Awalnya kupikir Roni adalah tipikal suami yang baik, romantis, lembut, dan bertanggung jawab, namun di hari pertama pernikahan kami, aku melihat ada yang aneh dari diri Suamiku itu, tapi aku sendiri tidak berani untuk menduga-duga sebenarnya apa yang tersembunyi di balik semua keromantisan suamiku itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi tan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cari Alasan
Aku masih duduk di sini, Di ruang tamu ini sambil menunggu kedatangan Mas Roni, waktu sudah menunjukkan hampir jam 09.00 malam, barangkali Mas Roni sebentar lagi sudah sampai, sesuai dengan ucapannya yang mau pulang jam 09.00 malam.
Aku terus memikirkan perkataan dari Jojo mengenai wanita yang sering datang ke sini sebelum Mas Roni menikahiku, aku harus bermain cantik seolah-olah aku tidak tahu apa-apa, kalau aku langsung menanyakan pada Mas Roni, Mas Roni juga pasti akan memikirkan 1000 cara untuk berkelit.
Lebih baik aku ikuti saja permainannya, Yang penting sedikit demi sedikit aku sudah tahu kebenarannya, dan yang paling penting Mas Roni tidak tahu kalau aku mengetahui sesuatu tentang dirinya.
Sayup-sayup terdengar suara sepeda motor yang semakin mendekat, hingga lama-lama suaranya berhenti tepat di depan rumah, Sepertinya itu Mas Roni, dia sudah datang.
Aku berdiri dan melangkah membukakan pintu, aku menebarkan senyum padanya seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa, dia pun tersenyum padaku dan langsung memelukku.
Sebenarnya aku agak risih, tapi aku membiarkan dia melakukan itu.
“Kamu pasti nungguin Mas dari tadi ya Dek? Maafin mas ya, nih Mas bawakan banyak makanan untukmu!" Kata Mas Roni yang langsung merangkulku masuk ke dalam rumah, kemudian dia menaruh bungkusan yang dia bawa tadi di atas meja makan.
“Mas Roni bawa apa aja?" tanyaku seolah-olah antusias dengan apa yang dibawanya, aku langsung membuka bungkusan yang dibawa oleh Mas Roni.
“Itu ada ayam bakar, Nasi, pisang goreng, sama martabak telur, Mas mandi dulu ya dek, habis itu kita langsung makan sama-sama!“ jawab Mas Roni yang kemudian langsung masuk ke dalam kamar untuk mandi.
Aku hanya memandangi aneka makanan yang dibawa oleh Mas Roni, Sedikitpun aku tidak berselera untuk makan makanan itu, mungkin saja kalau aku benar-benar tidak tahu apa-apa tentang Mas Roni, aku akan senang sekali dibawakan begitu banyak makanan oleh suami yang baru saja pulang dari toko.
Tapi ini, di toko saja sejak sore dia sudah tidak ada, lalu Kemana perginya Mas Roni?
Kenapa dia tega membohongiku, Padahal statusnya kami baru menikah, sebenarnya Apa maksud dari semuanya ini, kalau memang ada wanita lain Kenapa dia menikahiku.
Sebenarnya banyak pertanyaan-pertanyaan yang terus menari-nari di pikiranku, tapi aku berusaha untuk menahannya dan menampungnya, aku harus bersabar sampai waktunya tiba.
Tak lama kemudian Mas Roni sudah selesai mandi, tercium aroma Sabun Mandi ketika dia keluar dari kamar, wajahnya kelihatan segar, entah mengapa Mas Roni terlihat begitu lelah, padahal Dia tidak punya pekerjaan berat, apa mungkin dia habis melakukan sesuatu.
"Lho kok tidak diambil piring Dek, Mas kira kamu sudah lapar!” kata Mas Roni yang langsung duduk di hadapanku.
"Ya aku kan nungguin Mas Roni, Ya sudah aku ambil piring dulu di belakangnya Mas!" sahut-ku sambil beranjak dari tempatku dan mengambil dua buah piring untuk kami makan.
Meskipun aku tidak berselera makan, tapi aku mencoba untuk memakan makanan yang ada di hadapanku ini, Mas Roni nampak makan lahap sekali.
“Gimana tokonya hari ini mas? Rame?" tanyaku berbasa-basi.
"Lumayan rame dek, tapi besok Mas akan pulang sore kok, cuma hari ini saja Mas pulang malam!“ sahut Mas Roni sambil terus menyantap makanannya.
“Oh ya Mas, katanya Edi dan istrinya sering main ke sini, Kok sejak kita menikah mereka tidak pernah ke sini?“ Tanyaku, Mas Roni nampak menghentikan aktivitas makannya.
