Akibat pengaruh obat perangsang menjadikan Jonatan Dirgantara seorang CEO muda Dirgantara Group terjebak one night stand dengan gadis asing.Mereka berdua sengaja di jebak oleh calon suami dari Alexandra Callista(gadis asing) yaitu delon yang tak lain adalah sahabat dari Jonatan Dirgantara demi menggagalkan perjodohanya.Malam laknat itu membuat dunia mereka berdua menjadi berantakan sehingga lahirlah seorang anak yang sangat Jenius yaitu Axel.Cerita ini lebih berfokus pada Axel si anak jenius.Bagaimana kelanjutan kisah mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chiisan kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mabuk
Dengan langkah sangat pelan Axel memasuki kamar hotelnya.Lampu kamar masih menyala,ia tahu Verlee tidak bisa tidur dalam kegelapan.Axel berjalan sempoyongan sepertinya ia sedikit mabuk.Ia mendapati Verlee yang belum tidur,verleepun kaget melihat kakaknya pulang dalam kondisi setengah mabuk.
"Kakak,,,"ucap Verlee hendak berdiri tetapi di larang oleh Axel."
"Tetaplah di situ Erlee,,,"sahut Axel menghampiri Verlee."
"Kenapa kau belum tidur hem?"tanya Axel sembari mengelus rambut Verlee yang tergerai indah."
"Kakak,Aku menunggumu,aku tidak bisa tidur."
"Tidurlah,sini kakak peluk."ucapnya lembut dan menarik tubuh Verlee ke dekapanya lalu mencium keningnya.
Setelah verlee terlelap,Axel memandang wajah adiknya yang tertidur sangan nyenyak di pelukanya.
"Maafkan kakak,Erlee,,,selamat tidur.Axel memegangi dadanya yang sangat berdetak kencang.Ia merilekskan tubuhnya lalu iapun segera memejamkan matanya."
\*\*\*\*\*\*
Sudah sebulan usia pernikahan Axel dan Verlee.Axel masih saja memperlakukan Verlee seperti adiknya bukan istrinya.Bahkan saat ini gadis itu masih perawan karena suaminya tidak menyentuhnya sama sekali selain memeluknya saat tidur seperti yang ia lakukan sebelum menikahinya.Kasih sayang Axel kepada Verlee tidak berubah.Ia tetap menyayangi verlee namun sebagai adiknya.
Verlee meneguk winenya di sebuah bar.Entah kenapa ia ingin sekali meminum wine saat itu.Ia tidak sendirian,ada nana sahabatnya sekaligus mata-mata Axel.
"Kau tahu nana,aku saat ini masih prawan hahaha."ucapnya mulai ngawur karena mulai mabuk.
"Whaaat?jadi suamimu belum menyentuhmu sama sekali?"sahut nana dan Verleepun hanya mengangguk.
"Bahkan aku ragu,,,dia lelaki normal atau tidak?bahkan aku tahu di antara kami belum ada cinta,hanya kasih sayang seorang adik dan kakak.
"Cinta tak selamanya tentang **** erlee."tukas nana
"Tapi,,,"ucapnya terhenti dan verlee memukuli dadanya.
"Hei,apa yang kau lakukan?"ucap nana ketika verlee memukuli dadanya."
"Di sini sakit,nana,,,begitu bodohnya aku,,,mungkin aku telah mencintainya."ucapnya masih saja meneguk winenya.
"Sudah cukup!,,,kau sudah mabuk berat verlee."ucap nana dan iapun segera mengabari Axel tentang kondisi Verlee.
Axel yang sedang berada di kantor karena lemburpun kaget dengan kabar dari nana.Iapun langsung menyambar jas serta kunci mobilnya dan bergegas menuju lokasi yang nana sebutkan.
Nana mencoba menjauhkan Verlee dari lelaki yang dari tadi mulai menggoda verlee.Saat lelaki itu mendorong tubuh nana dan mulai memegang tubuh verlee,seseorang dengan suara baritonya berteriak hingga seluruh benghuni bar menoleh ke arahnya.
