NovelToon NovelToon
Cintaku Bukan Kamu

Cintaku Bukan Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Lari Saat Hamil
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Arij Irma

Aira harus menelan pil pahit, ketika Andra kekasih yang selama ini dicintai dengan tulus memilih untuk mengakhiri hubungan mereka, karena terhalang restu oleh orang tua karena perbedaan keyakinan.
padahal Aira sedang mengandung anak dari kekasihnya.
apakah Aira akan mampu bertahan dengan segala ujian yang dihadapinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arij Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 9

Sudah satu Minggu Aira tinggal ditempat sepupunya. Setiap hari Dia selalu diajak keliling mengunjungi tempat wisata. Pakdhe dan Putranya sudah kembali ke Kampung sehari setelah sampai. Mereka tidak bisa lama menemani Aira. Banyak pekerjaan yang menanti keduanya. Sudah waktunya untuk Aira berangkat ke pulau Sumatera. Sehari sebelum berangkat Aulia dan Aira menghabiskan waktu belanja di Mall. Mereka ingin menghabiskan waktu bersama.

Sebelum itu, Meraka sedang menonton tv diruang keluarga bersama Rere, bocah menggemaskan umur tiga tahun putri Aulia. Sedangkan bapak sedang istirahat dikamar. Aulia sedang duduk di lantai yang sudah dilapisi karpet berbulu bersama dengan Putrinya. Sedangkan Aira sedang duduk diatas kursi sambil asyik memegang toples kripik singkong sebagai cemilannya. Aira tidak berhenti mengunyah, membuat Dia akhir-akhir ini menjadi semakin berisi. Mungkin karena hormon kehamilannya.

"Dek, lusa kamu udah terbang menuju Pulau sebrang nan jauh disana," tiba-tiba Aulia berkata dramatis.

Mendengar kakak sepupunya berkata dengan sangat dramatis, seketika Aira menghentikan kunyahannya. Langsung menoleh menghadap Aulia, Dia memicingkan matanya.

"Eehhh..."

"Kau akan jauh disana, meninggalkan Aku dan semuanya..." dengan lirih Aulia melanjutkan kata katanya, agak sedikit melow ternyata ya.

"Kenapa Engkau meninggalkanku sendiri disini, meninggalkan keponakan mu yang lucu ini."

Aira makin mengerutkan dahi. Dia bingung ini kenapa bocah satu ini. Kesambet apa lagi kali ini.

"padahal Rere sudah sangat lengket sekali denganmu, Dia tidak ingin ditinggalkan oleh Tantenya," sambung lagi, malah semakin menjadi-jadi saja kelakuannya ini.

Aira turun dari kursi, mulai mendekat ke kakak sepupunya. Dipegangnya dahi kakaknya. telapak tangannya dibolak balik, ingin merasakan apakah panas atau tidak dahi kakaknya.

"Eehh... gak panas kok?"

"Kenapa tiba-tiba jadi puitis."

"Kesambet apa Kau Kak?"

"Gak biasanya, melow begini, biasanya juga ngreog."

Dengan sedikit heran Aira menjawab semua perkataan kakaknya.

Aulia menepis tangan Aira dari dahinya. Kemudian melipat tangannya kepada, agak kesal juga Aulia mendengar jawaban yang keluar dari Aira. Aulia mengira Aira akan menjawab dengan dramatis juga, malah jawaban konyol yang didapat. Sambil cemberut Aulia berkata,

"Kau ini, Aku udah berusaha sedramatis mungkin agar kamu tersentuh,dan gak jadi pergi, bukannya tersentuh malah dikira lagi kesambet."

"Huhh... dasar gak peka," dengan kasar Aulia menghela nafas.

"Ya iya, maaf."

"Sebenarnya mbak tu mau nya apa?"

"Gak usah muter-muter gak jelas."

"Langsung pada tujuannya."

"Aku tau,pasti ada yang diminta."

sela Aulia dengan kesalnya.

Aulia malah senyum-senyum gak jelas mendengar pertanyaan Adiknya itu.

