Yasmin, janda muda dan cantik harus menerima jadi istri simpanan seorang pria kaya dan sudah beristri. Berawal dari pertemuan tak sengaja Reynald dengan Yasmin yang tak lain adalah karyawannya sendiri di dalam lift perusahaannya. Reynald tertarik pada pandangan pertama dan setelah ditelusuri Yasmin ternyata memiliki pekerjaan sampingan sebagai wanita panggilan.
Reynald merupakan seorang pengusaha di bidang properti dan real estate. Ia memiliki seorang istri cantik dengan segala kegiatannya sebagai sosialita. Hidup bergelimang harta membuat Aurel lupa diri hingga terlibat perselingkuhan dengan pria lain, hal itulah yang membuat Reynald perlahan mencari pelarian untuk melayani hasrat sexnya. Sedangkan Yasmin menerima jadi istri simpanan untuk memenuhi semua kebutuhan hidup dirinya dan keluarga.
Apakah pernikahan Yasmin dengan sang BOS bisa terendus? Dan apakah pernikahan mereka berdua murni karena *** semata?
***
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Jayanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Keesokan harinya Yasmin bekerja seperti biasa, dia ke kantor dengan naik taksi. Namun ada hal berbeda yang dirasakannya pagi ini, tatapan karyawan kantor lain seakan menatapnya aneh lebih ke mengintimidasi bahwa dia sudah melakukan hal yang salah.
'Apa gara-gara semalam?' batin Yasmin dengan segala pemikirannya mulai berkecamuk liar.
Dan tatapan mengintimidasi teman-temannya berlangsung sampai 3 hari ke depan. Membuat kepalanya mendadak pening, tidak enak juga digosipkan seantero kantor. Dia lebih enak orang langsung bicara padanya bukan malah memberikan tatapan yang dia sendiri tidak tahu apa artinya itu.
3 hari pula dia tidak bertemu dengan Reynald semenjak kejadian di jamuan makan malam waktu itu. Suaminya sulit untuk dihubungi, jadi dia memutuskan untuk menunggui ayahnya dan menemani ibu di rumah sakit.
"Hei, apa kalian tidak ada pekerjaan sampai waktu kerja pun kalian pakai untuk bergosip." Farah berdiri di depan kubikel anggota timnya sambil berkacak pinggang, matanya nyalang menyiratkan kobaran api yang siap membakar.
Memang tidak semua anggota timnya sibuk bergosip, hanya Dina dan Sani saja yang cemas karena objek yang menjadi gosip karyawan lain adalah teman mereka sendiri, Yasmin.
"Ini sudah jam delapan, tapi dia belum juga datang." Sani cemas terus melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Itu Yasmin." Dina menunjuk Yasmin dan mereka berdua langsung menghampiri temannya itu.
"Yas, kamu gak apa-apa kan?" tanya keduanya dengan ekspresi membingungkan Yasmin.
"Apa? Apanya yang kenapa-napa?" tanya Yaskin malah balik bertanya.
"Itu, anu emangnya kamu gak tahu kalau kamu jadi pembicaraan nomor satu di kantor ini?"
"Waaah yang benar? Bagus dong, aku bisa cepat viral dan tidak perlu bikin sensasi," jawab Yasmin santai. Dia malah mengambil cappucinno milik Sani lalu menyesapnya tanpa permisi.
"Eh benar ya ini anak bikin kita cemas saja, Yas kita serius ni."
"Hahaha, kalian apaan sih. Sudahlah jangan dipikirkan, toh bukan mereka yang ngasih kita makan. Jadi slow down saja, kita bekerja dengan baik dan jalankan tugas semaksimal mungkin."
Dalam hatinya Yasmin juga sedang kalut dan tidak merasa nyaman, pasalnya dia juga merasakan tatapan aneh karyawan lain selama beberapa hari ini.
Tiba-tiba suara melengking, nyaring dan memekakan telinga terdengar menggelegar dan menghebohkan khazanah perkantoran terutama divisi marketing. Kepala semua karyawan mendongak ke arah sumber suara.
"Siapa di sini yang bernama Yasmin, selingkuhan suami saya!" Seorang ibu-ibu tanggung dengan gaya berpakaian mencolok, agak seksi berdiri tepat di pintu masuk divisi marketing memecah keheningan dan memecah belah fokus karyawan dalam bekerja.
Yasmin, Sani dan Dina saling bertatapan.
"Nama kamu, Yasmin." Sani berbisik ngeri, semoga saja dia salah dengar dan tidak terjadi pembantaian sepagi ini.
"Saya ulangi dimana orang yang bernama Yasmin? Dia sudah berselingkuh dengan suami saya!" Ibu-ibu itu mengulangnya lagi dan otomatis tatapan orang-orang tertuju pada Yasmin yang tidak tahu apa-apa.