"Singkirkan tangan kotormu darinya atau hari ini akan menjadi hari terakhir kau menghirup nafas."teriak Axel lalu menyingkirkan lelaki asing itu kemudian menggendong Verlee ala bridal style.
Nana pun mengikuti Axel keluar meninggalkan bar.Ia sengaja naik taxy untuk memberi waktu berdua kepada pasangan suami istri itu.
"Kakak Axel,,,tralalalalala,,,aku seakan melayang terbang ke awan,,,,lalalalaa."Teriakan Verlee menyebut nama Axel lalu bernyanyai.Saat ini gadis itu dalam kondisi parah.Axel hanya melirik sekilas lalu menjalankan mobilnya menuju apartemen.Ya,,,setelah mereka menikah,mereka sepakat tinggal di apartemen Axel.Orang tua merekapun mengiyakan dan berfikir mungkin Axel dan Verlee butuh privasi.
Setelah mobil yang ia kendarai berhenti di basement apartemen.Axel langsung membuka pintu dan menggendong Verlee naik menuju apartemenya.
Axel membaringkan Verlee ke atas ranjang,melepas sepatu verle,mengelap wajah,tangan dan kaki verle,kemudian ia menyelimuti verlee.
"Kenapa kau sampai mabuk gadis bodoh?"guma Axel lirih."
"Kakak,,,peluk."rengek Verlee di sisa kesadaranya.Axelpun mengganti bajunya lalu menghampiri verlee dan memeluknya dengan kasih sayang.
Axel memandang wajah Verlee yang kemerahan karena mabuk.Axel masih bertanya-tanya di dalam hatinya kenapa Verlee bisa mabuk?apakah ini karenanya?
Verlee menggeliat,matanya terbuka,,,samar-sama ia melihat wajah Axel sedangbmemeluknya.
"Kakak,,kau kach itu?"ucap Verlee di sisa kesadaranya dan Axelpun segera menolehkan wajahnya menatap Verlee kemudian....
"Cup,,,"verlee tiba-tiba mencium bibir Axel di sisa kesadaranya lalu dia tertidur kembali.Sedangkan Axel yang mendapatkan serangan dadakan dari Verlee menelan ludahnya masih belum percaya dengan kejadian barusan.Ia meraba bibirnya kemudiam melirik bibir verlee yang ranum.
Verlee terbangun dalam kondisi kepala yang sangat pusing.Di liriknya ada seorang pria yang memeluknya dari belakang.Verlee kaget lalu ia memastikan siapa pria itu.Ia menghembuskan nafasnya ketika mendapati pria itu adalah Axel.Ia tersenyum kemudian mengangkat secara perlahan tangan axel yang melingkar di perutnya dan ia bergegas ke kamar mandi.Mungkin berendam akan membuat tubuhnya terasa enakan.
Terdengar suara gemercik air di dalam kamar mandi.Axelpun membuka matanya dan tidak mendapati Verlee di tempat tidurnya.Pintu terbuka menampakan Verlee yang baru keluar dari kamar mandi dengan wajah yang agak segar.Axel memperhatikan Verlee begitupun verlee.
"Kau sudah bangun."ucapnya bersama'an dan mereka hanya tersenyum.Verleepun melangkahkan kakinya ke meja rias dan mengeringkan rambutnya.
"Biar kakak bantu."ucap Axel mengambil alih hair dryer dari tangan Verlee dan membantu verlee mengeringkan rambutnya.Saat tangan Axel menyibak rambut Verlee dan terlihat leher jenjang verlee yang putih dan mulus.Seketika Axel menelan ludahnya.Bagaimanapun ia adalah lelaki normal.
"Lanjukan...kakak mau ke kamar mandi."ucapnya mengalihkan dan ia bergegas ke kamar mandi sedangkan Verlee memandangnya dengan kening berkerut.
hu