Cerita ini berpusat pada perjalanan Anita, seorang wanita yang dikhianati, dan bahkan dibunuh secara semu oleh suaminya Hendric dan sahabatnya Reina-semua karena hasrat akan harta dan kekayaan. Malam yang mengubah segalanya terjadi di Jakarta, ketika Anita menyaksikan perselingkuhan keduanya dan mendengar rencana mereka untuk mengorbankannya. Dalam kepanikan, dia melarikan diri tapi terjebak di tepi tebing, kemudian dilemparkan ke lautan. Namun, takdir mempertemukannya kembali.
ima tahun kemudian, dia muncul sebagai Natasya, kuat dan penuh tekad untuk membalas dendam dan membongkar kebenaran. Di tengah semua itu, ada Ryujin-seseorang yang mencintainya dengan tulus dan selalu ada di sisinya, menjadi pijakan emosional dan kekuatan dalam perjuangannya menuju keadilan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Heryy Heryy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9.Geger di BNF - Saat Rapat Dendam Memanas dan Kenangan Lama Muncul Kembali
KERUSUHAN DI RUANGAN CEO — KETAKUTAN YANG MELUAP
"Hhhaaaaaa~~~~"
Suara teriak Hendric meledak di ruangan CEO BNF, memecah keheningan. Dia melempar semua yang ada di depan mejanya — tumpukan berkas, pena mahal, bahkan cangkir kopi — ke lantai. Barang-barang itu pecah dan tercampur-campur, membuat mejanya berantakan dan wajahnya memerah karena kemarahan. "Pria tua sialan, akan aku habisi dia!" ia menggenggam tangannya sampai kepalan, kemudian memukul mejanya dengan kekuatan penuh. Suara "Bruk!" terdengar keras, dan kulit tangannya mulai berdarah.
Tepat saat itu, Reina masuk ke ruangan. Dia mengenakan gaun kerja yang rapi, sedang bersiap untuk menghadiri rapat desain, tapi wajahnya langsung berubah menjadi khawatir. "Sayang, apa yang terjadi? Mengapa kamu marah-marah begini?" tanyanya, mendekati Hendric dan mencoba memegang tangannya yang berdarah.
Hendric menarik tangannya kembali, mata membelalak dengan kebencian. "Pamanku! Juhri!" teriaknya, nafasnya tersengal-sengal. "Dia mengancam aku! Dia bilang dia akan membongkar semua rahasia kita — tentang bagaimana kita membunuh Anita!"
Reina terkejut, wajahnya memucat seketika. "Tidak mungkin! Dia tidak berani melakukan itu!"
"Dia sudah berani!" jawab Hendric dengan suara yang bergema. "Dan sekarang, polisi sudah datang ke perusahaan untuk menangkap dia! Mereka mengatakan dia dituduh narkoba dan kekerasan seksual!"
Betul seperti yang dikatakan, beberapa menit kemudian, sepuluh polisi memasuki gedung BNF dengan cepat. Mereka mencari Juhri di ruangan manajer keuangan, tapi ternyata pria itu sudah kabur. Media yang mendengar kabar segera meliput acara itu — kamera mereka menyala, dan wartawan berteriak bertanya kepada pegawai perusahaan tentang hubungan Juhri dengan CEO dan rahasia kematian istri Hendric yang mendiang. Kegemparan menyebar cepat, membuat nama BNF tercetak di halaman depan surat kabar dengan judul yang mengerikan.
RAPAT DARURAT — UPAYA UNTUK MENYELAMATKAN PERUSAHAAN
Hendric segera mengadakan rapat darurat dengan dewan direksi. Di ruangan rapat yang penuh, ia berdiri di depan semua orang dengan wajah yang tegas tapi penuh ketakutan. "Blokir semua media yang merugikan perusahaan!" perintahnya. "Hapus semua berita di internet! Aku berjanji akan membuat keadaan menjadi normal — tanpa merugikan perusahaan dan para investor!"
Tapi upaya itu terlalu terlambat. Perusahaan BNF sudah mengalami kerugian besar — banyak klien dan mitra bisnis membatalkan kerja sama, dan harga saham melorot hingga 40% dalam sehari. Semua orang di ruangan rapat melihat Hendric dengan tatapan yang curiga dan marah, seolah-olah menyalahkannya atas kekacauan ini.
