Kisah Cinta antara seorang duda beranak satu dengan gadis cantik yang ternyata adalah adik dari asistennya sendiri.
Semuanya berawal ketika Ghea bertemu dengan bocah tampan bernama Gathan. Dilanjutkan dengan pertemuan Ghea dengan Gavin, yang ternyata adalah ayah dari Gathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BatagorAci, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 9
"Bos saya mau minta tanda-
"Astagfirullah kalian berdua ngapain!"
"Bang Sat mampus gua!" Ghea.
"Satya! astaga pasti dia bakal marah pada ku!" Gavin.
Kini setelah tertangkap basah berciuman oleh Satya, Gavin dan Ghea masih sama-sama diam ditempat dan di depannya ada Satya yang duduk sambil memincingkan mata.
"Hei hei kalian ini udah gede masa iya nge lakuin begituan dikantor, didepan anak kecil lagi. Untung Gathan tidur, coba kalo tiba-tiba kebangun, mau jawab gimana kalian. Mau jadi contoh yang nggak bener buat anak kecil yang nggak tau apa-apa!" Omel satya kepada dua manusia beda jenis di depannya.
Yap, Kini Satya tengah menyidang Gavin dan Ghea. Gathan sudah dipindahkan diruang pribadi milik Gavin.
"Saya minta maaf Sat, saya akui saya khilaf. Saya bakal tanggung jawab kok, kamu tenang aja." Balas Gavin sambil melirik Ghea sekilas. Ia mengakui jika dirinya lah yang salah, daripada Ghea di bilang murahan oleh abangnya sendiri, ia tak rela.
"Gini ya boss bukan masalah tanggung jawab atau enggak, saya tuh ngerasa udah kecolongan jagain adik saya. Yang salah tetep salah intinya, dan emang harus tanggung jawab." Ucap Satya.
"Dahlah bang, gua nih udah gede. Masa gitu aja lu omelin kek bocil nyopet duit emaknya. Ini juga bukan salah pak Gavin, Ini karna gua mau kasih bukti buat pak Gavin, kalo gua emang bener suka sama dia, eh cinta maksudnya." Jelas Ghea membela diri.
"What! secepat itu?" Seru Satya memincingkan matanya menatap tajam adiknya.
"Iya lah, kalo emang udah sreek, ngapain ditunda?" Balas Ghea.
"Lu kenapa jadi rendah gini Ghe? Suka sih suka tapi nggak harus ngelakuin hal diluar bates lu kan. Jujur gua aja ini kecewa banget ama lu, apalagi ayah sama bunda. Lu boleh aja ngelakuin gituan, tapi harus sama orang yang bener-bener udah punya hak miliki mu! Gua ini abang lu, gua perduli lah sama lu." Seru Satya dengan marah dengan diselingi nada kecewa.
"Lu kenapa jadi lebar-lebarin hal yang kecil kayak gini sih bang? Dan gua nggak serendah yang lu pikir, yang gua lakuin juga masih wajar. Gua juga mikir kalo mau ngelakuin hal gituan, nggak sampe keluar bates juga. Gua nggak seagresif itu!" Balas Ghea dengan mata berkaca-kaca, ia tak menyangka abangnya akan berbicara seperti itu tentang dirinya.
"Ghea udah kamu jangan nangis, ini bukan salah kamu, ini salah saya." Ucap Gavin sambil memeluk tubuh Ghea kedalam dekapannya.
"Satya, kamu jangan ngomong yang enggak-enggak kayak gitu lah, kasian Ghea. Dia adik kamu sendiri loh. Kamu boleh marah ke saya, tapi jangan rendahin adik kamu sendiri kaya gitu, ini pure salah saya kok." sambung Gavin pada Satya.
"Mommyh.....mommyh....."
Ketiga orang dewasa itu menoleh ke sumber suara. Ternyata Gathan tengah berdiri didepan pintu ruang pribadi Gavin sambil mengucek-ngucek matanya, mungkin bocah itu baru bangun karna menyadari tidak ada Ghea disampingnya.
Buru-buru Ghea menghapus air matanya, dan menghampiri bocah tampan itu.
"Kenapa bangun boy, bobok lagi yuk." Ajak Ghea pada Gathan.
"Mahu sama daddy mom." Jawab bocah itu masih ngantuk-ngantuk.
"Oke ayo ke daddy dulu." Balas Ghea mengangkat tubuh Gathan. Ghea membawa Gathan kepada Gavin dengan tenang, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Daddy napa?" Tanya bocah itu.
