ceria dan seperti tidak terjadi apa-apa. Ia juga masih memainkan ponselnya sambil memakan jagung di tangan kirinya,kali ini ada yang aneh di hati Morgan ia merasa seperti bersalah telah mengikuti Sheva dan melihat semua kejadian itu.
Malam pun semakin larut,mereka semua memutuskan masuk ke dalam rumah. Saat hendak naik tangga Sheva di hentikan oleh panggilan Morgan
"Shevaa"
"Eh,ya Morgan kenapa?"
"Selamat malam"
"Malam" jawab Sheva dengan tersenyum
"Ciee ciee kak Morgan" teriak Hana di ikuti yang lainnya
Sheva kemudian membungkam mulut sahabatnya dan menggandeng mereka menuju kamar,
"Good Night Va" ucap Rania dan Hana yang masuk ke dalam kamar lain
Sheva tersenyum dan langsung masuk ke dalam kamarnya,malam itu hatinya agak berbunga-bunga karena hubungannya dengan Marcell telah membaik. Tak berselang lama setelah kembali ke kamar Sheva mendapatkan telfon dari Marcell,mereka mengobrol hingga tengah malam. Saat itu juga Hana terbangun karena haus,ketika ia mau mengambil minum dan melewati kamar Sheva itu terkejut mendengar suara Sheva yang masih cekikikan di dalam,Hana hanya tersenyum dan berlalu pergi.
...ALTA FRANS CALDIANO...