"APA?" Jerit Lolita Nismara Fidelia seorang gadis cantik berkulit putih, mata indah berbentuk hazel, hidung mancung dengan tinggi badan semampai. Tapi memiliki kekurangan yaitu IQ di bawah rata-rata, masih duduk di bangku kelas sebelas SMA.
Mata Loli membola ketika garis dua terpampang nyata berwarna merah di atas tespack yang dia beli kemarin atas paksaan dari sahabatnya yang bernama Audy Mahaputri.
"Jadi perut buncit ini bukan busung lapar, tapi ada bayi di dalamnya?" Gumam Loli frustasi.
"Bagaimana cara bayi ini bisa masuk ke dalam perutku ya?" Tambahnya.
Penasaran dengan tingkah konyol Lolita, yukk pantengin terus karya terbaru Author. Semoga suka. Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejadian 9 Tahun Yang Lalu
Ada banyak alasan mengapa Edgar terkesan terburu-buru menikahi Lolita. Bahkan seolah memaksakan kehendak tanpa adanya persetujuan dari Lolita sendiri. Terlebih melakukan penyatuan malam pertama secara sembunyi tanpa sepengetahuan Lolita.
Bukan sekedar nafsu sesaat atau karena alasan takut kehilangan Lolita. Karena kebencian Lolita saat itu bisa membuat Edgar kesulitan melindunginya.
Edgar berfikir, dengan segera menjadikan Lolita istri dan menghamilinya dengan dalih perjodohan. Akan membuat Lolita terikat dengannya, sehingga Edgar punya banyak waktu berada di sisi Lolita. Apalagi semenjak Lolita dinyatakan hamil anaknya, maka dia bisa sepenuhnya menjadikan Lolita miliknya tanpa takut ada pihak yang akan menyakiti bahkan berniat menyingkirkan Lolita.
Papa Bagas dan mama Elena menang tulus menyayangi Lolita seperti anak sendiri. Tapi tidak bagi Natasya, gadis itu terlihat baik hanya di permukaan. Yang sebenarnya punya hati yang sangat busuk.
Perjanjian perjodohan antara kakek Lolita dan Nenek Edgar hanya diketahui oleh para orang tua. Tapi ada satu surat pernyataan dari kakek Lolita yang berisi jika hanya Lolita cucu kandung satu-satunya yang akan mewarisi seluruh kekayaan miliknya. Dan saat usianya genap 21 tahun atau sudah menikah sebelum umur yang ditentukan. Lolita berhak mengambil alih perusahaan yang kini dikelola papa Bagas. Semua orang mengetahui, bahkan Natasya tahu akan surat warisan itu.
Flashback On
Saat itu usia Natasya 18 tahun sama seperti Edgar. Sedangkan Lolita masih berusia 8 tahun. Meskipun masih SD kelas 2, tapi Lolita sudah tumbuh menjadi gadis cantik bertubuh tinggi. Berbeda dengan Natasya yang sedikit pendek meskipun sudah SMA. Lolita sangat dimanja oleh keluarganya, bahkan Edgar pun sangat menyanyangi.
Lolita sudah mengenal cinta monyet saat itu, dan Edgar adalah laki-laki yang ingin Lolita kejar cintanya. Melihat semua itu, kakek Lolita merasa lega, karena rencana perjodohan yang dibuat sejak Lolita bayi tidak memiliki kendala. Lolita yang mengejar Edgar, dan Edgar yang menyayangi Lolita. Tapi kedekatan itu membuat Natasya cemburu.
Ya, Natasya mencintai Edgar. Gadis manis itu diam-diam menaruh hati pada teman sekelasnya itu. Edgar pun tidak pernah menolak secara langsung, meskipun dia tahu jika Natasya menyukainya lebih dari sekedar teman. Hingga suatu hari, Natasya melakukan hal gila pada Edgar. Karena rumah mereka bertetangga, dan mereka terbiasa keluar masuk.
Suatu hari saat Edgar sedang mandi di kamarnya, dia lupa mengunci pintu. Karena pikir Edgar hanya sendirian saat itu. Mama dan papanya sedang keluar kota untuk urusan bisnis sudah sejak dua hari yang lalu. Dengam bersiul menikmati dinginnya air di sore hari, Edgar tidak tahu jika ada yang menyelinap masuk.
Natasya sudah menunggu hari itu, kepergiaan kedua orang tua Edgar dimanfaatkan olehnya. Setelah berhasil masuk rumah dan kamar Edgar, Natasya yang mendengar suara gemericik di kamar mandi pun meyakini jika Edgar sedang mandi. Pucuk dicinta ulam pun tiba, pintu kamar mandi tidak tertutup rapat. Natasya dengan kegilaannya melucuti pakaiannya sendiri.