“Ya mungkin mereka ada kesibukan, Apalagi kan Sekarang istrinya Edi sedang hamil, mungkin saja mereka sudah tenang, karena Mas kan sudah ada temannya di rumah ini, sudah ada istri!“ jawab Mas Roni.
"Oh begitu ya, Kalau begitu kapan-kapan kita main saja ke rumahnya Edi, Aku juga pengen berkenalan dengan istrinya Edi!" Lanjutku.
"Ngapain kamu ke rumahnya Edi, lagi pula mereka itu sama-sama sibuk, Sudahlah Dek, habiskan makanannya, badan Mas capek banget nih!“ ujar Mas Roni.
Aku melanjutkan makanku, tidak lagi bertanya, semakin banyak bertanya lama-lama Mas Roni bisa curiga padaku.
Lebih baik aku menahan diri saja, tapi pelan-pelan aku akan cari tahu kebenarannya. Apa yang sebenarnya disembunyikan oleh suamiku ini.
Kami kembali duduk di ruang tamu sambil menonton televisi, ketika sudah selesai makan, beberapa kali aku melihat Mas Roni menguap, sepertinya dia sangat mengantuk.
“Mas kalau sudah mengantuk kita tidur saja yuk, Aku juga bosan Nonton TV acaranya sinetron terus!“ kataku sambil mulai mematikan TV.
"Ya sudah Dek, Ayo kita tidur, lagi pula besok pagi kan Mas juga mau kembali ke toko!" Sahut Mas Roni yang kemudian berdiri dan langsung masuk ke dalam kamar, aku mengikutinya dari belakang.
Mas Roni langsung membaringkan tubuhnya dan memeluk gulingnya membelakangiku, Aku kemudian ikut berbaring di sampingnya, aneh sekali Mas Roni malam ini, padahal seharian ini kita tidak bertemu, biasanya dia paling tidak tahan untuk tidak menyentuhku, tapi malam ini sepertinya dia tidak berhasrat seperti malam-malam yang lalu.
Karena aku juga lelah, akhirnya aku pun ikut mengantuk dan tertidur. Untung saja malam ini Mas Roni tidak meminta jatah, tapi aku benar-benar heran, Apakah Mas Roni menyalurkan hasratnya di tempat lain?
***
Pagi datang berkunjung, aku bangun lebih pagi dari sebelumnya, Mas Roni masih nampak tidur nyenyak, sengaja aku memasang alarm di ponselku supaya aku tidak kesiangan.
Entah mengapa aku melihat sejak semalam wajah Mas Roni benar-benar lelah, seperti habis melakukan aktivitas yang berat saja.
Setelah aku mandi dan berganti pakaian, Aku kemudian mulai ke dapur berniat untuk menyiapkan sarapan pagi.
Di kulkas hanya ada telur dan sebungkus sosis dan nugget, Aku berinisiatif membuat nasi goreng saja, aku cepat-cepat memasak nasi.
Kemudian aku mulai menyiapkan bumbu dan memotong-motong sayuran yang ada di kulkas, juga sosis dan membuat orak-arik telur sebagai bahan campuran nasi goreng.
Sebentar lagi nasinya matang dan aku bisa langsung membuatnya, tiba-tiba Mas Roni sudah keluar dari dalam kamar sudah dengan berpakaian rapi, Sepertinya dia sudah selesai mandi.
“Selamat pagi sayang, kamu bangun pagi sekali, sekarang gantian Mas yang kesiangan!" ucap Mas Roni sambil menghampiriku dan memelukku dari belakang.
“Mas tidak kesiangan kok, bahkan ini belum jam 07.00, Sebentar ya Mas nasinya belum matang Aku ingin membuatkan nasi goreng buat sarapan kita!" Jawabku.
"Oh tidak usah sayang, Mas buru-buru, soalnya mas juga ada janji sama pelanggan pagi ini, nasi gorengnya buat sarapan kamu saja ya Dek, nanti mas bisa sarapan di toko!“ ujar Mas Roni.
"Ya ampun Mas, Paling juga tidak sampai 15 menit sudah jadi, memangnya Seberapa penting sih pelanggan itu dibandingkan dengan istri yang menyiapkan makan untuk suaminya!" cetusku dengan memasang wajah cemberut.
“Maafkan Mas sayang, Baiklah kalau begitu Mas akan tunggu sampai masakannya matang deh, Mas tunggu di meja makan ya!“ kata Mas Roni akhirnya mengalah.
Kemudian dia mengecup keningku dan melangkah menuju ke ruang makan lalu dia duduk di sana.
Aku melihat dari dapur, Mas Roni duduk lalu mengeluarkan ponselnya, sepertinya dia mulai menge chat seseorang, entah siapa orang itu, tapi sepertinya wajahnya kelihatan begitu gelisah.
Bersambung …
