Ketika cinta bertabrakan dengan ambisi, dan kelembutan mengikis kekejaman…
Min Yoongi, seorang CEO muda tampan yang dikenal dingin dan kejam, menjalankan bisnis warisan orang tuanya dengan tangan besi. Tak ada ruang untuk belas kasih di kantornya—semua tunduk, semua takut. Sampai datang seorang gadis bernama Lee YN, pelamar baru dengan paras luar biasa bak boneka buatan, namun dengan hati yang tulus dan kecerdasan luar biasa.
YN yang polos, sopan, dan penuh semangat, menyimpan luka mendalam sebagai yatim piatu. Tapi hidupnya berubah saat ia diterima bekerja di bawah kepemimpinan Yoongi. Ketertarikan sang CEO tumbuh menjadi obsesi, membawa mereka ke dalam hubungan yang penuh gairah, rahasia, dan ketegangan.
Namun, cinta mereka tidak berjalan mudah. Yoongi masih terikat dengan Jennie, kekasih cantik nan angkuh yang tidak terima posisinya tergantikan. Sementara itu, Jimin—sahabat Yoongi yang terkenal playboy—juga mulai tertarik pada YN dan bertekad merebut hatinya.
Dibayangi fitnah, d
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angle love, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 27: “Rindu yang Tak Terucap”
Jimin segera menuju ke apartemen lama yn disana dia menemui yn yang sedang terisak di sofa sambil memandang keluar jendela.
"dia sudah membuangku jim. dia sudah tidak mencintaiku lagi". katanya tanpa menoleh ke belakang seolah sudah mengetahui siapa yang datang
jimin menghampiri yn dan duduk di sofa yang berhadapan dengannya
"dia akan menyesal. Tidak... dia pasti akan menyesal nanti" Jimin berusaha menenangkan yn dengan mengelus pundaknya
"tidak jim... aku harap dia bahagia dengan keputusannya meskipun tanpa aku dan anak kami di sampingnya"
DEHH
"apa maksudmu yn" Jimin yang kaget mendengar ucapan yn berusaha mencari kejelasan dari yn langsung
"aku hamil, sebelum aku sempat memberitahunya dia sudah terlebih dahulu ingin berpisah denganku"
" ini tidak benar aku harus memberitahunya" Jimin merogo kantongnya untuk mengambil ponselnya namun tanganya di tahan oleh yn
" berjanjilah untuk merahasiakan ini jim. aku mohon... aku tidak ingin membuatnya terpaksa kembali padaku" tatapan yn satu dengan air mata yang masih terus mengalir di pipinya
" Tapi anak itu perlu tau ayahnya.. "
"dia tidak perlu tau Jim. aku akan merawatnya sendiri dengan baik.".
'"Haah.. "Jimin menarik nafas frustasi.
"Jim bisahkah kau membantuku mencari tempat tinggal yang jauh aku tidak ini kembali bertemu dengannya"
***
Langit sore itu tampak kelabu seolah menggambarkan isi hati Yoongi yang tak kunjung menemukan kehangatan, meski kini secara sah Seojin telah menjadi istrinya. Rumah mewah yang berdiri megah di kawasan elit itu kini bagai penjara sunyi yang dipenuhi segala hal kecuali satu—kehadiran YN.
Ia menatap Seojin yang tengah sibuk mendekorasi ruangan bayi, membayangkan kehidupan yang tak pernah benar-benar ia impikan. Yoongi menikah bukan karena cinta, tapi karena rasa bersalah, keterpaksaan, dan keyakinan bodohnya pada pengakuan Seojin yang mengatakan bahwa ia memiliki anak berusia lima tahun hasil hubungan masa lalu mereka.
Di sisi lain, YN kini berada di kota kecil di luar Seoul. Jimin memenuhi permintaannya: membawa YN pergi, jauh dari dunia Yoongi, dari rasa sakit, dari luka yang belum sempat sembuh. YN tinggal di sebuah rumah sederhana yang hangat dan penuh cinta dari orang-orang baru yang ia temui—namun tetap terasa kosong tanpa Yoongi.
Perut YN yang membuncit perlahan adalah satu-satunya penghibur sekaligus pengingat akan cinta yang pernah begitu kuat. Ia memegang perutnya pelan.
“Kamu akan kuat, ya... Ibu janji.” Bisiknya lembut.
Sementara itu, Jimin yang kerap datang mengunjungi YN mulai merasakan beban berat karena menyimpan rahasia sebesar ini dari sahabatnya sendiri. Berkali-kali ia mencoba menuliskan pesan untuk Yoongi, namun berakhir menghapusnya.
Hari-hari Yoongi berjalan dalam kehampaan. Seojin tampak senang, memamerkan keluarga mereka ke publik, membuat konten di media sosial sebagai keluarga CEO sukses yang harmonis. Tapi Yoongi hanya hadir secara fisik. Jiwanya tertinggal bersama YN, di hari-hari penuh tawa, canda, dan pelukan yang tak tergantikan.
Suatu malam, Yoongi duduk di kamar kerjanya, memandang foto pernikahannya dengan YN yang masih disimpannya dalam laci terdalam. Ia memejamkan mata, mencoba mengusir rindu yang begitu menyiksa.
Seojin masuk membawa secangkir teh.
“Kau terlihat lelah,” katanya dengan senyum lembut.
