NovelToon NovelToon
Pangeran Lucas Ermintrude

Pangeran Lucas Ermintrude

Status: tamat
Genre:Tamat / Reinkarnasi / Iblis / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Perperangan / Penyelamat
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: lucapen

No action
No romansa
Masuk ke dalam novel❎
Melompati waktu karena penyesalan dan balas dendam ❎
Orang stress baru bangun✅
*****
Ini bukan kisah tentang seorang remaja di dunia modern, ini kisah pangeran tidur di dunia fantasi yang terlahir kembali saat ia tertidur, ia terlahir di dunia lain, lalu kembali bangun di dunianya.
-----------------
"Aku tidak ingin di juluki pangeran tidur! Aku tidak tidur! Kau tau itu?! Aku tidak bisa bangun karena aku berada di dunia lain!" -Lucas Ermintrude
******
Lucas tidak terima dengan julukan yang di berikan oleh penulis novel tanpa judul yang sering ia baca di dunia modern, ia juga tidak ingin mati di castil tua sendirian, dan ia juga tidak mau Bunda nya meninggal.
-------------------
"Ayah aku ingin melepaskan gelar bangsawan ku, aku ingin bebas."-Lucas Ermintrude
"Tentu saja, tidak."-Erick Hans Ermintrude

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lucapen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

Luciana dan Erick nampak bingung dengan cerita anaknya, tidak ada kasus orang terlahir kembali saat tubuh utamanya masih hidup.

"Tunggu dulu! Bunda tidak mengerti, tidak ada kasus orang yang belum mati bisa hidup dikehidupan keduanya," sahut Luciana seolah membantah cerita anaknya.

"Maksud Bunda aku berbohong?" tanya Lucas mengerinyit tidak suka.

"Tidak! Bunda tidak bermaksud untuk menuduh Lulu berbohong, hanya saja tidak pernah ada kasus seperti itu," jawab Luciana menghela napas kasar.

"Ya! Benar kata bunda. Tidak ada kasus seseorang yang bisa hidup di kehidupan kedua sebelum dia mati," sahut Erick ikut bingung dengan cerita putranya.

"Aku tidak berbohong Ayah! Aku benar-benar sudah jujur," jawab Lucas yang tiba-tiba takut dirinya tidak dipercayai.

"Bunda dan ayah percaya pada Lulu, mungkin Bunda bisa mencari tau tentang masalah ini lebih lanjut," jawab Luciana tersenyum manis.

"Bunda percayakan sama aku?" tanya Lucas gelisah dicap gila benaran.

"Bunda percaya pada Lucas. Karena di dunia ini memang ada yang disebut reinkarnasi dan kehidupan kedua, semua itu ada karena adanya sihir. Jadi Bunda percaya pada Lulu," jawab Luciana mengenggam tangan sang anak meyakinkan remaja tersebut.

"Aku juga bertemu dengan kakek!" seru Lucas yang sudah cukup terbebani dengan tugasnya.

"Kakek?" tanya Luciana mengerinyit bingung.

"Ya! Kata kakek ada markas lab dimensi di bawah istana utama. Kakek juga bilang bahwa masa eurrghh! Eugh!" Lucas tidak bisa menyelesaikan ucapannya ada sesuatu yang mencekik lehernya agar tidak bisa mengeluarkan suaranya.

"Masa apa?" tanya Erick tidak mengerti kenapa tiba-tiba anaknya mengerang kesakitan.

"Lucas ada apa?!" pekik Luciana panik saat melihat putranya seperti orang yang tercekik.

"Eurgh! Ergh!" Lucas bahkan tidak bisa bernapas lagi karena sebuah rantai mencekiknya.

"Lucas?!" panggil Luciana panik saat melihat anaknya seperti orang akan pindah alam.

Erick dan Luciana tidak bisa melihat rantai yang terlilit di leher anaknya, mereka hanya melihat anaknya mengerang kesakitan memegang leher.

Rantai itu terus melilit kuat leher Lucas hingga membuat remaja itu kesulitan bernapas dan tidak dapat mendengar bunda dan ayahnya yang berteriak memanggil namanya. Lucas hanya mengerang hingga semua pandangannya menjadi gelap.

****

"Ya! Itulah yang terjadi. Terakhir kali mereka mati karena rantai di leher mereka," seru seorang pria tua yang duduk di depan Lucas.

Lucas bingung menatap pria di depannya, itu kakeknya. Tempat itu terlihat seperti padang rumput dan mereka duduk di atas meja kecil dengan secangkir teh di hadapannya.

"Di mana ini?" tanya Lucas menatap kakeknya dengan raut wajah bingung.

"Di dunia bawah sadar," jawab Pria tua di depan Lucas.

"Apa aku sudah mati?" tanya Lucas menatap kakeknya bingung.

"Kau sudah mati dari dulu," jawab pria tua itu lagi.

"Aku serius kenapa aku di sini?" tanya Lucas menatap pria tua di depannya dengan raut wajah kesal.

"Dengar, Nak. Kali ini aku akan serius, tolong lakukan tugasmu saja dan tidak usah memberitahukan tugasmu pada siapapun," ujar Pria di depan Lucas nampak lelah.

"Maksudmu apa?" tanya Lucas naik pitam.