"he he he he"

"Kita ke Mall yuk, jalan jalan menghabiskan waktu gitu ceritanya."

"Bosen tau dirumah terus."

"Berangkatlah kalau gitu," dengan semangat empat lima Aira menjawabnya.

"Aku pengen makan-makanan jepang gitu mbak," sambil membayangkan makanan tersebut.

"Terus bocil, bagaimana?" tanyanya.

"Ditinggal apa diajak?, kalau ditinggal sama siapa nanti dirumah?"

"Ayahnya pulang malam kan!" lanjutnya.

Aulia senang bahwa idenya sangat disetujui oleh Aira. Dengan malas Aulia menjawab

"Ya diajak lah dek, masak ditinggal!"

"Sekalian Paklek juga, biar gak bosen Dia dirumah."

"Bagaimana?" ucap Aulia sambil berkedip-kedip.

"Ide bagus," Aira memberikan jempol kepada sepupunya.

"Kalau begitu Aku kasih tau Bapak dulu, untuk siap-siap," lanjutnya dengan semangat sambil berjalan menghampiri bapaknya.

Melihat Aira pergi menghampiri Paklek. Aulia juga segera mempersiapkan dirinya dan putrinya.

Sedangkan Aira dengan semangat memanggil Bapaknya. Walaupun semangat Aira tidak lantas berteriak, walaupun agak keras tetapi masih dengan sopan.

"Bapak... Bapak... Bapak...*

"Iya Ndok, kenapa, ada apa?" Bapak yang mendengar suara putrinya terus memanggil dengan keras, sedikit panik dibuatnya . Dia segera berlari menghampiri Aulia. Takut terjadi sesuatu yang buruk.

"Kenapa Ndok?, kenapa triak-triak begitu manggil Napak?"

Yang dicemaskan malah Senyam-senyum gak jelas. Merasa bersalah karena sudah membuat Bapaknya kawatir.

"he he he he, gak kenapa napa kok Pak..."

"Maaf membuat Bapak menjadi kuatir."

"Aku sama Mbak Aulia, mau pergi ke Mall, Bapak mau ikut gak?"

Belum sempat Bapaknya menjawab, Dia sudah menyela terlebih dahulu.

"Bapak ikut ya, daripada Bapak dirumah sendiri," lanjut Aira dengan masih semangat.

"Yo weslah Ndok, Bapak melu wae ( ya sudah Ndok, Bapak ikut saja)," pasrah sekali Bapaknya.

"Ok Pak, Bapak siap-siap ya!, Aku tunggu didepan," lanjutnya.

Setelah itu, pergi menuju kamarnya. Aira juga bersiap-siap untuk pergi, Dia ingin tampil cantik.

Setelah sampai kamar, Aira hanya mengganti bajunya dengan dress berwarna hitam polos dibawah lutut berlengan panjang. Dipadukan dengan tas tangan kecil hitam juga, mengunakan sepatu sport berwarna putih, rambut dibiarkan tergerai bebas. Dandanan yang tidak mencolok, hanya dengan bedak sedikit dan pelembab bibir saja. Membuat Aira semakin cantik dan segar. Dia memutar badannya kekiri dan kekanan didepan cermin. Mencocokkan apakah sudah pas atau belum. Aira meraba perutnya yang sedikit berisi. Meraba-raba dengan perasaan sedikit senang. Dia sedikit tersenyum. Aira sangat cantik, seperti biasanya. Aira seperti gadis remaja, tidak terlihat kalau sedang hamil.

Saat sedang asyik bercermin, ada suara sepupunya dibalik pintu, memanggil Aira untuk segera keluar, karena taxinya yang sudah mereka pesan sudah datang dan menunggu didepan rumah.

"Aira ayo, cepat taxinya sudah menunggu!" panggilan Aulia dengan berteriak

"Ya, I'm coming," jawab Aira.

"Buruan, Aku sama Paklek tunggu didepan," lanjut Aulia karena sudah selesai bersiap.