Yoongi hanya mengangguk tanpa menoleh. “Aku lelah dari dulu, Seo.”
Seojin terdiam. “Kau masih memikirkannya, ya?”
“Apakah aku terlihat seperti tidak?” tanyanya dengan suara dingin namun lelah.
---
Di rumah kecil YN, pagi hari datang dengan kejutan. Pagi itu, saat YN hendak membuka pintu, seorang wanita paruh baya berdiri di depan rumah dengan bocah laki-laki kecil.
“Permisi, ini rumah Nona Lee YN?”
YN mengangguk heran. “Iya, saya sendiri. Ada yang bisa saya bantu?”
Wanita itu membungkuk. “Saya perawat anak dari Seojin... dan saya ingin meminta maaf.”
YN terbelalak. “Apa maksud Anda?”
Wanita itu menyerahkan sebuah amplop berisi dokumen. “Saya tak tahan melihat wanita baik seperti Anda tersakiti karena kebohongan. Anak ini... bukan anak dari Tuan Min. Seojin hanya memanipulasi semuanya. Saya hanya ingin Anda tahu kebenarannya.”
Suasana mendadak beku.
Jimin datang tepat saat wanita itu pamit. Ia mendengar percakapan terakhir dan menatap YN yang gemetar sambil memegang amplop tersebut.
“YN...” Jimin menghampiri dan mendukungnya masuk. Air mata YN mengalir tanpa bisa dibendung.
“Kenapa... kenapa aku harus tahu semua ini sekarang?” isaknya. “Untuk apa, Min Yoongi sudah menikah...”
Jimin menggenggam tangannya. “Tapi kebenaran tak akan membiarkanmu hidup dalam luka selamanya.”
Sementara itu, Yoongi yang tengah bekerja menerima email anonim berisi dokumen yang sama. Ia membaca satu per satu—data medis, surat pernyataan, hingga rekaman suara Seojin memerintahkan perawat untuk ikut berbohong.
Dunia seolah runtuh di hadapannya. Ia berdiri, meremas surat itu, lalu membanting benda apa pun di sekitarnya. Napasnya memburu, matanya memerah.
“Apa yang sudah aku lakukan...”
Seojin datang tergesa.
“Yoongi, ada apa?!”
Yoongi menatapnya tajam. “Kau berbohong padaku.”
Wajah Seojin berubah pucat.
“Aku... aku bisa jelaskan...”
“Kau menghancurkan hidupku... hidup YN... karena ambisi dan obsesi gilamu!” teriak Yoongi.
Tak butuh waktu lama, Yoongi memanggil pengacara. Perceraian diproses secepat mungkin. Seojin, yang panik, tak bisa membela diri. Semua bukti terlalu jelas, dan publik mulai tahu apa yang sebenarnya terjadi.
---
Yoongi mengemudi sendiri ke tempat Jimin—satu-satunya orang yang mungkin tahu di mana YN. Sesampainya di rumah Jimin, ia langsung menyerbu masuk tanpa peduli.
“Di mana YN?” tanyanya penuh sesal.
Jimin menatapnya tajam, lalu melemparkan sebuah amplop ke dadanya. “Kau bahkan tak layak bertanya.”
“Aku salah... aku bodoh...”
“Kau menghancurkannya, Yoongi. Dia hamil... dan tetap memilih untuk melindungi harga dirimu meski tahu kau menghancurkan hatinya. Dia bahkan ingin anaknya tumbuh tanpa bayanganmu—karena tak ingin anaknya tahu ayahnya lebih percaya wanita manipulatif daripada ibunya sendiri.”
Yoongi terduduk lemas.
“Aku ingin menemuinya... hanya sekali. Aku ingin menebus semuanya.”
---
Keesokan harinya, YN duduk di taman kecil belakang rumah. Daun-daun gugur, angin menerbangkan rambutnya yang mulai kusut. Ia memeluk perutnya sambil menatap langit sore.
Tiba-tiba langkah kaki mendekat. YN menoleh—dan matanya membelalak melihat sosok Yoongi berdiri di sana.
Yoongi berdiri tanpa kata. Wajahnya kusut, matanya sembab. Ia berjalan perlahan ke arah YN, lalu berlutut di hadapannya.
“Aku datang... tapi mungkin sudah terlalu terlambat.”
YN tak berkata apa-apa. Matanya memerah menahan air mata.
Yoongi menggenggam tangan YN, menunduk.
“Aku salah. Aku percaya pada orang yang seharusnya sudah kulupakan sejak lama. Aku... meninggalkanmu di saat kau paling butuh aku.”
Air mata YN jatuh, tapi ia tak menarik tangannya.
“Kenapa, Yoongi... kenapa kau tak mempercayai aku?”
“Aku pengecut... dan aku membayar mahal untuk itu.”
Yoongi menarik napas panjang, lalu menempelkan telinganya ke perut YN yang mulai besar.
“Hai, nak... ini ayahmu. Maafkan ayah ya, karena pernah membuat ibu menangis. Tapi ayah janji, mulai hari ini... ayah akan menebus semuanya. Jika ibu masih mau memberi kesempatan...”
YN tak mampu menahan tangisnya. Ia membenamkan wajahnya ke bahu Yoongi, menangis sejadi-jadinya. Yoongi memeluknya erat, kali ini tak ingin melepasnya lagi.
---
kenapa gk ada yg nge like yaaa