NovelToon NovelToon
Benih Kakak Tiri

Benih Kakak Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Single Mom / Hamil di luar nikah / Lari Saat Hamil
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

Sejak usia lima tahun, Raya Amelia hidup dalam neraka buatan ayahnya, Davin, yang menyalahkannya atas kematian sang ibu. Penderitaan Raya kian sempurna saat ibu dan kakak tiri masuk ke kehidupannya, membawa siksaan fisik dan mental yang bertubi-tubi. Namun, kehancuran sesungguhnya baru saja dimulai, di tengah rasa sakit itu, Raya kini mengandung benih dari Leo, kakak tirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12

Malam terus merangkak, namun bagi Leo, waktu seolah berhenti di lantai kamar yang dingin itu. Ia masih bersimpuh, mendekap test pack dan sehelai pakaian milik Raya yang paling sering gadis itu kenakan. Wanginya masih ada, aroma vanila samar yang kini terasa seperti racun yang menyayat paru-parunya.

Tiba-tiba, suara derap langkah kaki yang terburu-buru mendekat.

"Leo! Apa yang kamu lakukan di sini? Polisi sudah di jalan, mereka butuh keteranganmu sebagai saksi terakhir yang..." David, ayah sambung nya terhenti di ambang pintu. Matanya tertuju pada kekacauan di kamar itu, lalu beralih pada benda kecil di tangan Leo.

David melangkah masuk, wajahnya mengeras. Ia menyambar test pack itu dari tangan anaknya yang gemetar. Keheningan yang mencekik menyelimuti ruangan saat David menatap dua garis merah itu.

"Ini..." suara David merendah, berat oleh kemarahan yang tertahan. "Jadi ini alasan dia melompat? Karena kau sudah bertindak sejauh ini?"

"Aku tidak tahu dia hamil, Yah," bisik Leo suaranya terdengar parau, wajahnya terangkat, menatap ayahnya dengan mata merah. "Aku benar-benar tidak tahu."

PLAK!

Tamparan keras mendarat di pipi Leo hingga kepalanya terhentak ke samping. Tubuh David gemetar karena amarah.

"Kau bukan hanya menghancurkan hidupnya, Leo! Kau membunuhnya! Kau bajingan!" teriak David. Ironis, pria yang selama ini menutup mata atas penderitaan Raya di rumah ini, kini meledak seolah dia adalah pahlawan moral.

Leo tertawa. Tawa yang getir, dan terdengar gila. "Aku bajingan? Lalu Ayah apa? Ayah yang memaki dia setiap hari? Ibu yang menjadikannya budak? Kita semua yang membunuhnya! Aku hanya orang yang mendorongnya paling terakhir hingga dia jatuh!"

* * *

Leo berdiri di pinggir sungai, tepat di bawah jembatan tempat Raya melompat. Lampu sorot dari tim SAR membelah kegelapan air yang keruh dan menderu. Arus sungai sedang ganas-ganasnya akibat hujan di hulu.

"Arusnya terlalu kuat, Pak," ujar salah satu petugas SAR kepada David. "Dalam kondisi seperti ini, kemungkinan korban selamat sangat kecil. Jika tubuhnya tersangkut, mungkin butuh waktu berhari-hari untuk menemukannya."

Leo tidak mendengarkan. Ia menatap permukaan air dengan tatapan kosong. Ia membayangkan tubuh mungil Raya terombang-ambing, kedinginan, dan kesepian di bawah sana, membawa serta rahasia kecil yang seharusnya menjadi masa depan.

* * *

Seminggu telah berlalu sejak Raya memilih untuk menyerah pada derasnya arus sungai. Pencarian resmi dihentikan, sungai yang ganas itu tetap bungkam, menyimpan raga Raya di dasarnya yang dingin. Di mata dunia, Raya telah tiada, meski tanpa nisan untuk ditaburi bunga.