"Nggak papa sayang, sini sama daddy." Ucap Gavin merentangkan kedua tangannya untuk mengambil alih Gavin dari gendongan Ghea.
"Napa uncle?" tanya Gathan pada Satya.
"Nggak papa." Jawab Satya cuek.
"Hishh jangan alak-alak ntar ndak ada yang cuka." dengus bocah itu mencebikkan mulut kecilnya. Ghea dan Gavin menahan tawa mendengar dumelan Gathan.
"Tau lah, gua mau balik. Mulai besok gua nggak kerja disini, surat pengunduran diri gua kirim besok pagi. Bye!" Ucap Satya. Kemudian pria itu beranjak dari tempat duduknya.
"Sat jangan gitu lah, profesional dong. Jangan bawa masalah pribadi ke urusan kerjaan." Seru Gavin, namun tak dihiraukan oleh Satya. Satya berjalan lempeng keluar dari ruangan Gavin.
"Haish tuh anak pms kali ya." Guman Gavin meratapi kepergian Satya.
"Udah kamu jangan sedih lagi, besok saya ke rumah orang tua kamu buat ngelurusin masalah ini, biar nggak salah paham abang kamu juga . Kamu tenang aja, saya bakal tanggung jawab." Ucap Gavin tersenyum pada Ghea.
"Iya." Balas Ghea Mengangguk kecil.
"Jadi kita resmi pacaran kan nih?" Tanya Ghea menatap Gavin.
"Kamu nih ya bisa-bisanya ya abis dimarahin abang kamu juga, saya terlalu tua buat pacaran." Balas Gavin, hal itu membuat Ghea mencebikkan bibirnya.
"Masa hubungan tanpa status sih, ntar kalo bapak ngilang gimana? Terus kalo ada cewek yang genit sama bapak gimana? Saya kan mau jagain bapak dari godaan para jablai." Ucap Ghea pada Gavin. Gavin terkekeh mendengar gerutuan Ghea.
"Iya-iya terserah kamu, toh nanti kamu juga bakal saya halalin." Balas Gavin gemas sambil mengacak rambut Ghea.
Ghea tersipu saat Gavin berkata akan menghalalinya. Ahhh Apa hal itu akan terjadi?
"Serius?" Tanya Ghea.
"Serius, tapi kita harus baikkan dulu sama Satya. Nggak baik kalo berantem sama saudara sendiri kan." Ucap Gavin.
"Iya, tapi Bang Sat keluar dari perusahaan bapak, gimana? Nggak papa emang?" tanya Ghea.
"Tenang aja, kalo itu udah keputusan dia pasti bakal ada gantinya. Katanya kan dia mau nerusin perusahan ayah kalian." Ujar Gavin.
"Ya gitu sih sebenernya." Ghea.
"Balik yuk, udah sore nih. Kerjaan saya juga udah selesai." Ajak Gavin.
"Yaudah ayok lah, turun bareng kita." Balas Ghea.
"Kamu nggak mau bareng aku pulangnya? Saya anterin pulang ke rumah kamu kalo kamu mau." Tawar Gavin.
"Nggak bisa, Ghea bawa motor sendiri soalnya." tolak Ghea.
"Oh yaudah, ayok turun." "Iya."
Keduanya turun ke lantai dasar bersama menggunakan lift Direktur. Saat Ketiganya turun, banyak pasang mata beberapa karyawan yang memperhatikan bosnya.
Layaknya keluarga kecil, dengan Gavin yang berjalan dengan santai sambil menggendong Gathan, dan Ghea berjalan beriringan disamping Gathan.
"Sore pak." Sapa Salah satu pegawai dikantor itu.
"Sore, kalian bisa langsung pulang kalo kerjaan kalian sudah selesai." Balas Gavin dengan ramah.
"Iya pak." Balas mereka bersamaan.
Sedangkan ditempat lain Satya tengah menyetir mobilnya menuju rumah. Puas dengan akting yang ia lakukan kepada mantan boss dan adiknya tadi.
"Rasain lu emang enak gua kerjain. Makanya jangan uwuuww-uwuuuwan di sembarang tempat, mana gua nggak sengaja liat lagi. Kan iri, jomblo gini." Guman Satya menggerutu, untung Satya punya alasan untuk keluar kantor. Keputusannya sudah bulat untuk mengelola perusahaan milik ayahnya.