NovelToon NovelToon
Since The Beginning In You

Since The Beginning In You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Kisah cinta masa kecil / Cinta Murni / Rebirth For Love / Idola sekolah
Popularitas:606
Nilai: 5
Nama Author: Xi Xin

Felyn Rosalie sangat jatuh cinta pada karya sastra, hampir setiap hari dia akan mampir ke toko buku untuk membeli novel dari penulis favoritnya. Awalnya hari-harinya biasa saja, sampai pada suatu hari Felyn berjumpa dengan seorang pria di toko buku itu. Mereka jadi dekat, namun ternyata itu bukanlah suatu pertemuan yang kebetulan. Selama SMA, Felyn tidak pernah tahu siapa saja teman di dalam kelasnya, karena hanya fokus pada novel yang ia baca. Memasuki ajaran baru kelas 11, Felyn baru menyadari ada teman sekelasnya yang dingin dan cuek seperti Morgan. Kesalahpahaman terus terjadi, tapi itu yang membuat mereka semakin dekat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xi Xin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia Baik

Jam istirahat pun tiba .....

Semua bergegas keluar kelas untuk ke kantin kecuali, Felyn, Nadin, dan juga Morgan.

Nadin menghampiri Felyn yang sejak tadi fokus membaca novelnya sambil mengelus perutnya. "Fel, kamu nggak ke kantin?" tanya Nadin yang sudah kelaparan.

Felyn menggeleng, ia melirik sejenak sahabatnya itu. "Kamu lapar? Ke kantin aja gih, jangan ditahan-tahan!"

"Beneran nih gpp aku sendiri aja?"

Felyn mengangguk. "Iya, Nadin Karina!"

Nadin memperhatikan Morgan yang juga sibuk dengan buku yang ia baca. Nadin heran dengan Felyn yang juga sedang membaca buku, "Ah, kenapa mereka terlihat kayak lagi janjian sih?" batinnya, "Emm, ya udahlah. Aku ke kantin dulu. Entar aku balik lagi bawa camilan," ucapnya langsung bergegas pergi ke kantin.

Setelah Nadin pergi, Felyn sesekali melirik Morgan yang sangat teliti dengan apa yang dia kerjakan. Morgan tak memperhatikan sekitarnya karena terlalu fokus, ia juga tidak melihat bahwa di kelas juga ada Felyn.

Felyn sangat penasaran dengan yang ditulis oleh Morgan, karena terlihat terlalu serius sekali padahal sekarang adalah jam istirahat.

"Kenapa aku harus memperhatikan si patung lilin itu?" batinnya.

Beberapa detik kemudian, Morgan berdiri dari kursinya sambil membawa buku catatan miliknya ke depan kelas. Felyn semakin memikirkan hal yang tidak masuk akal, tetapi tidak dengan Morgan.

Morgan mengambil kapur, lalu menulis sesuatu di papan tulis. Suara gesekan kapur terdengar sangat jelas di telinga Felyn, sehingga membuatnya terus memperhatikan ke papan tulis.

"Apa yang akan dia lakukan sekarang?" batin Felyn.

Ternyata Morgan sedang mencatat materi tentang mata pelajaran fisika di BAB 5 : Impuls dan Momentum. Ia mencacat bagian yang penting, seperti rumus-rumusnya, dan juga contoh soal dari materi tersebut. Semuanya diselesaikan dalam satu papan tulis dan semuanya tersusun rapi, sehingga mudah untuk disalin.

Felyn terkejut karena materi itu baru akan mereka pelajari nanti setelah jam istirahat. Karena Morgan mencatat semuanya di depan secara ringkas namun jelas, Felyn pun langsung mengambil buku catatan fisikanya dan menyalin apa yang ditulis di papan tulis oleh Morgan.

Setelah Morgan selesai mencatat, ia melihat Felyn menyalin catatan yang dirinya tulis di depan. Lalu Morgan pun menghampiri Felyn tanpa rasa canggung.

"Kamu ingin mencatat lebih jelas?" tanya Morgan dengan wajah datar.

Felyn tertegun dan langsung menutup buku catatannya. "Ah, ahaha. Aku nggak ngerti kalau nyatat banyak kayak gitu."

