Cahaya Airin, istri yang tak diinginkan oleh suaminya. Rasa sakit hati kala sang suami terus menghinanya membuat air matanya terus berjatuhan.
Hingga suatu hari gadis yang biasa di panggil Aya itu mencoba merubah penampilannya untuk mendapatkan hati suaminya.
Apakah Aya akan berhasil membuat suaminya mencintainya?
Selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
"Sekarang belikan makan siang untuk ku!," Perintah Bryan pada Aya yang masih terdiam di tempatnya.
Karena tidak ada sahutan, Bryan menjentikkan jarinya ke hadapan Aya sehingga Aya tersadar.
"Kau tidak mendengar ucapan ku?!."
"A-apa yang Kau katakan tadi?." Ucap Aya terlihat kikuk karena tadi Ia sedang bergelut dengan hatinya.
"Kau!!, Cepat belikan makan siang untuk ku!. Aku memberimu waktu sepuluh menit terhitung dari sekarang," ucap Bryan dengan melihat jam tangannya.
Sedangkan Aya membelalakkan matanya tak percaya dengan apa yang Bryan perintahkan. Karena jarak tempuh menuju kantin saja memakan waktu sepuluh menit. Lalu apakah dia harus terbang?. Sungguh Aya tidak habis pikir dengan perintah suaminya itu.
"Kenapa Kau malah bengong, waktu terus berjalan. Dan kalau kau tidak segera pergi Aku akan menghukum mu!," Ucap Bryan membuat Aya segera berlari keluar dari ruangan Bryan.
Aya terus saja berlari seraya terus menggerutu karena kesal dengan suaminya itu.
Dari kejauhan nampak terlihat Adrian yang masih menunggunya untuk makan siang bersama.
Namun Aya terus saja berlari membuat Adrian ikut berlari.
"Aya, kenapa kau berlari seperti ini? Apa yang Tuan Bryan perintahkan padamu sehingga kau berlarian?."tanya Adrian heran.
"Dia menyuruhku untuk membelikan makan siang untuknya. Dan Aku harus cepat Iyan," ucap Aya yang terus
berlari.
Hingga mereka pun akhirnya sampai di kantin kantor.
Aya segera memesan makanan yang akan dia pesan.
Namun saat ditanya makanan apa yang akan Aya pesan, Aya menepuk keningnya karena Ia lupa belum bertanya kepada Bryan makanan yang ingin Bryan makan.
"Kenapa Aku bisa lupa menanyakannya tadi," ucapnya merutuki dirinya sendiri.
"Kau kenapa Ay?," Tanya Adrian heran melihat Aya menepuk-nepuk keningnya sendiri.
"Iyan, Aku lupa bertanya pada bos kita makanan apa yang Ia inginkan."
Adrian pun tersenyum. "Nasi goreng seafood," ucap Adrian membuat Aya menatapnya.
"Bagaimana kalau Ia tidak menyukainya Iyan?."
"Dia pasti suka Aya," ucap Adrian begitu yakin.
"Baiklah kalau begitu aku akan memesannya. Tapi kalau sampai dia tidak menyukainya, Kau yang harus bertanggung jawab Iyan!."
"Baiklah, Aku jamin CEO kita itu pasti akan menyukainya." Ucap Adrian masih dengan yakinnya.
Setelah menunggu beberapa saat, Aya pun menerima pesanannya dan membayarnya.
"Iyan, Aku akan segera kembali setelah memberikan makanan ini untuk Tuan Bryan," ucap Aya sebelum meninggalkan Adrian.
"Baiklah Ay, Aku akan menunggu mu."
Keduanya pun tersenyum, lalu Aya kembali berlari seraya menatap jam tangannya.
"Aku harus cepat,"ucapnya dengan lari secepat mungkin.
Akhirnya setelah berlarian kesana-kemari, akhirnya Aya pun sampai di ruangan Bryan.
"Aku sudah membawa makan siang untuk mu," ucap Aya dengan nafas yang ngos-ngosan.
"Kau telat sepuluh menit, Aku sudah tidak menginginkannya lagi." Ucap Bryan membuat Aya menatap tajam kearahnya.
Kekesalan pun membuat Aya berjalan ke arah Bryan dan menaruh makanan itu dengan kasar ke hadapannya.
"Heh, Apa Kau tahu Aku harus berlarian untuk memenuhi keinginan mu itu!. Setidaknya hargai perjuangan ku untuk mendapatkan makanan ini untuk mu!," Ucap Aya kesal dan jengkel dengan tingkah Bryan.
Mendengar umpatan Aya, Bryan pun mendekati Aya. "Apa kau lupa bahwa seharian ini Kau adalah budak ku?. Jadi apapun yang ku katakan Kau harus menurutinya!." Ucapnya penuh penekanan.
Aya menatap Bryan dengan begitu nanar, Ia sangat kesal dan membenci pria di depannya. Dengan mengepalkan tangannya Aya menahan amarahnya dan segera bergegas pergi meninggalkan pria menyebalkan itu.
Sedangkan Bryan begitu menikmati wajah kesal Aya. Sungguh kesenangan tersendiri bagi Bryan melihat Aya yang terlihat begitu marah dan kesal.
