andita shena putri terlibat pernikahan rahasia bersama Kairo darel handro di usia mereka yang smaa sama baru menginjak 17 tahun , mereka sama sama memiliki pasangan, bagaimanakah cara mereka mengatasi ikatan pernikahan ini, haruskah mereka mengakhirinya, atau kah mempertahankannya, yuk mampir kalau mau tahu😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 hubungan yang rumit
"assalamu'alaikum" ucap shena lemas masuk apartemen
"lo kenapa" kata darel yang baru saja membuat jus "mau satu ngak" kata darel
"hmm " kata shena menjatuhkan ranselnya dan duduk dengan malas dan menyalakan TV
darel duduk didekatnya sambil menyerahkan minuman yang ia buat
"thanks" ucap shena lalu meminumnya
"hmm, lo kenapa lemes banget" kata darel
"heh hiks hiks hikss" tangis shena, darel terkejut melihat shena menangis
" eh kok nangis, lo kenapa, lo marah ya karena gue ngak pulang bareng lo, maaf ya gue cuman jaga perasaan kae yang suka banget sama lo" kata darel panik refleks memegang bahu shena
Shena menggeleng "e-e-e-engak bu-bu-bu-kan soal itu" kata shena semakin menajdi tangisnya
"lo jangan nangis dong, entar apartemen sebelah, ngira gue KDRT lo diam ngak" kata darel panik
shena pun berusaha diam mesti masih cegukan
"oke gu-gu-gu diam hiks hiks" kata shena pelan
"hadeh masih nangis, kalau lo diam, lo ngak bakalan hiks hiks terus " kata darel
Shena melepaskan tangan darel dari bahunya "ini semua gara gara lo tahu nggak gue jadi keceplosan soal rumah tangga kita darel tolol" ucap shena kesal
"hah, lo keceplosan, lo gimana sih, terus mereka tahu gitu soal kita" kata darel panik
Shena menggeleng meredakan kepanikan darel "tapi ika ngak percaya sama penjelasan gue" kata shena membuat darel kesal
"lo juga ngapain sih pakai keceplosan segala" kata darel ikut kesal
"heh, ini semua itu gara gara lo, rusak mood gue, karena teman lo yang tolol itu" geram shena, ingin rasanya mencakar wajah darel
"lah emang kenapa, kae itu teman gue, gue cuman jaga perasaannya, karena dia suka sama lo, lo juga kenapa ngak pulang sama dia aja sih" kata darel, mendengar itu shena menoleh horor
"heh, darel kalau lo menjaga perasaan teman lo, gue juga jaga perasaan teman gue, lo ngak tahu apa ika itu suka sama kae, tapi kae tolol, ngak peka, malah suka sama gue, yang ngak suka sama dia " kata shena
"shena, lo jangan bilang tenan gue tolol mulu yak, ika itu ngak ngomong kalau suka sama kae, kalau dia ngomong kae pasti tahu kok" kata darel
"hadeh, gini nih kaum adam yang bego, emang lo ngak pernah apa lihat buku tebal banget tentang perempuan, kayaknya lo harus baca deh sama teman lo itu, 1 abad baru tuh buku kelar lo baca" kata shena
"dih ngak penting banget gue, baca buku tentang perempuan, belum 1 abad gue udah mati " kata darel
"lo tahu ngak sih perempuan itu malu bilang suka duluan, harus nya itu cowok yang bilang duluan " kata shena menerangkan
"emang apa bedanya sih, lagian juga bakalan ketauankan, buang aja tu malu, kalau gitu mah" kata darel mengibaskan tangannya
"hadeh, semua orang pastinya punya malu, pelacur aja dikatain murahan malu, eh emang lo yang urat malunya udah putus" kata shena
"enak aja gue punya malu juga kali," kata darel melipat tangan dan memutar bola matanya
shena menatapnya dengan sinis
"kalau punya malu, kenapa pas di kampung lo, selalu kentut di kamar, gue ngak pernah bisa tidur tenang cium bau kentut lo yang bau bangke" kata shena
