~♡Cinta ini bukan terlalu cepat bersemayam di dada
Tidak juga terlalu cepat mematri namamu di sana
Hanya saja semesta terlambat mempertemukan kita
Sayang, rindu ini bukannya ******
yang tak tahu diri meski terlarang.
Maka ...
Jangan paksa aku melupakan
sungguh aku belum lapang~♡
"Aku tahu dan menyadari ini salah, tapi Aku tidak bisa menghentikannya, jika ini adalah takdir, bukankah hal yang sia-sia jika Aku menghindarinya, sekuat apapun Aku menghindar tetap saja Aku tidak akan pernah bisa lari dari perasaan ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wanudya dahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan cinta yang kuinginkan
Della sengaja membuka akun media sosial miliknya, seperti biasa ia selalu penasaran dengan akun media sosial milik Rangga. Selama ini yang ia tahu Rangga bukanlah tipe orang yang suka memposting kehidupan pribadinya di dunia maya.
Rangga memang cukup aktif di media sosial tak jarang ia membagikan setiap moment yang sekiranya layak ia bagikan, Rangga merupakan seorang yang sangat menyukai seni dan alam, dia sering membagikan kegiatannya di media sosial ketika ia tengah berada di alam, semisal ketika ia sedang mendaki gunung, di pantai dan kebersamaannya dengan komunitas seni di lingkungan tempatnya tinggal.
Della merasa terkejut saat melihat postingan-postingan terakhir Rangga.
Kirana ... nama itu tidak asing baginya, dan nama itu pula yang Rangga tandai di setiap postingannya akhir-akhir ini.
Della begitu penasaran dengan hubungan mereka berdua, ditelusuri setiap postingan keduanya, hatinya terasa terbakar melihat kedekatan mereka, Rangga bahkan belum pernah mengumbar wilayah pribadinya yang menyangkut tentang hubungannya dengan seorang wanita selama ini, tapi apa yang dilihatnya ini benar-benar membuatnya panas hati.
Rangga jelas sekali mengisyaratkan bahwa hubungannya dengan gadis itu bukanlah sekedar hubungan biasa, ada cinta di antara keduanya, Della menyadari itu dan itu sangat menyakitkan buatnya, apalah arti keberadaannya selama ini, bahkan sedikit pun dia tidak punya tempat di hati Rangga.
Della merasa ini tidak adil untuknya, dia yang pertama mengenal Rangga, dia yang lebih dulu memberikan seluruh cintanya pada laki-laki tersebut, seharusnya dia yang layak mendapatkan cinta Rangga, tapi kenapa gadis itu, kenapa justru Kirana yang mendapat tempat istimewa di hati Rangga dan bukan dia yang telah bertahun-tahun mencintainya. Ini tidak adil menurutnya.
Saat melihat postingan Kirana, dan itu postingan belum lama, Della penasaran, kemudian dia membuka halaman komentar di postingan tersebut.
Ada seorang teman dari Kirana yang bertanya tentang kapan dia dan Satya akan menikah.
Lalu di kolom komentar itu Kirana cuma mengatakan.
("Doakan saja.")
Apa maksudnya ini? bukankah Kirana waktu itu mengatakan bahwa ia telah menikah, atau jangan-jangan?
Della berasumsi kalau Kirana telah berbohong tentang statusnya.
Kemudian ia pun menscroll ke bawah kolom komentar tersebut.
("Jangan kelamaan, Say, entar yang ada pak Satya diambil cewek lain.")
Tidak ada balasan lagi dari komentar terakhir, ternyata benar dugaan Della kalau Kirana berbohong, ternyata dia belum menikah, dia pikir jangan sampai Rangga tahu kebenaran ini, Rangga pasti akan terus mengejar gadis itu kalau tahu dia belum menikah.
Della harus mengamankan hubungannya dulu dengan Rangga, sudah sejauh ini tentu saja dia tidak akan mengalah.
Baginya menikah dengan Rangga adalah impian terbesarnya sejak dulu, jadi dia akan berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan Rangga tetap di sampingnya.
Biarlah saat ini dia belum bisa mendapatkan hati laki-laki tersebut, tapi setidaknya saat ini Rangga sudah ada di dalam genggaman tangannya, hanya tinggal sedikit lagi, sebentar lagi mereka akan menikah, setelah itu tidak akan lagi yang perlu dicemaskannya.
"Aku harus menjauhkan Rangga dari perempuan itu, aku tidak akan memberi ruang untuk mereka bertemu lagi, tapi bagaimana caranya?" ucapnya pada dirinya sendiri, ia tengah memutar otak mencari cara agar tidak ada kesempatan lagi untuk mereka berdua bisa bertemu lagi.
Keesokan harinya Della ingin menemui Rangga di rumahnya, dan tentu saja dia juga ingin mendapatkan dukungan dari Bu Ajeng untuk hubungannya. Dia tahu Rangga tidak mungkin menolak permintaan ibunya, jadi dia akan berusaha membuat ibunya Rangga berada di pihaknya untuk saat ini.
Namun ketika hendak masuk ke rumah tersebut dia tidak sengaja mendengar percakapan Rangga dan ibunya.