Setelah rapat selesai, Hendric menyuruh sekretarisnya menghubungi seseorang — seorang pria yang bekerja di dunia gelap, yang dia kenal dari hubungan bisnis lama. "Cari pamanku yang kabur," katanya dengan suara yang dingin dan tegas. "Dan habisilah dia. Aku tidak ingin usaha yang aku bangun selama ini sia-sia hanya karena dia!" dia tahu bahwa jika Juhri hidup dan membongkar rahasia mereka, semua yang dia miliki akan hilang — perusahaan, uang, bahkan kehidupannya.
Reina yang mendengar semua itu mencoba menenangkannya. Dia memeluk Hendric dari belakang, suara lembut. "Tenang saja, sayang. Semua akan baik-baik saja. Kita akan menikah sesuai jadwal, dan kita akan membangun masa depan yang cerah. Jangan biarkan pamanku itu merusak segalanya." Hendric membalas pelukannya, tapi di dalam hati, dia tahu bahwa keadaan sudah semakin sulit untuk dikendalikan.
Sementara itu, di sebuah restoran kecil di kawasan Kemang, Natasya bersama dengan Ines dan beberapa rekannya sedang merayakan. Mereka memesan makanan dan minuman, tertawa dan bercakap-cakap tentang kekacauan di BNF. "Ini hanyalah awalnya," kata Natasya dengan senyum yang penuh makna. "Tunggu sampai hari pernikahan mereka — itu akan lebih meriah!"
Namun, kegembiraan itu tidak berlangsung lama. Saat mereka selesai makan dan mau pulang, Natasya melihat seorang kakek yang berdiri di pinggiran jalan tiba-tiba terjatuh. Dia tidak berpikir panjang — langsung berlari ke arah kakek itu, memeriksa napasnya. Kakek itu masih bernapas, tapi pingsan. "Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang!" perintahnya.
Mereka membawa kakek itu ke rumah sakit terdekat. Di sana, dokter mengatakan bahwa kakek itu mengalami serangan jantung ringan. Natasya mengambil handphone kakek itu, mencari nomor keluarga. Dia menemukan nomor seorang wanita yang dicatat sebagai "Cucu — Lina", dan segera menelponnya. "Permisi, ini Natasya. Kakekmu sedang di rumah sakit — silakan datang secepatnya."
Beberapa jam kemudian, kakek itu sadar. Dia melihat Natasya yang berdiri di samping tempat tidurnya, dan tersenyum lembut. "Terima kasih, sayang. Kalau tidak karena kamu, aku sudah tidak ada di dunia ini." katanya dengan suara yang lemah.
"Tidak apa-apa, kakek," jawab Natasya dengan senyum. "Itu yang harus aku lakukan."
Tidak lama setelah itu, keluarga kakek itu datang — termasuk Lina, cucunya yang cantik berusia sekitar 25 tahun. Lina langsung mendekati Natasya, memeluknya dengan erat. "Terima kasih banyak, mbak. Kamu adalah malaikat untuk kakekku."
Saat Natasya keluar dari rumah sakit, Lina melihatnya pergi dengan mata yang penuh penasaran. "Kenapa aku merasa pernah melihat wanita itu sebelumnya?" pikirnya. "Seolah-olah aku pernah bertemu dia di mana-mana, tapi aku tidak ingat kapan."
Pada malam yang sama, telepon Natasya berbunyi. Peneleponnya adalah orang yang Hendric suruh untuk mencari Juhri. "Bu Natasya, maaf mengganggu. Pak Juhri sudah meninggal — kecelakaan di jalan raya. Mobilnya menabrak tiang listrik."
Natasya terdiam sejenak. Dia tahu bahwa itu bukan kecelakaan — itu adalah ulah Hendric. "Terima kasih telah memberitahu," jawabnya dengan suara yang dingin. Dia tidak merasa bersalah untuk kematian Juhri — pria itu adalah orang yang jahat, yang membantu Hendric mencuri harta dan membunuhnya. Tapi dia tidak habis pikir — Hendric benar-benar berani membunuh pamannya sendiri hanya untuk melindungi usahanya. Ini membuatnya semakin yakin bahwa dia harus melanjutkan rencananya.