Aira bergegas keluar, tak lupa Dia menutup pintu. Aira berjalan keluar. masuk kedalam taxi. Didalam taxi rupanya Bapak dan Aulia sudah menunggu.

Karena sudah semuanya naik. Sopir taxi mengemudi dengan pelan menuju tempat tujuan mereka.

...****************...

Sesampainya di Mall. Mereka berjalan mengelilingi Mall. Mengelilingi satu persatu toko yang menarik bagi mereka. Bapak hanya bisa pasrah mengikuti meraka dari belakang.

Sambil berjalan dengan semangat,

"Kita kemana dulu ya mbak?"

"Eemmm Aku pengen beli baju, tas, sepatu, make up, emmmm banyak deh," dengan antusias Dia mengutarakan keinginannya.

Bapak yang berjalan dibelakang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja mendengar baran-barang yang akan dibeli oleh Putrinya.

Sedangkan Aulia yang berjalan sambil mendorong troli buah hatinya melongo mendengar perkataan sepupunya. Dia ikut menggeleng-gelengkan kepalanya seperti Pakleknya.

"Kita ke lantai dua aja dulu deh dek, disana banyak toko yang menjual baju dan sepatu," jawab Aulia.

"Setelah itu baru ke lantai tiga."

"Dilantai tiga ada banyak restoran, habis belanja sepatu kita naik lantai tiga, istirahat dulu, makan abis itu jalan lagi," lanjut Aulia tak kalah semangatnya.

Mereka naik kelantai dua. Aira tiba-tiba berhenti didepan toko sepatu yang menarik dimatanya.

"Mbak kita masuk yuk, kayaknya disitu bagus-bagus sepatunya," ucap Aira setelah melihat dari luar sepatu yang berjejer di etalase.

"Yukkk", tak kalah antusiasnya Aulia setelah ikut melihat dari depan toko.

Mereka berjalan masuk ke toko sepatu, melihat lihat sepatu. Saat berhenti mengelilingi rak yang paling ujung. Mereka dihampiri salah satu pegawai toko.

Dengan ramah Pegawai toko menanyakan apa yang dibutuhkan oleh mereka. Senyum selalu menghiasi bibirnya. Tidak ada kata lelah atau meremehkan.

"Aelamat siang kak?, ada yang saya bantu?"

Aulia menoleh, " iya mbak, size-nya masih lengkap kan?" Dia nertanya kepada mbak pegawai sambil memegang-megang sepatu yang ada di rak.

"Masih kak, masih lengkap semua. Ini produk terbaru dari toko kita kak. Baru datang kemaren!" jawab pegawai toko.

"Iyakah mbak?" Aira menoleh, ikut melihat.

"Iya mbak," lanjutnya.

Mereka memilih-Milih, mencocokkan mana yang pas dan pantas bagi mereka. mereka mencobanya satu persatu tanpa dipakai, hanya ditempelkan di kulitnya. Sedangkan Bapak hanya duduk sambil mendorong troli cucu keponakan, mengamati Putrinya dan keponakannya yang sibuk memilih sepatu.

Pegawai toko dengan setia dan sabar mendampingi mereka mencoba sepatu.Tidak ada kata lelah atau lesu, tersenyum dengan tulus kepada costumer.

"Mbak, yang ini bagus gak?"

Aira menunjukkan salah satu sepatu flat yang berwarna putih kepada Aulia.

Aulia mengambil sepatu tersebut, melihat dan mengamati, di bolak-baliknya sampai puas.

"Gak deh dek," Aulia berucap serasa tidak suka.

"Coba yang sebelah itu?" Dia menunjukkan sepatu yang disamping Aira.

"Mana mbak?, yang inikah?" jawab Aira sambil mengambil sepatu yang ditunjuk tadi.

"Ada dua warna ni mbak!, bagusan yang mana ?" tanya Aira.

Aira menunjukkan sepatu yang dipegang ditangan kanan dan kirinya.