Tatapan karyawan di sana mengundang mata ibu-ibu itu untuk turut mengikuti arah pandang mereka dan ibu-ibu itu langsung menghampiri kubikel Yasmin dengan memasang wajah garang seakan siap melalap habis mangsanya.
"Kamu ya selingkuhan suami saya?" tanya ibu-ibu itu kalap hingga membuat Yasmin mengerjap tak percaya.
Ibu-ibu langsung melayangkan tangannya menampar wajah cantik Yasmin secara membabi buta.
"Security!" teriak Farah sambil memecah kerumunan orang-orang yang ingin tahu kejadian yang menimpa Yasmin
"Yasmin." Dina dan Sani menghadang ibu-ibu itu untuk berbuat hal lebih ekstrem lagi. Beruntung security cepat datang dan membawa ibu-ibu itu untuk pergi.
*
"Kamu tahu siapa ibu-ibu itu?" tanya Farah dengan tatapan memicing menelisik jawaban dari bawahannya tersebut.
Sejujurnya Yasmin masih shock, seumur hidupnya baru kali ini dia diperlakukan dengan kasar apalagi di depan banyak orang. Mimpi apa dia semalam.
Yasmin berkali-kali mengatur napasnya, dia benar-benar tidak bisa berpikir apa yang merasuki ibu-ibu itu. Apa orang itu kerasukan setan? Yasmin merinding ngeri, kenapa perempuan yang justru datang mendamprat dirinya bukannya istri SAH dari suaminya sendiri.
"Ini membingungkan," ucap Farah yang juga tidak habis pikir. Dia memijat ujung hidungnya, kepalanya pening. Pasti setelah ini akan ada berita heboh mengenai anak buahnya yang menyebar cepat di perusahaan.
"Aww." Yasmin mengaduh, akibat tamparan keras yang mengenai wajah mulusnya sekarang malah meninggalkan bekas kemerahan yang nyata dan jelas.
***
Di luar lobby perusahaan , ibu-ibu yang belum diketahui namanya itu semakin berteriak lantang memanggil-manggil nama Yasmin. Semakin jelas teriakannya semakin terdengar pula oleh Reynald yang baru saja akan pergi bersama Romi.
"Dasar perempuan gatal, kurang ajar dan jahat kamu sudah godain suami saya." Teriakan demi teriakan terus dilontarkan ibu-ibu itu.
"Ada apa ini?" tanya Reynald penasaran pada security yang menenangkan ibu itu.
"Maaf Pak, ada keributan. Ibu-ibu itu menampar ibu Yasmin dan sudah mengarah ke tindak penganiayaan," jawab security berbadan besar tersebut pada atasannya.
"Apa? Yasmin?" tanya Reynald kaget.
"Iya, Pak." Security itu mengangguk hormat.
Wajah Reynald mendadak cemas, dia berbalik masuk kembali ke lobby. Romi sigap mengikuti langkah lebar yang tergesa-gesa. Reynald menekan tombol lift berkali-kali sudah tidak sabar.
"Rom, cari tahu dimana Yasmin sekarang! Dan tahan dulu orang itu jangan sampai dia pergi dari sini sebelum masalah ini tuntas!" Suara bariton Reynald masih terdengar kecemasannya.
"Siap, Pak." Romi mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan menekan kontak menjalankan perintah sesuai permintaan atasannya. Tak berapa lama dia kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku jasnya lagi.
"Nona Yasmin berada di ruang kesehatan, Pak."
Reynald mengangguk, dia menekan kembali tombol menuju lantai di atas tempat kerjanya.
Lift berdenting, suasana sepi dan menenangkan sangat terasa di sana. Memang di lantai khusus tempat kesehatan dilarang keras membuat kegaduhan.
Dengan kedua tangannya Reynald membuka pintu masuk ruangan steril itu dengan tidak sabaran membuat orang yang berada di dalamnya terkejut.
Farah mendesah berat dengan tatapan sinis yang dilayangkannya pada Reynald. Dia kemudian bangkit dari duduknya lalu menepuk pundak Reynald sebelum pergi.
"Selesaikan, kalau tidak akan ada berita heboh di media sosial tentang istrimu itu," ucap Farah ketus.
Ucapan Farah barusan sontak menambah keterkejutan Yasmin, dari mana Farah tahu kalau dirinya adalah istri Reynald.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Reynald mendekat, menyingkirkan anak rambut Yasmin yang menghalangi pipi istrinya itu yang berwarna kemerahan.
Masih terasa panas dan sedikit perih di ujung bibirnya.
"Sa-saya,-" Reynald menarik Yasmin ke dalam pelukannya sehingga kepala Yasmin berada sejajar dengan perutnya.
"Maaf karena saya tidak berada di sana tadi." Sebuah kata maaf dari Reynald seketika mampu membuat hatinya menghangat, seketika air mata yang coba ditahannya mendadak terjun bebas dan ditumpahkan sepuasnya.
***