"Hari pernikahanmu akan tiba, Hendric dan Reina," bisiknya, mata memancarkan cahaya dendam. "Dan pada hari itu, aku akan membuat Reina merasakan bagaimana rasanya di khianati oleh suaminya sendiri. Aku akan membuatnya menderita seperti yang aku alami." dia sudah punya rencana — rencana yang akan membuat mereka runtuh sepenuhnya. Tapi dia tahu bahwa itu tidak akan mudah — dia harus berjuang seorang diri, dan nyawanya menjadi taruhan.
HANS RYUJIN DAN KENANGAN DI RUMAH SAKIT JIWA
Selama beberapa hari terakhir, Hans Ryujin telah mencari informasi tentang Anita dengan giat. Dia mengunjungi kantor catatan sipil, berbicara dengan teman-teman Anita yang lama, dan akhirnya menemukan sesuatu yang membuatnya terkejut — informasi bahwa ayah Anita, berada di rumah sakit jiwa di pinggiran kota.
Tanpa ragu, Hans Ryujin mengemudi ke rumah sakit itu. Dia mendaftarkan diri di resepsionis, kemudian diarahkan ke kamar ayah Anita. Dia berdiri di luar kamar, melihat ayah Anita yang duduk di kursi, menatap tembok dengan mata kosong. Rambutnya sudah keputihan, dan wajahnya terlihat usang dan lelah.
Hans Ryujin membuka pintu perlahan, masuk ke dalam kamar. "Pak Andra? Permisi, aku adalah Hans Ryujin — teman dari Anita." katanya dengan suara yang lemah.
Ayah Anita tidak bergerak. Dia masih menatap tembok, seolah-olah tidak mendengar suaranya. Hans Ryujin mendekati dia, menyentuh bahunya dengan lembut. "Pak Andra, aku tahu kamu sedih karena kehilangan Anita. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa dia adalah orang yang baik, dan banyak orang yang masih merindukannya."
Tiba-tiba, Andra bergerak. Dia memalingkan wajahnya, melihat Hans Ryujin dengan mata yang kosong. Tapi kemudian, mata dia tiba-tiba memancarkan cahaya. Dia melihat Hans Ryujin dengan mata yang penuh penasaran, bahkan sedikit terkejut. "Kamu...???" bisiknya, suara yang lemah tapi jelas.
Hans Ryujin terkejut. "Iya, pak. Aku adalah Hans — teman dari Anita. Kamu mengenali aku?"
Andra mengangguk perlahan. Dia membuka mulutnya, seolah-olah ingin berkata sesuatu, tapi tidak bisa mengeluarkan suara. Dia hanya melihat Hans Ryujin dengan mata yang penuh kesedihan dan harapan — seolah-olah ingin memberitahu sesuatu yang sangat penting, sesuatu yang telah disembunyikan selama lima tahun.
Hans Ryujin memeluk ayah Anita dengan lembut. "Tenang saja, pak. Aku akan mencari kebenaran tentang Anita. Aku akan menemukan tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dia. Janji aku." dia berdiri di sana selama beberapa menit, menatap ayah Anita yang terjebak dalam kesadahan. Dia merasa hatiinya sakit — melihat orang yang dicintai Anita menderita seperti itu membuatnya semakin yakin bahwa dia harus menemukan kebenaran.
Saat ia keluar dari rumah sakit jiwa, Hans Ryujin melihat sebuah mobil yang melewati. Di dalam mobil itu, dia melihat Natasya yang sedang mengemudi. Mereka saling melihat sebentar, dan Hans Ryujin merasa getaran di jari-jari. Ada sesuatu di mata Natasya yang membuatnya merasa akrab — seolah-olah dia pernah melihat wanita itu sebelumnya. "Siapa kamu sebenarnya, Natasya?" pikirnya. "Mengapa aku selalu merasa bahwa kamu mirip dengan Anita?"
Masih eps 1😭😭