NovelToon NovelToon
KAKAK TIRIKU JODOHKU

KAKAK TIRIKU JODOHKU

Status: tamat
Genre:Teen / Action / Romantis / Tamat
Popularitas:714.6k
Nilai: 4.8
Nama Author: Lusica Jung 2

Aster Jung adalah gadis cantik dan satu-satunya putri dalam keluarga Jung. Aster memiliki teman masa kecil bernama Zian Rey. Awalnya semua baik-baik saja tapi persahabatan mereka perlahan merenggang saat keduanya beranjak remaja hingga Rey dan Aster menjadi musuh bebuyutan.

"Zian Rey, aku tidak akan pernah kalah darimu. Akan ku buktikan pada dunia jika aku lebih baik darimu."

Banyak yang menyayangkan renggangnya persahabatan mereka termasuk keluarga besar Rey dan Aster. Mereka ingin mereka bisa bersatu. Hingga sebuah keputusan besar pun diambil, Aster dan Rey menjadi saudara tiri.

Dan seiring berjalannya waktu benih-benih cinta tumbuh di hati mereka berdua. Rey dan Aster saling mencintai namun sama-sama tidak ada yang menyadari perasaan masing-masing. Dan Rey baru menyadari betapa besar arti kehadiran Aster setelah wanita itu pergi dari hidupnya.

Enam tahun kemudian Aster kembali dengan seorang gadis kecil bernama Hanyeon.

"Sebenarnya dia adalah Putri kandungmu. Benih yang malam itu kau tanam di dalam rahimku."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 "Ternyata Mereka......"

Malam sudah semakin larut tapi Aster tak kunjung bisa menutup matanya. Gadis itu terlihat beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju balkon kamar. Semilir angin malam yang terasa sejuk dikulit langsung menyambutnya ketika kaki telanjangnya berpijak pada lantai balkon yang dingin. Malam ini langit tak secerah biasanya, bulan dan bintang enggan untuk menampakkan sinarnya dan memilih bersembunyi di balik awan hitam. Aster mendesah berat

"Tidak ada yang menarik untuk dinikmati."

Malam tanpa bintang bagi Aster rasanya seperti masakan tanpa garam. Karna melihat bintang adalah hal wajib yang selalu dia lakukan setiap malamnya. Baginya, bintang merupakan salah satu anugerah Tuhan yang sayang untuk dilewatkan.

Sejak kecil Aster sangat suka melihat bintang. Dulu ia dan Rey sangatlah sering melihat bintang bersama. Bahkan pemuda itu sampai rela memanjat pagar hanya untuk pergi ke halaman belakang rumah Aster dan gadis itu selalu menunggunya di sana.

Tapi sayangnya hal itu tidak pernah lagi mereka lakukan ketika hubungan di antara keduanya perlahan merenggang. Dan tak jarang pula mereka merasa kehilangan kebersamaan yang sangat berharga tersebut.

'Tukkk!!'

"Aduh..!" Aster menjerit kencang setelah sebuah kerikil kecil menimpuk keningnya. Sontak ia menurunkan pandangannya dan di bawah sana Aster melihat Rey tengah menatapnya. "Yakk! Rusa Kutub, apa kau sudah bosan hidup, eo?" amuk Aster pada pemuda itu.

Rey memutar matanya jengah. "Berisik kau, Aster Jung. Turun dan kemarilah." Pinta Rey. Aster mendecih kemudian beranjak dari balkon kamarnya dan pergi ke halaman belakang di mana Rey memanggilnya.

Setibanya di sana yang tertangkap oleh iris hazel Aster hanyalah punggung tegap Rey yang tersembunyi dibalik kemeja denim lengan terbukanya. Gadis itu mendesah berat, dengan langkah pasti Aster menghampiri Rey kemudian duduk bersebelahan dengannya

"Memangnya apa yang bisa dilihat di sini? Bahkan tidak ada satu pun bintang yang terlihat." celoteh Aster dengan pandangan tertuju pada langit.

"Memangnya siapa yang mengajakmu melihat bintang?" Sahut Rey menimpali.

"Lalu untuk apa kau memanggilku kemari?"