Dengan langkah pelan, Natasya berhasil masuk dan langsung memeluk tubuh te lanjang Edgar dari belakang. Edgar yang terkejut pun langsung menghempaskan tubuh Natasya hingga gadis itu jatuh membentur toilet. Natasya jatuh pingsan dengan kening yang berdarah. Edgar panik, dia keluar dari kamar mandi dan segera memakai pakaiannya. Mengabaikan keberadaan Natasya.
Edgar berlari menuju rumah papa Bagas dan meminta pria paruh baya itu untuk datang ke rumahnya. Edgar memberitahukan papa Bagas apa yang telah Natasya lakukan.
Papa Bagas bergegas menuju kamar mandi milik Edgar untuk melihat kebenarannya. Dan seketika papa Bagas syok melihat putri kandungnya sudah tergeletak di lantai kamar mandi.
Tidak lupa, Edgar memberi tahu kedua orang tuanya tentang kejadian hari itu. Tidak ingin putranya tersandung masalah tanpa pendampingan. Papa David dan mama Karin pun memilih pulang malam itu juga.
Setelah memakaikan kembali pakaian Natasya yang berserakan di depan pintu kamar mandi. Papa Bagas pamit pada Edgar untuk membawa Natasya.
Pria paruh baya itu cukup bijak, tidak ada penghakiman atau pembelaan langsung. Dia menunggu Natasya sadar untuk mendengar pengakuan dari putrinya itu. Malam pun tiba, orang tua Edgar juga sudah tiba. Di ruang tamu kediaman Grissham semua orang berkumpul. Suasana seperti aula persidangan, panas dan mencengkam. Drama Natasya baru dimulai.
"Jadi Natasya, apa yang terjadi? Kenapa kamu bisa pingsan di kamar mandi Edgar dengan tubuh te lanjang seperti itu." Tanya papa David menatap tajam Natasya.
"Edgar yang meminta aku datang ke kamarnya, dan tiba-tiba dia menarik paksa aku masuk kamar mandinya setelah sebelumnya melucuti seluruh pakaian yang aku kenakan."
Edgar hampir saja memperkosaku, kalau saja aku tidak melawan. Dan karena aku kalah kuat, maka itu aku pingsan setelah dia berhasil mengambil mahkota milikku." Ucap Natasya dengan air mata buayanya.
Semua orang tercengang, benarkan Edgar se bejat itu. Rasanya tidak ada yang percaya, tapi tangisan pilu Natasya membuat mereka ragu.
"BOHONG... DASAR JA LANG SIALAN." Edgar marah, bisa-bisanya temannya itu memfitnah dirinya sedemikian parahnya.
"Kenapa kamu tidak jujur saja Edgar, orang tua kita tidak mungkin memarahi perbuatanmu padaku. Aku... Aku juga menerima dengan ihklas karena aku mencintaimu. Kita bisa langsung menikah untuk kamu mempertanggungjawabkan perbuatanmu padaku. Aku takut hamil."
"Sudah...? Sudah selesai drama yang kamu buat. Ckk Aku tidak menyangka jika kamu memiliki hati yang busuk seperti itu. Sekarang dengarkan aku baik-baik Natasya. AKU EDGAR TIDAK PERNAH MENCINTAI KAMU. Dan aku tidak akan tanggung jawab terhadap perbuatan yang tidak aku lakukan. Sudahi drama busuk ini." Ucap tegas Edgar.
"TAPI MAHKOTAKU SUDAH KAMU AMBIL EDGAR, AKU SUDAH TIDAK PERAWAN, AKU TAKUT HAMIL." Teriak Natasya masih dengan air mata buayanya.
Mama Elena dan mama Karin menangis mendengar konflik putra putrinya. Beruntung perdebatan ini dilakukan di rumah papa David. Karena di rumah papa Bagas, Lolita sudah tertidur setelah adzan Isya berkumandang.
Lolita masih terlalu kecil untuk mendengarkan masalah besar seperti ini.
"Apa kamu bisa membuktikan jika Edgar bersalah?" Tanya Papa Bagas.
"Besok pagi ayo ke Rumah Sakit, kita tes keperawanan aku." Jawab Natasya dengan sedikit isakan.
"Kalau kamu sudah tidak perawan, bukan berarti aku yang mengambil keperawanan kamu. Jadi jangan gila."
"Masih ada jejak sper ma milikmu jika Dokter ingin mengeceknya."
"Dia sudah gila, aku tidak mau ikut gila karena permainannya."
"Jadi apakah kamu punya bukti untuk menyanggah tuduhan Natasya nak?"
"Tunggu sebentar, jangan ada yang beranjak dari sini." Ucap Edgar.
Tak lama kemudian, Edgar mengambil laptop dari meja kerja papanya.
Semua orang terdiam menunggu apa yang dilakukan oleh Edgar. Kemudian terlihatlah rekaman CCTV dari awal Natasya masuk rumah, sampai saat dia menanggalkan pakaiannya sendiri sebelum...