"Ini takdir untukmu," jawab Pria itu menatap Lucas dengan tatapan nanar.

"Takdir sialan! Persetan dengan takdir! Hidup terasa menyakitkan karena takdir sialan ini!" umpat Lucas kesal sendiri.

"Kau yang mempersulit hidupmu bodoh! Ikuti saja instruksiku agar aku bisa segera mati dengan tenang!" umpat pria tua itu sembari memukuli kepala Lucas mengunakan tongkatnya.

"Ukh! Kau bilang kau tidak bisa mati!" sahut Lucas sembari melindungi kepalanya.

"Dasar cucu sialan! Kau pikir aku ini apa? Aku bisa mati karena itu segera lakukan tugasmu dengan patuh agar aku bisa segera beristirahat dengan tenang dan tidak usah berurusan dengan cucu bodoh sepertimu!" ketus pria itu memukul bagian samping tubuh cucunya.

"Sakit tua bangka!" umpat Lucas mengambil cangkir teh di hadapannya lalu menyiram kakeknya itu.

"Bocah SIALAN!" umpat pria tua di depan Lucas semakin gencar memukuli Lucas.

****

Lucas membuka matanya lebar-lebar, ia baru saja bermimpi buruk. Semoga saja ia tidak pernah bertemu dengan aki-aki itu lagi.

"Selamat pagi, Pangeran," sapa Liam dengan raut wajah triplek.

"Eum," dehem Lucas singkat.

"Saya kira anda belum bangun,"  seru Liam dengan ekspresi datarnya.

"Apa kau tidak lihat mataku sudah terbuka lebar seperti ini?" tanya Lucas melirik ke arah Liam jengah.

"Sebenarnya saya sedang mengajak anda bercanda," jawab Liam dengan datar.

"Bercandaanmu tidak lucu, wajahmu terlalu garing untuk diajak bercanda! Keluar dari kamarku dasar pengkhianat!" ketus Lucas kesal sendiri saat mengingat ternyata Liam kaki tangan ayahnya.

Lucas berusaha bangkit dari tidurnya lalu menyandarkan punggungnya pada headbroad kasurnya.

"Baik," jawab Liam sedikit membungkuk. "Saya akan membawakan sarapan untuk anda. Anda ingin makan apa?" tanya Liam berusaha tersenyum manis. Namun menurut Lucas senyuman Liam terlihat seperti senyuman ingin mencincang korban.

"Aku ingin memakanmu," jawab Lucas sembari mengibaskan tangannya dengan senyum malasnya.

"Bagian mana?" tanya Liam menanggapinya dengan serius.

"Aku sedang bercanda! Pergi dari kamarku!" teriak Lucas yang sudah mulai merasa Liam orang yang aneh.

"Baik," jawab Liam membungkuk memberi hormat sebelum meninggalkan kamar Lucas.

"Aku ingin pelayan lama," gumam Lucas merinding melihat wajah datar Liam yang menghanyutkan.

****

Liam menutup pintu kamar Lucas dengan hati-hati lalu menghela napas kasar.

"Helaan napas untuk apa itu?" tanya Klaus yang datang membawakan nampan berisikan sarapan untuk Lucas.

"Hormat! Untuk Pangeran Mahkota!" ucap Liam menaruh tangan kanannya di bagian dada kirinya lalu sedikit membungkuk memberi hormat kepada Claus.

"Apa menghadapi Lulu sangat susah?" tanya Klaus terkekeh geli melihat Liam.

"Tidak. Beliau hanya terlihat masih marah kepada saya," jawab Liam menunduk tidak langsung menatap mata Claus.

"Kemarin dia pingsan seharian kata yang mulia permaisuri, apakah sekarang dia sudah bangun?" tanya Klaus tersenyum ramah.

"Ya, beliau sudah bangun barusan. Saya berdiri di samping kasur beliau untuk menjaga beliau, namun sepertinya beliau tidak suka," jawab Liam terlihat sedikit sedih dari nada bicara remaja tersebut.

"Hmm, Lulu orang yang tidak suka hal-hal formal jadi jangan terlalu kaku Padang," jawab Klaus terkekeh geli.

"Saya sudah berusaha bercanda dan tersenyum namun beliau langsung marah-marah dan mengusir saya dari kamar beliau," jawab Liam kembali menghela napas kasar.

Klaus kembali tertawa lalu mengacak rambut Liam gemas. "Setelah ini langsung panggilkan doktèr dan panggilkan yang mulia kaisar," titah Klaus tersenyum ramah. "Dan jangan sering menunduk, rasanya tidak sopan terus menundukkan kepala pada saudara sendiri," lanjut Klaus.

"Baik, Yang Mulia," jawab Liam dengan wajah datarnya.

Klaus langsung pergi setelah puas mengacak rambut Liam, pria itu harus mengantar sarapan untuk adiknya sekalian memeriksa kaki adiknya.

Akhir-akhir ini semua orang sibuk jadi jarang yang bisa menjenguk Lucas secara langsung kecuali mendengarkan laporan dari beberapa pelayan yang diam-diam memperhatikan remaja tersebut.

[TBC]

1
Kurokaze
teruskan kak 👍
Lucapen: iya readers
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!