Seorang gadis yang yang bernama Ana terpaksa menerima perjodohan dari orang tua dan keluarga, setelah lima tahun pernikahannya, suami Ana mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera pada kakinya.
Selama sebulan penuh Ana merawat suaminya dengan ikhlas hingga suaminya pulih kembali seperti semula.
Di saat Ana bahagia karena kesembuhan cedera suaminya, Ana di kejutkan dengan hilangnya sang suami yang entah pergi kemana, tanpa pamit dan memberi kabar apapun padanya, sehingga membuat Ana beserta keluarga bingung dan terus mencari keberadaan sang suami.
Akankah Ana bertemu lagi dengan suaminya yang tiba-tiba menghilang itu, dan apakah alasan menghilangnya suami Ana.
Penasaran... Yu baca kisah Ana selengkapnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
🍀🍀🍀🌹🌹🌹🍀🍀🍀
Setelah membersihkan diri, Ana langsung keluar kamar dan langsung menuju meja makan, karena kedua orang tuanya dan juga ketiga putranya sudah menunggu kedatangannya untuk sarapan.
" Pagi anak-anak mommy " Ana menyapa ketiga putranya yang masing-masing sedang sarapan bersama pengasuh mereka masing-masing.
" Pagi mommy... " ketiga anak Ana serempak menjawab. Ana langsung tersenyum mendengar itu.
Perasaan sedih Ana atas hilangnya sang suami sudah berkurang dan berganti rasa marah dan penasaran, tapi untuk sekarang Ana berusaha untuk menyembunyikannya saja terlebih dahulu, karena bagi Ana saat ini menemukan sang suami yang terpenting.
" Nak,,, ayo sarapan dulu " Bu Rima langsung menyuruh putrinya itu untuk sarapan.
" Iya Mah " Ana langsung mengiyakan dan langsung duduk sarapan bersama kedua orang tuanya.
" Bagaimana sayang, apa sudah ada kabar? Sampai saat ini orang suruhan Papa belum memberi kabar dimana Aldo. " tanya pak Arman di sela sarapannya.
Sedangkan Bu Rima hanya diam mendengarkan sambil menyantap sarapannya.
" Belum Pah, Rehan juga tidak memberi kabar sampai saat ini" jawab Ana
" Coba kamu hubungi lagi Rehan, lalu bagaimana dengan perusahaan dan pekerjaan Aldo kalau belum ketemu sekarang ..!" Pak Arman juga kepikiran tentang perusahaan menantunya itu.
Ana mengangguk, setelah menyelesaikan sarapannya Ana langsung bergegas menghubungi asisten suaminya itu.
" Halo Re, bagaimana perusahaan masih baik-baik saja kan, tolong kamu tangani ya selama mas Aldo tidak ada " pinta Ana saat menghubungi Rehan.
" Halo, iya Bu perusahaan masih berjalan dengan lancar, ibu tenang saja sudah saya tangani sementara selama Pak Aldo tidak ada. Oh ya Bu, untuk beberapa Minggu ini saya akan keluar kota menangani beberapa bisnis yang ada di sana, tapi ibu tidak perlu khawatir urusan kantor masih tetap saya tangani, jadi tidak perlu di pikirkan. " Rehan memberi tahu Ana agar tidak mencarinya, karena ia akan keluar kota untuk waktu yang belum di tentukan.
" Ko mendadak sekali Re...? "
" Iya Bu, maaf baru sekarang sempat memberi tahu ibu " jawab Rehan
" Ya sudah tidak apa-apa, terimakasih ya Re sudah menangani semuanya selama suami saya tidak ada, kalau tidak ada kamu saya tidak tahu harus bagaimana "
Ana sangat bersyukur masih ada Rehan untuk urusan pekerjaan yang di tinggalkan sang suami.
Meskipun merasa aneh tapi Ana mencoba mengerti akan situasi asisten suaminya itu saat ini.
" Sama - sama bu, kalau begitu saya ijin melanjutkan lagi pekerjaan saya "
" Baiklah selamat bekerja " setelah mengatakan itu Tampa menunggu sahutan Rehan Ana langsung mematikan ponselnya.
Orang tua dan ketiga anak Ana mendengarkan saat Ana berbicara dan ikut mengerti.
Setelah selesai sarapan Ana kembali mengantar putra sulungnya untuk sekolah, karena mulai dari sekarang sudah menjadi tugas Ana menemani putra pertamanya bersekolah.
Sedangkan kedua anak Ana di jaga pengasuh mereka di rumah, dan mau tidak mau orang tua Ana kembali tinggal di rumah Ana selama suami Ana belum di temukan, sambil menjaga cucu - cucunya itu.
Setelah anaknya selesai sarapan Ana dan Arkan langsung berpamitan pada Arman dan Rima, lalu pada Aris dan Dede Agam untuk pergi sekolah.
Dalam perjalanan masih terlihat jelas sang putra masih sangat sedih.
" Arkan, mommy tahu Arkan masih sedih, sama mommy juga, tapi mommy mohon tetap semangat sekolahnya ya, kan mommy sudah janji mommy akan terus mencari Papah dan bawa kembali pada kita " sambil mengelus kepala putra sulungnya itu untuk menghiburnya.
" Hhmmm... " Arkan hanya mengangguk dan tersenyum sedikit pada ibunya itu.
Melihat sahutan Arkan, Ana sangat mengerti dan dapat melihat sejak hilangnya sang ayah putranya itu lebih banyak diam tidak seperti biasanya yang selalu ceria.
Setelah sampai di sekolah seperti biasa Ana mengantar putranya masuk ke dalam kelas dan ia menunggu di tempat tunggu para orang tua.
Tidak lama ponsel Ana berdering ternyata orang kepercayaannya yang menghubunginya.
" Iya halo, bagaimana... ?" Ana langsung saja to the points,
Entah apa yang di katakan orang kepercayaannya sehingga membuat Ana langsung duduk bersandar, dan itu membuat Ana langsung meneteskan air mata menangis dalam diam.
" Hiks hiks hiks... Ternyata hiks hiks hiks... Tega kamu Mas hiks hiks hiks... " Setelah selesai mendapatkan laporan dari orang kepercayaannya, Ana langsung menutup ponselnya dan langsung menangis meluapkan kesedihannya.
Untung saat ini Ana berada sedikit jauh sendiri, karena langsung menjauh dari para orang tua yang menunggu anak mereka saat menerima panggilan telepon.
Kalau tidak pasti akan menimbulkan banyak pertanyaan karena Ana menangis saat ini.
🍀🍀🍀🍀🍀
Kabar apakah yang di sampaikan orang kepercayaannya Ana sehingga membuat Ana langsung menangis... ?
Nantikan besok ya teman-teman 😊