"Kenapa dia harus marah?, Bukankah dia yang sudah berjanji akan menuruti apapun yang kuinginkan seharian penuh?." ucap Adrian tanpa rasa bersalah. Iapun menoleh ke arah makanan yang Aya belikan tadi.
Bryan akhirnya membuka makanan tersebut dan memakannya. "Sayang kalau tidak ada yang memakannya," ucapannya seraya memakannya.
***
Aya kembali ke kantin untuk makan siang bersama Adrian. Dengan cemberut Aya duduk di depan Adrian.
"Kau kenapa lagi Ay?." tanya Adrian.
"Tidak apa-apa, Aku sangat lapar Iyan," ucap Aya masih dengan wajah yang ditekuk.
"Kau tenang saja Ay, Aku sudah memesankan makanan untuk mu," Adrian tersenyum menatap Aya.
Tak berapa lama pun pesanan Adrian datang, dan mereka makan siang dengan nikmat. Tentu saja, karena sebelumnya Aya sudah berlarian kesana-kemari, jadi Aya benar-benar menikmati makan siangnya.
***
Bryan sedang asyiknya mengerjakan pekerjaannya. Namun tiba-tiba saja Ia di kejutkan dengan kedatangan seseorang.
"Hai kakakku yang sangat sibuk,"sapanya.
Bryan hanya melihat sekilas seseorang yang mendatanginya itu. Tangannya masih sibuk menandatangani berkas-berkas penting di mejanya.
"Mau Apa Kau kesini?, Apa Kau hanya ingin mengganggu ku?. Kalau Kau hanya ingin mengganggu pekerjaan ku lebih baik Kau keluar saja dari sini!," Usir Bryan.
"Kenapa sekarang Kau menjadi sombong dengan adikmu ini?. Apa karena Kau sudah menikah dan memiliki istri yang cantik?," Tanyanya lagi.
"Kau yang sombong Adrian, kenapa kau malah tidak hadir di pesta pernikahan kakakmu ini?. Kau masih saja patuh kepada Mama mu yang suka memerintah itu," cibir Bryan.
Ya, seseorang yang mendatangi Bryan adalah Adrian. Mereka pun bersaudara, karena Adrian adalah putra dari adik Bagaskara.
Keduanya begitu akrab dan dekat sejak kecil. Bryan akan selalu melindungi Adrian saat ada yang mengganggu adik sepupunya itu.
Namun Bryan juga sangat membenci Adrian karena selalu saja menuruti perintah dari Aunty nya. Karena menurut Bryan Aunty nya itu adalah wanita yang jahat.
Aunty nya itu telah meninggalkan uncle nya dan Adrian sejak lahir hanya untuk mengejar obsesinya menjadi model internasional.
Sehingga Adrian begitu merindukan sosok Mamanya itu. Dan di saat Aunty nya membutuhkan bantuan, Ia pasti akan memintanya pada Adrian.
Itulah sebabnya Bryan begitu membenci Aunty nya itu.
"Sudahlah Bry, oh iya, Apa Kau tidak ingin mengenalkan ku dengan istrimu?. Sebenarnya aku tidak menyangka bahwa kau akan menikahi orang lain. Ku pikir kau akan menikah dengan Rena," ucap Adrian membuat Bryan menghentikan aktivitasnya.
"Aku menikah dengan gadis lain hanya untuk menuruti Papa, Kau tahu sendiri kan Papa seperti apa. Dan untuk hatiku, semua masih untuk Rena," ucap Bryan.
"Sungguh?, Tapi apakah kau tidak tertarik sedikitpun dengan istrimu Bry. Ku dengar istrimu itu sangat cantik," ucap Adrian.
"Kalau Kau mau ambil saja dia. Aku tidak membutuhkannya," ucap Bryan malas.
"Wow, Kau sungguh suami yang kejam Bry. Kau jangan sampai menyesali ucapanmu itu bila suatu saat nanti Kau jatuh cinta dengan istrimu." Kelakar Adrian.
"Aku tidak akan menyesalinya. Kau boleh mengambilnya," ucap Bryan kembali.
"Tidak Bry, Aku sudah memiliki gadis yang kucintai sendiri." Ucap Adrian membayangkan Aya.
"Oh ya?, Apakah dia cantik?. Atau Aku mengenalnya?," Tanya Bryan begitu penasaran. Karena Ia tidak pernah melihat Adrian begitu tertarik dengan perempuan.
"Kau mengenalnya,dan dia juga bekerja di perusahaan ini Bry."
"Benarkah, siapa namanya?."
"Kau akan tahu sendiri nanti Bry." Ucap Adrian kemudian langsung berdiri. "Aku harus kembali bekerja, Aku tidak mungkin kan kalau harus makan gaji buta," ucap Adrian terkekeh dan berjalan keluar.
"Woi, Kau belum menjawab pertanyaanku dan sekarang Kau mau kabur?!. Kau bahkan bisa membeli apapun yang Kau mau,sialan!," Umpat Bryan kepada Adrian yang mulai menjauh.
Namun Adrian hanya melambaikan tangannya dan membuat Bryan semakin penasaran.
***