"Jangan ngawur Kamu itu, bagaimana Ibu ngomongnya nanti ke orangtuanya Della," jawab Bu Ajeng sedikit kesal dengan pengakuan Rangga yang ingin membatalkan pernikahannya tiba-tiba.
"Aku sudah berusaha, Bu, tapi ternyata sulit sekali menerima keberadaan Della, aku tidak bisa merubah perasaanku, aku tidak mencintainya," jelasnya.
Della tahu kenyataan itu, tapi mendengar langsung dari Rangga bahwa dia tidak mencintainya, sungguh itu membuat hatinya hancur sekali lagi.
"Beri Ibu alasan yang lebih masuk akal, Rangga, cinta itu akan muncul dengan sendirinya nanti, inget 'witing tresno jalaran seko kulino'( cinta itu akan datang karena terbiasa)," jelas Bu Ajeng kepada Rangga.
"Aku kurang terbiasa bagaimana dengan Della, Bu? sudah bertahun-tahun aku mengenalnya, nyatanya perasaanku tidak berubah," jawabnya datar dan pasrah.
"Kamu itu sudah dewasa, jangan seperti anak kecil, Ibu ndak mau pokoknya Ibu pengen kamu segera menikah!" serunya dengan suara lantang.
"Bu, rumah tangga seperti apa yang tidak ada cinta di dalamnya?"
"Belajarlah mencintainya, bukan Ibu ndak mau kamu bahagia, tapi Della juga berhak mendapatkan kesempatan, berusahalah bertanggung jawab, Nak," jelasnya lagi dengan bersungguh-sungguh.
Di balik pintu Della memejamkan matanya menahan amarah, dia mengepalkan tangannya sedari tadi, pengakuan jujur Rangga membuatnya sangat emosi, Della merasa dia tidak pantas diperlakukan seperti itu, dia seorang wanita dari kelas tinggi bahkan banyak dikejar oleh laki-laki, tapi dia tidak menyangka dia harus mengemis cinta pada Rangga selama bertahun-tahun lamanya.
Dia bertanya-tanya apa kurangnya dia sebagai seorang wanita? kenapa itu tidak cukup membuat Rangga untuk mencintainya, apa kelebihan Kirana yang tidak ia miliki.
Della mencoba mengatur nafasnya dan mengendalikan emosinya, dia harus berusaha bersikap wajar seolah tidak tahu apa-apa.
Dia akan masuk ke dalam dan tetap memerankan dengan apik perannya sebagai wanita yang bahagia karena sebentar lagi akan menikah dengan laki-laki impiannya.
"Selamat pagi, Tante," sapa Della seraya mencium tangan Bu Ajeng.
"Maaf, Tante tidak Mendengar kamu datang, pasti mau ketemu Rangga, kan?" tanyanya lemah lembut.
"Iya, Tante rencananya hari ini kita mau pesan undangan, ya kan?" jawabnya sambil melirik ke arah Rangga.
"Ya sudah kalian lanjut saja, Ibu ke dalam dulu," sahutnya, kemudian melangkah pergi, sengaja memberi waktu untuk mereka berdua bicara.
Rangga diam terpaku, terlihat tidak senang dengan kehadiran Della. Hari ini Rangga berencana menemui Kirana tapi sepertinya dia harus mencari alasan pada Della supaya dia bisa mewujudkan keinginannya tersebut.
Rangga tidak yakin Della akan membiarkannya begitu saja jika tahu kalau dia berencana ingin menemui Kirana hari ini.
"Jangan bilang kamu lupa, Kita sudah sepakat tentang hal ini kemarin!" ucap Della dengan nada yang serius.
"Maaf, sepertinya hari ini aku tidak bisa, aku ada urusan," jawabnya tanpa basa-basi.
"Memang sepenting apa urusannya? sampai-sampai menomor duakan urusan pernikahan kita!" sahut Della tak mau kalah.
"Ada sesuatu yang ingin kuselesaikan terlebih dahulu sebelum aku membuat keputusan lebih jauh tentang hubungan Kita," jelasnya.
"jangan coba-coba berubah pikiran, kamu sendiri yang bilang kemarin akan tetap melangsungkan pernikahan denganku," jawab Della serius.
"Aku tahu, aku hanya ingin memastikan sesuatu, beri aku waktu sebentar saja, aku tidak akan kemana-mana,"
"Apa ada hubungannya dengan perempuan itu?" tanyanya menyelidik.
"Aku tidak ingin membahasnya sekarang," jawab Rangga datar.
"Aku tidak izinkan apa pun yang menyangkut tentang perempuan itu, aku tidak akan membiarkannya!" ucap Della lantang.
Tiba-tiba Bu Ajeng datang menyahut di percakapan mereka berdua.
"Perempuan apa maksudnya, tadi kalian membicarakan siapa?" tanyanya penasaran.
"Aku yang akan menjawabnya atau kamu yang akan menjelaskan?" jawab Della sambil melirik ke arah Rangga.
Bu Ajeng menatap bergantian mereka berdua dengan penuh tanda tanya.