Rey mengangkat bahunya. "Tidak ada. Aku hanya merasa bosan jika sendirian di sini." Jawabnya acuh tak acuh. Aster menoleh dan menatap sisi wajah Rey, melihat ekspresi menyebalkannya itu membuat Aster ingin sekali menimpuk kepalanya.

Kapan pemuda itu bisa bersikap menyenangkan seperti saat dia masih anak-anak dulu? "Ck, kau membuang waktu ku saja, Zian Rey. Tau begitu aku tidak akan turun." Dumal Aster seraya bangkit dari duduknya, tapi cengkraman Rey pada pergelangan tangannya membuat langkahnya terhenti.

Pemuda itu menariknya membuat Aster kembali duduk ditempat semula. "Hei, apa yang kau lakukan? Jauhkan kepalamu dari bahuku." Amuk Aster ketika Rey tiba-tiba menyandarkan kepalanya.

"Diamlah, Aster Jung. Kau terlalu berisik! Kau tau, aku sangat lelah. Biarkan aku menutup mata sebentar saja."

Aster tidak berkata-kata lagi. Gadis itu memutar lehernya dan mendapati Rey tengah menutup kedua matanya sambil bersidekap dada. Aster memperhatikan wajah Rey mulai dari mata, hidung sampai bibirnya. Banyak sekali yang berubah pada pemuda itu.

Rahangnya terlihat semakin tegas, pipinya lebih tirus dan bola matanya lebih bercahaya dari pad ketika dia masih anak-anak. Rey memiliki wajah yang benar-benar sempurna, tak dapat Aster pungkiri jika pemuda itu jauh lebih tampan dari yang terakhir dia ingat. Dan jika boleh jujur, Rey adalah pemuda paling tampan yang pernah dia kenal

"Rey, apa kau tidur?" tanya Aster memecah keheningan.

"Hn."

Aster mendesah berat. Selanjutnya dia tidak berkata apa-apa lagi, dan kebersamaan mereka hanya diwarnai keheningan. Dan saat seperti inilah dia merindukan masa lalu. Masa di mana dirinya dan Rey masih menjadi sahabat, terlalu banyak kenangan indah yang tidak pernah Aster lupakan hingga detik ini.

Kenangan indah yang mungkin tidak akan pernah kembali. "Rey, apa kau merasa bahagia dengan pernikahan orang tua kita?" Tanya Aster dengan pandangan terarah pada langit gelap. Aster mengangkat bahunya

"Aku sendiri tidak tau." Jawabnya acuh tak acuh.

"Terus terang saja, memiliki kakak tiri sepertimu adalah sebah mimpi buruk." Ucap Aster dan sontak Rey membuka kembali matanya

"Kau fikir aku tidak." Pemuda itu menjauhkan kepalanya dari bahu Aster.

Tanpa sepatah kata pun Rey bangkit dari duduknya dan melenggang begitu saja meninggalkan Aster yang masih bertahan dalam posisinya. Gadis itu mendengus berat

"Dasar patung es, bisa-bisanya dia meninggalkanku begitu saja. Padahal tadi dia yang menyuruhku turun." Aster mendumal sambil menatap punggung Rey yang semakin menjauh. "Yakk! Rusa, kenapa aku malah ditinggal sendiri." Teriak Aster kemudian bangkit dari duduknya. "Zian Rey, tunggu aku."

🌹🌹🌹

Di sebuah rumah yang tidak bisa dikatakan sederhana. Beberapa penghuninya terlihat berderet didepan jendela kaca yang tertutup tirai trasparan dengah pandangan lurus pada sebuah rumah bertingkat tiga yang letaknya bersebelahan dengan rumah tersebut.

Mereka mencoba melihat aktifitas dua penghuni rumah itu melalui sebuah teropong kecil yang diletakkan pada rangka jendela tersebut. "Kris, menyingkirlah. Ibu, juga ingin melihatnya." Seru seorang wanita setengah baya pada putra tirinya.

Wanita itu 'Kahi' juga ingin melihat aktifitas antara Aster dan Rey yang terus mereka awasi selama beberapa hari ini.

Sebenarnya. Kahi dan Lee tidak pernah pergi berbulan madu begitu pula dengan nenek Zian dan Kris. Mereka semua berada di kediaman lama Kahi. Tujuan utama mereka adalah membuat Aster dan Rey semakin dekat, mereka ingin kedua sahabat itu bisa akur kembali seperti dulu.

