Apa jadinya jika jiwa seorang wanita terpidana mati,berpindah ke tubuh seorang wanita lemah dari jaman kuno?
Kanina, seorang terpidana mati yang hidup kembali di tubuh wanita lemah dari jaman kuno.
Dengan ruang di tangan,Dia perlahan menahlukkan dunia yang patriaki.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma mossely, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12.Pasar
Namun karna rasa mual yang menghantam nya,Kanina sama sekali tidak merespon ucapan dari mantan kekasih dari suami nya ini.
Nama nya Murti, seorang perawan tua yang digosipkan masih setia menunggu Rehan,suami Kanina menikahinya.
Sesungguh nya hubungan mereka pada awal nya cukup serasi,namun Murti ingin meminta mahar yang lumayan mahal kepada Rehan ketika dia dilamar.
Ibu Rehan tentu saja sangat keberatan sehingga membuat posisi Rehan terjepit.
Melihat penolakan itu,Murti murka dan kabur dari desa.Dia ingin memberikan pelajaran kepada Rehan.
Namun malang sungguh tidak bertuan,dua bulan setelah Murti kabur dari desa Makmur,terdengar kabar jika Rehan menikah dengan gadis yang datang dari desa perantau.
Patah hati tidak terelakkan lagi.Namun Murti tidak menyerah,dia kembali ke desa dengan maksud untuk meraih hati Rehan kembali.
Tetapi usaha nya sia-sia,Rehan lebih memilih Kanina.Hal itulah yang menjadi penyebab Murti sangat membenci Kanina hingga sekarang.
"Kau dengan sengaja mengarahkan keranjang mu ke kepalanya,lalu kau berpura-pura tidak terjadi apa-apa.Kau terlalu menakutkan."
Ben yang sejak tadi diam mengamati akhirnya buka suara.Apalagi dia dapat melihat Kanina memang sama sekali tidak merasa nyaman.
Perkataan Ben tentu saja membuat Murti sangat malu.Apalagi saat melihat tatapan penasaran dari penumpang lainnya.
"Kak Ben membela kak Kanina sebegitunya,orang yang tidak tau akan berfikir jika kalian adalah sepasang kekasih.Apalagi jika dilihat,hari ini tampak nya kak Kanina sengaja berdandan."
Murti sengaja menarik opini negatif terhadap keduanya,karna dia sangat yakin jika kebanyakan ibu-ibu yang berangkat ke kota hari ini adalah tukang gosip nomor satu di desa mereka.
Murti ingin rumor tentang Kanina bermunculan sehingga Rehan dapat melihat seperti apa wanita yang dipilih nya.
"Aku tidak keberatan memukul wanita jika kau tidak menjaga mulut mu.Aku hanya menyatakan fakta namun kau berani menyebarkan rumor."
Sebelum ada seorang ibu-ibu pun yang angkat bicara,Ben sudah lebih dulu menyalak.
Mulut tajam nya langsung membungkam Murti.
Suasana seketika hening,hanya terdengar benturan-benturan sisi bodi mobil yang semua sisi nya nyaris di bungkus dengan papan.
Kanina mengangkat jempol nya kearah Ben.
"Wanita vs pria yang sama-sama berlidah tajam dan lajang tua,benar-benar cocok."
Meskipun rasa mual mendominasi,namun Kanina memaksakan diri untuk menggoda Ben.Kapan lagi kesempatan emas ini ada?
Mata Ben melotot tajam mendengar ejekan Kanina yang lirih.
Dia menundukkan sedikit kepala nya kearah Kanina,memastika hanya Kanina yang mendengar suara berat nya.
"Aku tidak keberatan melempar mu dari sini."
Suara nya yang berat dan tajam,serta nafas hangat nya menembus langsung ke kulit wajah Kanina.Kata-kata nya sangat menakutkan namun Kanina tidak melihat amarah dimata tajam itu.
Hanya ada pandangan yang....
Entahlah Kanina bingung menafsirkan nya.
Melihat Kanina yang tidak berkutik,Ben pun menjauhkan wajah nya.
Interaksi kedua nya tidak luput dari perhatian semua orang,terutama Murti.
Jemarinya memutih ketika mencengkram tali keranjang dengan erat.
"Mengapa semua pria tampan harus menyukai wanita sialan ini? Dia hanya wanita yang tidak jelas asal usul nya."
