NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9 Satu Kamar

"Ini bener alamatnya?" tanya Alvyna sambil terus menatap bangunan dua lantai bergaya klasik dengan cat putih yang tampak megah di hadapannya. Matanya menyisir tiap sudut rumah yang tampak elegan.

"Hmm gak nyangka juga sih, ternyata papa punya selera juga," sahut El yang berdiri di sampingnya, sama-sama terpukau oleh rumah yang baru mereka datangi. Rumah itu adalah hadiah pernikahan dari Papa El.

Mereka baru saja tiba, diantar oleh Manda dan Radit, karena mereka berangkat dari rumah Alvyna yang kebetulan hanya punya motor, sementara mobilnya sedang masuk bengkel. Dengan membawa koper besar, jelas motor bukan pilihan.

Dari pada menumpang tinggal di rumah orang tua, keduanya sepakat untuk langsung pindah ke rumah baru. Hubungan mereka yang belum didasari cinta bisa jadi memicu konflik kecil, jadi lebih baik tinggal terpisah dari keluarga agar tak perlu berpura-pura harmonis.

Alvyna melangkah duluan sambil menarik kopernya, disusul El yang mengambil kunci rumah dari saku celananya.

Ceklek...

Pintu terbuka Alvyna masuk dan berhenti di kaki tangga. Ia menoleh ke belakang, tangan terulur ke arah El.

"Mana kunci kamar gue? Gue mau yang atas."

El bukannya menjawab, malah menatap tangan Alvyna dengan alis terangkat. "Papa cuma kasih satu kunci kamar. Artinya kita sekamar."

"Hah?! Sekamar? Gila aja lo!" Alvyna langsung reflek teriak.

"Terserah lo mau tidur di mana kek. Gue sih santai aja," jawab El santai sambil menaiki tangga.

Dengan napas dongkol, Alvyna menyusul sambil terus menyeret kopernya. "Suami gak bisa guna banget sih lo! Bawain koper juga ogah."

El sempat menoleh, lalu menunggu Alvyna di anak tangga terakhir. "Sini, sini. Kasian juga liat istri gue ngos-ngosan." Tanpa menunggu jawaban, El merebut koper dari tangan Alvyna dan lanjut jalan.

"Gue bilang gak us...." Alvyna belum sempat menolak, koper sudah raib dari tangannya.

Ia mendengus dan mengikuti El yang mulai membuka pintu kamar. Sesampainya di kamar, El langsung menjatuhkan tubuh ke atas ranjang sambil menguap lebar.

"Akhirnya ketemu juga kasur. Ngantuk banget sumpah."

"Lo tidur di situ terus gue disuruh tidur di mana? Masak iya kita tidur satu kasur?" celetuk Alvyna dengan tangan menyilang.

"Jangan berisik. Gue ngantuk. Atau lo mau gue ‘unboxing’ sekarang?" ucap El dengan mata setengah tertutup.

"Gue lempar juga lo kalo macam-macam!" Alvyna mencubit kaki El.

El tergelak. "Namanya juga suami. Sah-sah aja dong?"

Alvyna makin sewot dan menggeplak kakinya. "Lo hamili gue, gue gantung juga lo! Udah sana pindah ke sofa tidur tuh ngalah!"

"Tidur tinggal tidur. Kasur masih luas juga kenapa harus ribet sih?" balas El malas-malasan.

Alvyna makin naik pitam dan menarik tangan El. Tapi justru pria itu menarik balik tubuhnya hingga Alvyna terjatuh terlentang di kasur. Dengan wajah usil El menindihnya.

Posisi mereka jadi sangat dekat, terlalu dekat. Alvyna membeku, sementara El menatapnya dengan sorot yang berbeda.

Wajah El semakin mendekat. Alvyna, yang sudah kewalahan dengan perasaannya sendiri, spontan memejamkan mata.

Drrtt...

Drrtt...

Drrtt...

Suara ponsel El memecah keheningan. Alvyna langsung membuka mata. "Hp lo bunyi minggir gih!"

"Kalau gue gak mau?" El malah mendekat lagi.

"Yaelah angkat dulu tuh hp lo!" sahut Alvyna, menoleh ke samping.

"Biarin." El tetap memandangi Alvyna dari jarak sangat dekat.

Ponsel itu terus bergetar, hingga akhirnya El mengangkatnya tanpa mengubah posisi. Nama "Lyra" tertera di layar.

"KAMU DI MANA AJA SIH El?! KENAPA LAMA BANGET ANGKATNYA?!"

El menutup mata mencoba sabar. Sambil menjauhkan ponsel dari telinga, dia menjatuhkan tubuhnya di atas Alvyna.

Alvyna panik. "Lo ngapain? Berat tau!"

"Diam Ra. Lo jangan nambah pusing gue." bisiknya, menaruh jari telunjuk di depan bibir Alvyna.

Alvyna mengerutkan kening. "Ra? Ra dari mana? Nama gue Alvyna, napa manggilnya ‘Ra’?" batinnya bingung sendiri.

Dari seluruh percakapan mereka, satu hal mulai terasa jelas meski awalnya tidak cinta perasaan bisa tumbuh. Dan sepertinya keduanya sedang berjalan ke arah sana, entah mereka sadar atau belum.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!