Melihat hubungan di antara keduanya yang semakin merenggang membuat mereka semua merasa sedih. Dan alasan kenapa Kahi dan Zian Lee menikah supaya bisa membuat mereka dekat kembali, mereka ingin mewujudkan keinginan terakhir Riana sebelum dia meninggal. Riana ingin supaya Rey dan Aster disatukan, karna menurutnya satu-satunya gadis yang cocok untuk putranya adalah putri sahabatnya yang pastinya adalah Aster.

Dan melihat hubungan mereka sekarang membuat mereka merasa tidak yakin bila Rey dan Aster akhirnya bisa saling mencintai.

"Kahi, berikan Ibu untuk melihatnya juga." Seru nenek Zian tak mau kalah. Ibu satu anak itu mencoba menggeser Kahi dari posisinya.

"Sebentar, Ibu. Ini sangat tanggung. Lagi pula tidak ada yang menarik selain mereka yang sedang bertengkar seperti tikus dan kucing." Jawab wanita itu tanpa sedikit pun beranjak dari posisinya.

"Nenek, kau kan sudah semalaman melihat mereka. Jangan maruk dan biarkan aku yang sekarang melihatnya." Ucap Kris menengahi. "Ibu, lebih baik siapkan sarapan untuk kami. Aku sudah sangat kelaparan." Renggek Kris sambil memegangi perutnya.

"Jika kau ingin makan. Masak saja sendiri. Ibu, sedang tidak mood memasak." Jawab Kahi tanpa menatap lawan bicaranya. Kris mencerutkan bibirnya. Kemudian dia menghampiri sang ayah yang terlihat sibuk dengan koran paginya.

Sudah tiga hari mereka berada di rumah itu tanpa ada aktifitas apapun yang mereka lakukan di luar rumah. Mereka tidak ingin jika sampai ketahuan dan membuat Rey serta Aster berfikir jika mereka benar-benar pergi ke luar negeri

"Omo, omo, omo! Apa yang sedang wanita itu lakukan di sana? Kenapa dia harus datang dan merusak suasana." seru nenek Zian yang lansung menarik perhatian Kris dan Zian Lee. Kedua laki-laki berbeda usia itu sama-sama bangkit dari duduknya.

"Lia, mau apalagi dia datang kerumah kita? Pasti mau menggoda Rey lagi, dasar gadis tidak tau malu." Oceh Kris yang terlihat tidak suka dengan kedatangan Lia. Menurutnya gadis itu tidak ada pantas-pantasnya sama sekali untuk Rey.

"Seharusnya hama seperti dia itu dibasmi, merusak pemandangan saja." Ujar Nenek Zia menambahkan. Kahi dan Lee tidak berkomentar. Kahi beranjak dari sana dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan.

Bagaimana pun juga dia seorang Istri, Ibu dan menantu. Dan Kahi tidak bisa melupakan tugas utamanya sebagai seorang wanita. Nenek Zian yang sudah kehilangan moodnya karna kedatangan Lia memilih untuk membantu menantunya itu di dapur.

🌹🌹🌹

Rasa kurang nyaman terlihat jelas pada raut Rey yang sedari tadi terlihat dingin ketika Lia memeluk lengan tebukanya dengan manja. Berkali-kali Rey mencoba menyingkirkan tangan wanita itu dari lengannya tapi Lia tetap tidak kau melepaskannya. Sementara itu, Aster yang merasa tidak memiliki urusan lagi di sana memutuskan untuk pergi kekamarnya yang berada di lantai dua.

Gadis itu merebahkan tubuhnya pada kasur super nyaman miliknya. Dengan wajah menghadap langit-langit dalam posisi terlentang.

'Ting'

denting pada ponselnya mengalihkan perhatiannya. Aster menggulirkan pandangannya pada ponselnya yang berada tepat disamping kepalanya. Aster mengambil ponsel miliknya tanpa merubah sedikit pun posisinya dan lagi-lagi pesan dari pengirim misterius itu.

"Ini sedikit kebusukkan, Hoya, yang harus kau tau."