"ya kalau ama lu gue mah ngak punya malu" kata darel memegang tengkuknya shena yang melihat itu mengambil bantal sofa dan memukulnya
"dasar laki laki kampret" kata shena memukul darel, namun darel menangkisnya dengan tangannya dan menariknya membuat shena jatuh di atasnya tatapan mereka bertemu, waktu terasa berhenti seiring nafas mereka beradu
Di tengah keromantisan itu HP darel berbunyi
Membuat shena segera kembali ke posisi awalnya dengan canggung
"hallo kae, kenapa, oh mau ngumpul ke tempat biasa, emang ada apaan, kan ngak ada PR" kata darel, kae dan leo memang bukanlah geng gengan kayak yang lainnya, mereka lebih kayak teman belajar, nongkrong, mengisi kesepian masing masing saja
"oh oke tungguin gue ketempat biasa kan, oke" kata darel
Shena yang menyimak dari tadi bertanya "mau kemana" tanya shena masih canggung akan kejadian tadi namun dia berusaha menutupi kecanggungan itu
"kae sama leo ngajak ketemu, gue duluan ya, kalau lo keluar jangan lupa dikunci " kata darel seperti biasa saja, tapi dalam hati dia sangat canggung karena kejadian tadi, siapa coba yang nggak canggung wajah mereka sedekat itu sekali maju, bibir mereka akan bertemu
Shena hanya mengangguk
Darel sudah pergi dari apartemen
shena menghembuskan nafas perlahan menormalkan detak jantungnya agar segera normal " gue kenapa sih, huh, udahlah gue kerja aja, gue udah libur selama seminggu dong, kira kira gaji gue di potong nggak ya sama pak toni" kata shena cemas dan segera mengganti baju, dengan baju kaos oversize dan celana panjang yang pas namun tidak ketat
Dia keluar apartemen dan melakukan perintah darel, karena tidak punya kendaraan ia memesan ojol
di cafe cookie
darel baru masuk cafe itu dan melihat sekeliling dan menemukan kae dan leo
"nyampe juga lo lama amat sih nyaut sepedanya" kata kae
"iya lama soalnya banyak orang dijalan jadi harus hati hati " kata darel, kae hanya mangut mangut saja
"emang kenapa sih, kae lo nyuruh kita kesini" kata leo memakan cookies strawberry kesukaannya dengan minuman milktea
"hmmm gue ngak tahu, mau mulai dari mana, gue udah mikirin ini dari satu tahun lalu " kata kae
"mikirin apa" kata leo fokus ke cookies strawberry nya
sedangkan darel hanya diam menyimak sesekali meneguk minuman segar alpukat yang sudah di pesanan kan oleh kae
" gue mau nembak shena, gimana" tanya kae menautkan tangannya dengan ekspresi gembira
"ukkhhuk ukkkhuk" batuk darel memeluk pelab dadanya
leo menatap darel lalu kae "menurut gue sih kecepatan banget kae" kata leo tenang lanjut makan lagi
"gue juga ngerasa gitu" kata darel hati hati
Kae memicingkan matanya lalu melipat tangannya memajukan wajahnya menatap leo, leo berhenti sejenak makan cookies tapi hanya beberapa detik lalu dia lanjut makan, lalu kae menatap darel, darel merasa tegang namun berusaha menutupinya dan minum
kae kembali menegakkan tubuhnya dan menjatuhkannya di kursi empuk itu, dengan ekspresi memelas
"terus gimana, gue harus gimana, leo, darel, gue takut shena jatuh cinta sama cowok lain bukan gue, bisa ajakan dia jatuh cinta sama darel" rengek kae, darel yang di sebut namanya menegakkan badannya "atau leo" lanjut kae, membuat darel melemaskan badannya
Leo diam diam memperhatikan darel, tapi tetap memakan cookies
Semangat nulisnya ❤️❤️❤️