Kabar duka itu menghantam SMA tempat Raya bersekolah seperti badai. Di sudut koridor yang biasanya ramai, Dava berdiri mematung dengan ponsel yang hampir jatuh dari genggamannya. Dada remaja itu sesak, seolah pasokan oksigen di sekitarnya mendadak hilang. Sahabatnya, gadis yang selalu tersenyum meski matanya menyimpan luka, kini benar-benar telah tiada tanpa sempat ia selamatkan.

Sementara, suasana di rumah mewah kediaman David terasa mencekam, seolah oksigen di sana telah habis bersama perginya sang penghuni termuda. Bik Asih, dengan mata sembap yang belum kering, berjalan gontai menuju kamar Raya. Hatinya perih, ia tahu betul setiap inci penderitaan yang Raya telan sendirian di rumah ini. Ia merasa gagal. Amarahnya memuncak pada majikannya, namun ia hanyalah seorang pelayan yang suaranya tak akan pernah terdengar.

Dengan tangan gemetar, Bik Asih membuka pintu kamar Raya. Ia berniat mengemas barang-barang gadis itu sebelum sang nyonya besar memerintahkannya untuk membuang semuanya ke tempat sampah.

Namun, langkahnya terhenti di ambang pintu.

Pemandangan di depannya begitu mengerikan. Kamar itu begitu berantakan. Di tengah lantai yang dingin, Leo terbaring meringkuk di tengah tumpukan baju-baju Raya yang berserakan. Tangannya memeluk erat pakaian Raya yang kini aromanya mulai memudar, seolah kain itu adalah satu-satunya sisa kehidupan Raya yang bisa ia genggam.

Bik Asih menelan ludah. Dengan keberanian yang tersisa, ia mendekat dan menyentuh lengan tuan mudanya.

"Tuan... Tuan Leo, bangun. Kenapa tidur di lantai seperti ini?" bisik Bik Asih sambil menggoyang pelan lengan Leo.

Leo mengerang lirih. Kepalanya terasa seperti dihantam godam, efek dari seminggu tanpa tidur dan hanya ditemani rasa bersalah yang menggerogoti kewarasannya. Ia membuka mata yang merah dan bengkak, menatap kosong ke arah langit-langit.

"Ada apa?" tanya Leo dengan suara parau, nyaris tak terdengar. Ia bangkit perlahan, duduk bersandar pada kaki ranjang yang kini terasa sangat luas dan kosong.

"Kenapa Tuan tidur di sini?" ulang Bik Asih, suaranya bergetar antara takut dan kasihan.

"Memangnya kenapa?" sahut Leo datar.

Bik Asih menunduk, meremas jemarinya. "Maaf, Tuan... Maksud saya, saya harus membereskan kamar ini. Karena Non Raya sudah... sudah tidak ada. Semua barangnya harus disingkirkan atas perintah Tuan Besar."

"Jangan!" potong Leo cepat. Suaranya tajam dan penuh penekanan. "Raya belum mati. Dia hanya pergi sebentar untuk menghukumku. Jangan sentuh satu pun barangnya!"

"Tapi Tuan..."

"AKU BILANG JANGAN YA JANGAN!" bentak Leo, lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada Bik Asih.

Bik Asih terdiam, merasa ngeri sekaligus iba. Ia tahu betapa kejamnya Leo dulu, bagaimana pria ini menjadi mimpi buruk bagi Raya. Kini, melihat Leo yang hancur seperti ini, seolah kehilangan kewarasan karena kepergiannya. Bik Asih hanya bisa membatin dalam hati.

"Penyesalan memang selalu datang saat pintu maaf sudah terkunci rapat, Tuan."

Begitu Bik Asih melangkah keluar dan menutup pintu, pertahanan Leo runtuh total. Kesunyian kamar itu mulai mencekiknya kembali. Ia menatap tumpukan baju di pangkuannya, baju yang seharusnya membungkus tubuh hangat Raya.

Ia mendekap pakaian itu ke wajahnya. Bau vanila itu kian menipis, berganti dengan aroma debu dan keputusasaan.

"Raya... dingin, ya?" bisiknya pada kehampaan. "Di bawah sana gelap, kan? Kenapa kau tidak mengajakku?"