Kebencian Murti semakin bertambah dari hari ke hari terhadap Kanina.
♧♧♧♧♧♧
Setelah tiga dua jam berkendara,akhirnya mereka sampai di sebuah pasar tradisonal di kota Provinsi Kaya Pangan,Provinsi yang paling dekat dengan Desa Makmur yang berada di tengah lembah diantara Pegunungan.
Bokong yang panas dan sakit,serta rasa pusing akibat mual yang dirasakan oleh Kanina seketika hilang ketika dia melihat kehidupan pasar yang tampak seperti pasar-pasar kuno di TV.
"Ongkos tiga ratus sen per orang,dimana ongkos mu?"
Suara Ben membuyarkan lamunan Kanina.Dia tergagap ketika di tanyai tentang ongkos.
"Saya tidak memiliki uang sebanyak itu,Tuan.Bisa kah anda meminjamkan saya terlebih dahulu??"
Kanina menahan rasa malu nya ketika meminjam uang kepada Ben.
Dengan wajah yang malas Ben akhir nya membayar ongkos mereka berdua.
"Hutang harus dibayar."
Peringatnya kepada Kanina.
"Tentu saja Tuan,anda dapat yakin.He he he."
Kanina tertawa kering demi menutupi rasa malu nya.
Tingkah laku mereka tentu saja tidak luput dari perhatian Murti.Dengan sengaja dia memperhatikan kedekatan mereka berdua,agar nanti ketika kembali dari pasar,dia memiliki hal yang harus dilaporkan kepada Rehan.
"Kita berkumpul kembali ke tempat ini tepat pukul dua siang,jika ada yang terlambat maka akan di tinggal."
Sang Supir memberi pengumuman kepada penumpang,hal yang selalu mereka lakukan sebagai pengingat kepada penumpang.
Mereka membubarkan diri mereka masing-masing.
Ben tentu saja pergi ke Kantor Pos untuk mengambil gaji Ayahnya,sementara Kanina berkeliaran bebas untuk mencari toko obat-obatan tradisional Tiongkok.
Dia sangat percaya diri dengan jamur yang di bawa nya ini.
"Sayur segar,sayur segar."
"Daging segar,daging segar."
"Sedia musim hujan,musim hujan akan segera tiba."
Para pedagang berbondong-bondong menawarkan jualan nya,suasana yang berisik.Ditambah lagi pakaian-pakaian jadul mereka tampak mewarnai suasana pasar.
Tangan Kanina sudah tidak sabar untuk berbelanja,jadi dia harus segera menjual jamur nya ini.
"Permisi Bibi,saya ingin menanyakan toko obat-obatan tradisional yang membeli dan menjual rempah-rempah dari petani.Apakah Bibi bisa memberi ku petunjuk?"
Tutur bahasa nya sangat sopan meskipun memakai pakaian yang cukup lusuh untuk sekitar kota,namun Bibi penjual roti bakar itu sangat menyukai Kanina.
"Gadis cantik,kau bisa masuk kedalam gang ini dan berjalan terus hingga sepuluh meter.Di pinggir jalan itu ada toko dengan papan nama 'Obat Fang' ,coba kau tawarkan kesana.Jika mereka menolak,kau bisa berjalan terus karna mulai dari toko Fang hingga ke ujung jalan,semua nya adalah toko Obat."
Penjelasan Bibi penjual Roti bakar itu sangat membantu Kanina.
Dengan lembut dia berterimakasih kepada Bibi tersebut.
"Terimakasih banyak Bibi,semoga dagangan anda lancar hari ini."
Kanina sama sekali tidak memiliki hal yang pantas untuk diberikan kepada Bibi tersebut sebagai ucapan terimakasih,kecuali sebuah harapan yang tulus.
"Ah, gadis kecil ini.Baiklah,pergilah."
Sang Bibi tampak nya benar-benar menyukai Kanina.
"Satu lagi Bibi,saya bukan lagi seorang gadis.Saya seorang Ibu dengan tiga anak."
Astaga.
Sang Bibi tidak sanggup menahan diri untuk tidak terkejut.
Wanita ini tampak kutus dan kecil ,namun sudah memiliki tiga anak.
Benar-benar.
Dibawah tatapan ketidak percayaan sang Bibi,Kanina berjalan menuju Gang yang di tunjuk oleh sang Bibi.
double up y thor