MASA LALU YANG KEMBALI

Sudah hampir sepuluh hari Olivia tinggal di rumah Kinara dan menjadi madu Kinara.

Selama itu Kinara tak pernah lagi memasak, kini yang memasak adalah mertua Kinara sendiri.

Sebenarnya Kinara merasa kasihan melihat mertuanya harus berjibaku di dapur dan harus membersihkan rumah sendiri, padahal selama ini mertuanya itu hanya duduk manis, kalau pagi mertuanya selalu jalan pagi, habis jalan pagi langsung sarapan setelah itu mandi dan kemudian menonton tv di ruang tamu atau kadang juga setelah mandi ia pergi ke tetangga dan berbincang dengan tetangga, sedangkan Kinara setelah masak ia membersihkan rumah dan mencuci baju, kini Kinara hanya membersihkan kamarnya saja.

Bahkan Candra hampir seminggu ini tak pernah bertemu Kinara, karena Kinara akan keluar setelah Candra berangkat dan akan berada di kamarnya setelah Candra pulang kerja.

Kinara melakukan itu untuk menjaga hatinya, karena jujur saja hatinya masih sakit saat melihat Suaminya tertawa lepas saat bersama Olivia apalagi saat Suaminya memperlakukan Olivia dengan begitu sayang dan selalu memanjakan Olivia.

Untung Yumna tidak rewel dia sangat penurut, di kamarnya Kinara mengajari putrinya belajar dan bermain.

Yumna tak pernah menanyakan ayahnya, karena selama ini Candra tidak pernah dekat dengan Yumna, karena pada awalnya Candra tak setuju saat Kinara memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan.

Saat Kinara datang ke panti asuhan Cahaya Bunda untuk menyerahkan santunan pada mereka yang ia lakukan rutin dua bulan sekali, ia melihat bayi mungil yang tersenyum menatapnya, dan bayi itu baru di temukan di depan panti asuhan sebulan sebelum Kinara datang ke situ.

Kinara langsung jatuh hati pada bayi itu dan kemudian ia meminta izin pada Candra dan mertuanya, awalnya mereka tak mengizinkan, tapi Saat Kinara janji tidak akan merepotkan mereka dan Kinara akan tetap mengerjakan pekerjaannya, mereka kemudian menyetujuinya.

Tapi sejak Yumna di bawa pulang ke rumah, suami dan mertuanya tak pernah sekali pun turut andil dalam menjaga dan merawat Yumna, jadi Yumna selalu dengan Kinara.

" Mbak Kinar mau kemana? " sapa Olivia saat melihat Kinara berjalan menuntun Yumna.

" jalan-jalan " sahut Kinara.

" Mbak Kinar, ada yang ingin aku bicarakan dan ini juga sudah aku kasih tahu sama mas Candra, dan mas Candra menyetujuinya "

Kinara menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik ke arah Olivia dan di samping Olivia juga berdiri wulandari di samping Olivia.

" Sebentar lagi aku melahirkan mbak, aku ingin tukar kamar tidur, kamar tidur Mbak kan besar dan ada kamar mandi dalam, ibu dan mas Candra sudah menyetujuinya "

" tapi aku tidak " ucap Kinara sambil menatap ke arah ibunya.

" mbak ini rumah mas Candra, sebentar lagi aku akan melahirkan anak dari mas Candra, aku butuh kamar yang luas agar kami bisa nyaman "

" itu bukan urusanku, kalau kamu merasa tidak nyaman pergi saja dari rumah ini " ucap Kinara.

" Ini rumahku, rumah peninggalan suamiku Kinara, ayah nya Candra, dan kamu tidak bisa menentukan siapa yang akan tinggal di sini" ucap Wulandari.

Kinara menatap ke arah mertuannya dan tersenyum tipis.

" Apa ibu lupa, kalau rumah ibu sudah roboh, dan semua pembangunan rumah ini murni uang Kinara dari penjualan rumah Kinara" ucap Kinara.

" Bilang sama putra ibu, ganti semua uang yang kinar keluarkan, maka Kinar akan pergi dari sini " ucap Kinara.

" Kinara kenapa kamu sekarang banyak berubah, kamu sudah tidak menghormati ibu lagi " ucap Wulandari.