Leo menundukkan kepalanya dalam-dalam. Bahunya mulai berguncang hebat. Isak tangis yang selama seminggu ini ia tahan meledak menjadi raungan yang memilukan.

"Raya... maaf... maafkan aku..." bisiknya di sela tangis.

Ia memukul lantai marmer itu berkali-kali sampai tangannya memar, seolah rasa sakit fisik bisa mengurangi rasa sakit di jiwanya. Namun sia-sia. Di kamar yang dulu menjadi penjara bagi Raya, kini Leo-lah yang menjadi tawanan selamanya, terjebak dalam rasa bersalah yang tak akan pernah menemukan ujungnya.

1
Bunda Dzi'3
up kaaa😍
Bunda Dzi'3
raya terlalu dalam rasa sakitnya.... bgtupun Leo terlalu dlm mnyesali kesalahan fatalnya ke Raya&lili😭😭😭
azzura faradiva
kira² di akhir cerita Leo raya bakalan bersatu gak yaaa🤔
azzura faradiva
ya wajarlah jikalau raya teramat sangat membenci si Leo...🥺
merry
jgn cepat atau trm leo d hidup kmu raya,, enk x dia dgn mudah minta maaf setelah perbuatan y pd kmu,,, blm lg mmy tu dh msk khdp Bpk y raya dan raya mlhn di siksa bukn buka mata bpky raya mlhnn ikt ikt nyiksa raya,,,
azzura faradiva
kasihan juga klo udah begini si Leo....,tapi dulunya dia memang kejam bin durjana.aku masih penasaran apakah sebelum menodai raya si Leo ini juga seorang pemain yaaa🤔
Bunda Dzi'3
smngts Thor bab kedepan psti menguras air mata jgn mpe di gantung yaa Thor...biar plong nangis bombaynya....kerja sbntar lgi lili hrs transfusi darah😭😭😭😭
Bunda Dzi'3
teruss Leo aku dukung kmu buat mendapatkan maaf dri raya...krna niat kmu yg bnr2 mnyesali kesalahan besarmu ke Raya&anakmu lili yg lagi berjuang hdup dgn penyakitnya Lili...Leo psti tambahhh hancurrr..achhh menyedihkan Skali thor😭😭😭😭😭😭
Bunda Dzi'3
blm Up kaa?
Bunda Dzi'3: Syafakumullah yaa kaa🤲✨🙏
total 2 replies
merry
sakit kn leo rsaiin tuu penyesalan mu,,tau dech nnti raya mau gk nkh sm Leon demi lili
Ayesha Almira
smg selamt raya
Ayesha Almira
g da kah yg bs menolong raya utk kbur
azzura faradiva
ditunggu part selanjutnya🥺
Bunda Dzi'3
NyesekkkLeo sbnrnya Cinta dari dlu ke Raya tapi salah jln buat biar trs raya ada bersma dia ..makanya pas Raya kabur Dia gak mau&pas Raya matipun dia menyesali perbuatannya yg kejam ke Raya😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
merry
knp leo dink yg gila knp David Linda gk struk ajj y ud jhy bgtt sm raya,, msk org kaya si raya bju ya lusuh si tp maklum min y nmy hdp dlm kerak neraka,,,
merry
moga penyesuaian smpai akhir hayat mu Leon,,,,
azzura faradiva: typo sendiri ya kak...??? penyesalan: penyesuaian & Leo:leon
total 1 replies
azzura faradiva
pasti sakit banget jika di posisi raya bila teringat dgn kisah kelam di masa lalunya
Bunda Dzi'3
Thor semoga ceritanya sampai selesai yaa Thor .....lanjut lagi Thor yg. Nayla sudah hampir 2 bulan blm Up😭
azzura faradiva: keren kak...,biarpun alur ceritanya bikin sesak dihati tapi aku suka
total 5 replies
Suchy Babylee Nakagawa
bagus
Suchy Babylee Nakagawa
smga cpet update
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!