Morgan meletakkan buku catatannya di meja Felyn. "Catat saja yang ada di buku ini! Setelah selesai kembalikan pada saya," tegasnya lalu kembali ke tempat duduknya.

Felyn mengangguk pelan. Ia tidak menyangka kalau Morgan akan datang dan berbicara dengannya, ia juga sangat terkejut ketika Morgan meminjamkan catatannya pada Felyn.

Felyn tidak bisa menolaknya, jadi ia pun langsung membuka buku catatan Morgan dan melihat isi catatannya. "Oh my god! Gila, catatannya rapi banget, beda sama aku," batinnya, raut wajahnya sangat terkejut.

Dia membolak-balikkan buku itu, tidak ada satupun materi yang terlewatkan, bahkan ada materi yang diperjelas oleh Morgan sendiri. "Astaga, ini buku catatan siswa atau buku profesor?" bisiknya. Felyn kagum dengan kepintaran Morgan yang belum pernah dikenalnya.

Karena sudah dipinjamkan buku catatan lengkap itu, Felyn pun langsung mencatat apa yang tidak ia catat di waktu pertemuan minggu lalu.

Tak lama kemudian, Nadin datang dengan membawa beberapa camilan untuk dia dan Felyn. "Felyn, aku bawa camilan buat kamu. Lagi ngapain?" tanya Nadin dengan wajah senang.

"Ini lagi nyatat fisika, ada materi yang ketinggalan," jawab Felyn tetap fokus menulis.

Nadin duduk di kursi yang ada di sebelah kanan Felyn. "Emm, serius amat? Emang catatan yang mana? Kayaknya punya aku juga lengkap, kenapa gak minta sama aku aja tadi?"

"Tentang....banyaklah! Aku nggak sering nyatat fisika karena males."

Nadin mengangguk mengerti. "Oh, gitu. Jadi kamu pinjam buku siapa nih?" Nadin membalikkan buku catatan itu dan melihat ada nama Morgan Vatar di cover depannya.

Ia pun terkejut. "Oh, my god! Demi apa kamu pinjam buku dia?" bisik Nadin dengan wajah kaget.

Felyn berhenti mencatat. "Bukan aku yang minta, tapi dia sendiri yang datang buat kasih pinjam ini."

"Astaga. Nggak bisa mikir lagi aku, kenapa dengan otaknya Morgan coba? Saraf otaknya ada yang putus kali!" cibir Nadin.

"Sstt, kamu tuh kalau ngomong pasti langsung asal lose aja! Jangan gitu napa sih, Nad?"

Nadin mendekatkan wajahnya pada Felyn dan membisikkannya sesuatu. "Asal kamu tahu aja ya, Morgan tuh pernah dikira psikopat tahu nggak."

Felyn terkejut tapi ia juga tidak percaya. "Ah, masa sih? Kamu ngomongnya makin ngawur aja nih, bikin kesal aja!"

Nadin menunjuk Felyn. "Ih, beneran nggak percaya? It's Okay. Kita buktikan aja nanti, ya udah sekarang catat aja abis itu balikin ke orangnya!"

Felyn mengangguk sambil menatap Nadin dengan tatapan bingung. "Iya. Lagian kenapa sih sembarangan aja ngomongin orang," Felyn kembali mencatat di buku catatannya.

Sementara Felyn mencatat, Nadin sesekali melirik Morgan. Ia melihat Morgan duduk dengan menatap papan tulis, ia juga benar-benar seperti patung duduk yang hanya melihat ke depan tanpa berbicara.

Tetapi, untuk pertama kalinya, Morgan membalas lirikan dari Nadin. Itu membuat Nadin kaget dan panik, ia langsung menundukkan kepalanya sambil menyantap camilan yang ada di tangannya. Tatapan mata Morgan tertuju pada Felyn, ia memperhatikan saat Felyn sedang mencatat dan ia senang bukunya berguna.

BERSAMBUNG .....

1
SISIN [Snow Fuyu]
Kisah cinta remaja yang tidak biasa
SISIN [Snow Fuyu]
Yuk mampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!