" Aku akan menghormati pada orang yang patut di hormati, sudah cukup aku kalian injak-injak, ibu..apa kurang bakti Kinara pada ibu selama ini, kinar selalu meratukan ibu, tapi apa balasan ibu pada Kinar, ibu malah dengan lapang dada dan selalu menyuruh mengalah pada Sundal ini "

" Kinara...." seru Candra dari belakang Kinara.

Kinara langsung menoleh ke belakang dan tiba-tiba...

Plak...

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Kinara, darah segar langsung terlihat dari sudut bibir Kinara.

" Bundaa...Bunda..." teriak Yumna menangis keras saat melihat Bunda nya di pukul sama ayahnya.

" Ayah jahat...ayah jahat..." teriak Yumna dan menghampiri ayahnya dan langsung memukul kaki Candra dengan tangan mungilnya.

" Minggir..." seru Candra dan mendorong Yumna dengan kakinya agak kencang sehingga tubuh Yumna yang mungil terpelanting ke belakang dan kepalanya langsung membentur kaki kursi dengan keras.

" Yumna...." teriak Kinara dan berlari menghampiri tubuh putrinya yang tergeletak di lantai.

Terlihat darah segar keluar dari pelipis Yumna.

" Sayang ..."

" Bunda...sakit, kepala Yumna sakit " tangis Yumna kesakitan.

" Kita kerumah sakit ya sayang " ucap Kinara dan langsung mengendong Yumna dan membawanya keluar dari rumah dengan berlari kecil.

Kinara bingung bagaimana cara ia membawa Yumna dengan motornya.

" Kin, kenapa dengan Yumna " kata Lusi yang baru saja muncul di belakang Kinara dengan membawa berkas pendaftaran Yumna .

" mbak lusi tolong aku, antar aku ke rumah sakit " kata Kinara yang terlihat panik.

Lusi melihat kening Yumna yang berdarah.

" Kenapa Yumna sampai bisa berdarah seperti itu " tanya Lusi yang ikut panik.

Kinara tak menjawab tapi ia menatap ke arah pintu rumah di mana di sana Candra berdiri bersama Olivia.

Lusi melihat itu hatinya Sangat geram.

" Dasar bajingan, apa mereka yang melakukan semuannya "

" Ayo mbak, cepat bawa motorku dan antarkan aku ke rumah sakit " seru Kinara.

Lusi menoleh ke arah Kinara, berjalan ke arah Kinara.

" Mana kuncinya?"

" Di motor mbak "

Lusi membuka jok motor dan menaruh berkas pendaftaran sekolah Yumna.

Lusi membawa motornya dengan sedikit kencang, saking paniknya mereka tak memakai Helm.

Saat di tengah perjalanan terlihat polisi yang sedang melakukan razia, Lusi memperlambat laju motornya.

" Lho ada razia kin, laa kita lupa nggak pakai Helm, gimana ini Kin "

" Terus saja mbak "

" kalau ketilang gimana Kin "

" kita minta antar polisinya saja, polisi nya pasti mengerti nanti jika melihat keadaan Yumna "

" Baiklah " Lusi kembali melajukan motornya.

Dan benar saja motor mereka di berhentikan oleh salah seorang polisi.

" Mbak mbaknya ini kenapa, kenapa tidak pakai Helm, bisa meinggir sebentar, tolong di matikan motornya" ucap polisi itu.

" Pak, putri saya terluka kami hendak membawanya kerumah sakit " Ucap Kinara.

Polisi itu berjalan ke arah Kinara dan kemudian melihat ke arah Yumna.

" MasyaAlloh mbak, kenapa nggak ngomong dari tadi, ya Sudah cepat pergi, tapi hati-hati jangan ngebut "

" Baik pak terimakasih , ayo mbak " ucap Kinara.

Lusi langsung menyalahkan motornya kembali, tapi motornya tak mau nyala-nyala.

" Kenapa mbak " tanya Kinara

" nggak tahu kenapa motormu ini Kin, kenapa harus mogok sih " gerutu Lusi.

" Kenapa motornya mbak " tanya polisi tadi.

" tidak tahu pak, ini nggak bisa nyala-nyala "

" kalau begitu mbaknya taruh motornya di sana, aku akan Izin pada komandan saya untuk memakai mobil untuk mengantar mbak kerumah sakit "

" Biar aku yang antar " kata seorang laki-laki yang tiba-tiba berada di dekat mereka.

" pria Coklat "

#####

Assalamualaikum readers HAPPY READING salam sehat selalu jangan lupa jejak cintanya.