Bukan hanya pesan teks saja. Tapi pengirim misterius itu juga menyematkan sebuah foto. Dimana seorang pria tengah merangkul punggung teman wanitanya dengan begitu mesra di sebuah bangku taman. Meskipun posisi mereka memunggungi, tapi Aster mengenali betul kedua sosok itu

"Park Hoya, Minna. Kalian berdua berani-beraninya menghianatiku." Aster menggenggam ponsel itu dengan sangat kuat.

Rey menoleh saat telinganya menangkap derap langkah kaki seseorang yang sedang menuruni tangga dengan langkah terburu-buru. Ia melihat Aster yang sedang menahan tangis melewatinya begitu saja. "Aster, dia mau kemana?" gumamRey kebingungan. Rey segera berdiri bergegas mengejar gadis itu.

Rey menyentak tangan Lia yang berusaha untuk menahannya. "Tidak perlu dikejar. Paling-paling hanya ingin bertemu kekasihnya." Ucap Lia sambil menghalang-halangi langkah Rey.

"Ck, menyingkirlah, Amelia Lim." Geram Rey seraya mendorong bahu wanita itu hingga dia sedikit terhuyung ke samping.

Rey segera menaiki mobilnya dan mengejar taxi yang Aster tumpangi. Entah kenapa Rey merasa begitu yakin bila ia melihat kedua iris hazelnya berkaca-kaca.

Rey mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi, taxi yang Aster tumpangi melaju kencang dan hal itu membuktikan jika ada sesuatu yang terjadi. "Aster Jung, sebenarnya kau mau pergi kemana?" gumam Rey penasaran.

Dan kedua mata Rey memebelalak melihat sebuah truk besar bermuatan penuh melaju kencang dari arah berlawanan. Tak ingin terjadi kecelakaan fatal, Rey membanting setirnya kekiri hingga mobilnya menabrak sebuah pohon

"Aaahh." Kepala Rey berbenturan dengan stir mobilnya dan tampak cairan merah segar mengalir dari atas alis kanannya. Tapi Rey tidak menghiraukannya, pemuda itu mencoba memundurkan mobilnya dan kembali melaju kencang menyusul taxi yang Aster tumpangi.

Ternyata taxi itu berhenti di sebuah taman. Terlihat Aster turun dari taxi itu dan berlari kearah taman dengan langkah sedikit terburu-buru. Rey yang merasa penasaran pun segera menyusulnya. Aster menghampiri seorang pria dan wanita yang sedang bercumbu mesra disebuah bangku taman.

"LEE HOYA, MIN SOHEE!"

.

.

.

BERAAMBUNG.

1
Rohimatul Amanah
Luar biasa
EndRu
ada Luhan dan Jessika di sini .. hemmm
EndRu
Aster kok bermarga Xi
Dan typo lain . ada Jian juga. haduh
EndRu
Tiba tiba ada Jia. Jesica
typo Thor 🙏
EndRu
visual Rry pakai eyepact seperti apa ya
EndRu
Drakor nya keren banget
EndRu
sering banget typo Jessika.. terus siapa lagi.itu
EndRu
Rey kayak Ketua mafia ya
EndRu
dijadikan berkedel mereka nanti. beraninya mengusik Rey
EndRu
misal pakai pengawal mungkin lebih aman Rey
EndRu
mbayangin cantik dan nggemesinjya Hanyeon
EndRu
perjuangan Aster luar biasa.
Rey akan selalu merasa bersalah mengingat beratnya perjuangan Aster. berbahagialah sekarang
EndRu
haru begini...
rengekan sang putri akhirnya membuat Naluri seorang Ibu luluh..
keputusan yang tepat Aster.
putrimu berhak tahu siapa ayahnya
EndRu
Nyesek yak
EndRu
mewek aku Kak 😭😭😭
EndRu
baru NGEH..
Choa ternyata laki laki
Ellnara: Choa itu cewek kakak
total 1 replies
EndRu
ini kayaknya nih sengaja deh. ditinggal berdua di rumah biar akur gitu..
EndRu
aria6 mana tahu klo kamu sebenarnya memendam rasa kepada adik tiri mu sendiri Rey
EndRu
Rey ga ambil fotonya Aster nih. kan cakep tuh
EndRu
ini di negeri mana ya?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!