"Yang ini?" Aira mengangkat tangan kanannya, menunjukkan yang warna Salem.

Kemudian mengangkat tangan kirinya, menunjukkan yang warna navy,

"Atau yang ini?"

Aulia mengambil kedua sepatu dan mencocokkan di kulit kaki Aira. Aulia menimbang-nimbang mana yang paling cocok

"Yang itu dek, warna navy bagus," jawab Aulia.

Aira ikut melihat, "iya mbak cocok."

Aira menoleh kepada mbak Pegawai toko, dan meminta untuk mengambilkan nomor sepatu yang Aira gunakan.

" Mbak, Aku mau yang nomor 38, tolong ambilkan ya mbak!" Aira menyerahkan sepatu warna navy tersebut.

"Akuu juga mbak! sama warna, tapi size 39," sambung Aulia, Dia ingin kembaran dengan Aira.

"Kita kembaran ya dek," lanjutnya sambil menatap Aira.

"Oke lah mbak," Jawabnya.

"Saya tunggu di kasir ya kak," ucap pegawai toko.

Pegawai toko berjalan menuju kasir membawa sepatu yang diinginkan Aira dan Aulia. Setelah mencarikan yang baru, mengemas kembali kedalam kotak dengan rapi seperti sedia kala.

Aira dan Aulia mengikuti pegawai toko menuju kasir. mereka mulai melakukan transaksi pembayaran.

"Selamat siang kak!" kasir mengucapkan salam dengan ramah dan senyum yang mengembang.

"Siang," jawab serempak Aira dan Aulia dengan senyum juga.

"Barangnya yang ini ya kak?" ditunjukkannya sepatu yang ingin di bayar.

"Pembayarannya akan dilakukan dengan sendiri atau gabung kak?" tanyanya lagi.

"Sekalian aja mbak," sela Aulia dengan cepat.

"Baik kak, total nya Rp 500.000,00 kak, mau dibayar pake kartu apa cash kak?" sang kasir berbicara sambil memasukan barang kedalam tas belanjaan.

"Cash aja mbak," sambil mengambil dompet dari tas dan mengeluarkannya, Dia menghitung uangnya dengan pelan.

Aulia menaruh uang diatas meja kasir

"Ini mbak," ucapnya.

"Terimakasih kak," kasir mengambil uangnya, menghitung kembali agar tidak terjadi kesalahan.

"Ini kak barangnya," kasir memberikan belanjaan kepada Aulia dan mengucapkan banyak terimakasih.

"Terimakasih kak sudah berbelanja di toko Kami, semoga hari kakak menyenangkan," lanjutnya dengan senyum diwajahnya.

"Sama-sama," ucap keduanya.

...****************...

Setelah keluar dari toko sepatu. Mereka mulai mendapatkan barang satu persatu uang mereka inginkan.

Aira sangat senang, Aira berbelanja tas, sepatu dan baju. Sampai penuh tangan Aira dengan tas belanjaan.

Sedangkan Aulia hanya membeli sepatu untuknya saja dan baju anak-anak untuk buah hatinya.

Bapak tak ingin ikut belanja, hanya menjadi penonton setia saja. Sesekali memberi saran mana yang cocok dan tidak.

Puas dengan belanjaannya. Mereka merasa lelah dan lapar.

"Mbak capek ni, lapar!, kita makan dulu yu mbak!" Aira menghentikan laju jalannya dipinggir eskalator.

"Eemmm... Kita ke lantai tiga aja yuk!, disana banyak tempat makan," ucap Aulia, ikut menghentikan jalannya, sambil berfikir.

"Bapak juga lelah Nduk," Bapak ikut menyahut dengan suara lemah karena capek diajak keliling.

"Lest go, kita cari makan," ucap semangat Aira.

Mereka berjalan beriringan menuju lantai tiga. mencari makanan yang mereka inginkan.

.

.

.

Bersambung.............

1
Chipmunks
Bikin nangis dan senyum sekaligus.
Gaara
Seru banget, gak bisa berhenti baca😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!