Elara tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah dirinya sadarkan diri. Tubuhnya yang terasa remuk dengan pakaian yang sudah berceceran di lantai.
"Apa yang terjadi padaku?"
Elara ingin sekali menyangkal apa yang terjadi pada dirinya, tapi keadaannya yang sudah menjelaskan semua apa yang tengah dia alami meskipun tidak tahu siapa yang tega melakukanya. Malam itu dunia Elara hancur saat kesuciannya di rampas oleh orang yang tidak dia tahu sama sekali.
Setelah lama dalama kesulitan bersama buah hatinya, tiba-tiba seseorang yang tidak dia kenal datang dan membuat kehidupannya berubah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyusui bayi besar
Elara mengerjakan matanya saat merasakan hawa dingin menyentuh kulitnya bagian punggung, wanita itu perlahan mengerjap dan membuka matanya sambil menyesuaikan cahaya yang terang, biasanya ruangan kamar akan remang-remang tapi ini kok jadi terang benderang.
Elara menatap jam di dinding, yang ternyata masih pukul tiga dini hari, menoleh kesamping tidak ada siapa-siapa biasanya ada suaminya yang memeluknya saat tidur.
Saat membalikkan tubuhnya mata Elara menangkap sosok pria yang terlelap disofa sambil duduk dan memangku bayi, seketika kedua mata Elara memanas melihat pemandangan itu. Ia pikir Noel bangun dan dirinya tidak tahu, akibat kelelahan Elara sampai tidak bangun di jam biasanya Noel terbangun, dan kini malah melihat pemandangan yang membuatnya terharu.
Elara bangun dan menapakkan kakinya turun dari ranjang, di sambarnya jubah tidur satin yang ada di sudut ruangan, Elara berjalan mendekati Noah yang tidur di sofa.
Jalanya agak sedikit aneh, karena ia merasakan perih dibagian intinya setelah bercinta dengan Noah, sepertinya area sensitifnya lecet.
"Kenapa tidak membangunkan ku," Gumamnya saat melihat botol susu yang sudah kosong di tangan Noah.
Melihat dua pria berbeda generasi itu terlelap bersama membuat jantung Elara berdebar, perasaan hangat dan bahagia menyusup dalam hatinya, ia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan pemandangan yang begitu manis.
Elara ikut duduk di samping Noah, wanita itu mengecup pucuk kepala putranya lembut, bergantian dengan Noah di bagian pipi.
Sentuhan yang Elara berikan justru membangunkan pria yang bertelanjang dada itu, Elara menjadi gelagapan sendiri saat Noah membuka matanya.
"Maaf aku ketiduran," Noah langsung melihat putranya yang ternyata sudah terlelap untuk saja Noel tidak jatuh dalam pangkuannya.
"Kenapa tidak membangunkan ku kalau Noel bangun," ucap Elara sambil menatap wajah putranya, ia mana berani menatap Noah jika sedang seperti ini, kalau sedang tidur Elara berani mencium pipi Noah pun berani, coba kalau bangun seperti ini, Elara sudah seperti kerupuk di siram air, melempem.
"Kamu terlihat lelah sekali, lagi pula hanya membuatkan susu dan mengganti pokok, aku sudah bisa." Katanya sambil menyandarkan kepalanya di bahu Elara, tangannya masih memangku Noel.
Elara membuang napas kasar, dia lelah juga gara-gara siapa.
Elara mengusap kepala Noah lembut, sebisa mungkin ia akan berusaha bersentuhan dengan Noah, menerima sepenuhnya pria yang sudah menjadi suaminya itu.
"Noel pindahkan saja, kasihan kalau dipangku terus." Ucap Elara sambil membangunkan Noah yang memejamkan matanya.
Noah pun akhirnya menyerah, ia berdiri dan membawa Noel pada box bayinya dan membaringkan di sana. Noah meninggalkan kecupan di pipi Noel, bibir bayi itu tampak mengecap seperti sedang menyedot susu.
Noah tersenyum dengan perasaan hangat, begitu mudah membuatnya tersenyum semenjak kehadiran Noel.
Elara keluar dari kamar mandi setelah menuntaskan hajatnya, ia melihat Noah yang sudah berada diatas rajang duduk bersandar.
Elara membuang wajah, rasanya begitu panas dibagian wajahnya, "Dia ini kenapa membuat jantung ku mau copot," Gumam Elara yang merutuki Noah tidak pakai baju.
Padahal sejak tadi juga seperti itu kan, bahkan Elara sudah melihat dan merasakan roket Noah yang membuatnya mendesahh.
"Kemarilah, aku sangat mengantuk." Ucap Noah dengan suara serak, matanya benar-benar mengantuk ia tadi baru terlelap sebentar dan Elara membangunkannya.
Elara pun dengan ragu mendekati ranjang dan naik, wanita itu akan siap berbaring begitu juga dengan Noah.
"Sayang," Panggil Noah dengan suara serak saat keduanya sudah berbaring dan saling berhadapan.
"Hm, Elara hanya bergumam sambil memejamkan matanya, ia tidak berani melihat wajah Noah.
Jakun Noah naik turun, pria itu menatap intens bagian dada Elara yang tersingkap, Elara memakai kimono berbahan satin dengan warna putih, kontras dengan kulitnya yang putih, tapi bukan itu yang membuat Noah berkelana, melainkan dada Elara yang melambai dengan pucuk dada yang mengintip minta di usik.
Tidak ada suara lagi, Elara mendongak. Dan tubuhnya langsung menegang saat bibir Noah mencium bibirnya.
Shh
Elara mendesahh saat tangan Noah meremat lembut susu rasa semangka yang sangat menggoda, hingga ciuman Noah semakin turun dan sampai di tempat yang ia cari.
"No-emph," Elara menutup mulutnya rapat-rapat saat pucuk semangkanya dihisap begitu kuat sesekali lidah Noel memainkannya, membuat sekujur tubuh Elara langsung merinding disko.
Tak lama Elara merasakan tubuhnya menegang saat tangan Noah menyentuh bagian miliknya, tapi hanya sebentar karena setelah itu Elara hanya merasakan hisapan ringan di pucuk semangka dan terdengar dengkuran halus dari Noah.
"Hah, Noel saja belum merasakan sumber kehidupannya, tapi ayahnya-" Gumam Elara sambil menatap wajah polos Noah yang sedang menyusu.
*
*
Alamak, Noah kau bayi besar pertama yang masih menguasai sumber kehidupan anak-anak mu🤧😩