seorang istri yang di rendahkan suami dan keluarga nya.
suami yang perhitungan dan suka selingkuh. membuat sang istri bangkit dan balas dendam dengan elegan kepada suami dan keluarga nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14
"Rihan..."
"Iya Bu, ada apa Bu?"
"Hari ini kan kamu gajian. Jatah Kanya kasih ke Ibu semua. Biar ibu yang mengurus semua kebutuhan rumah ini. Soalnya istri mu gak becus ngurus keuangan." Kata Bu Ratih.
"Tapi Bu, jika Ibu mengambil semua jatah bulanan ku, bagaimana cara nya aku membeli kebutuhan ku Bu." Protes Kanya.
"Alah, gak usah banyak protes, emangnya kamu mau beli apa, Dandan aja gak bisa. Sudahlah lebih baik ibu yang kelola gaji Rihan."
"Benar lebih baik Ibu saja yang mengurus kebutuhan rumah ini, aku yakin ibu lebih bisa mengatur nya dibandingkan kamu. " Kata Rihan yang menyetujui keputusan Ibunya.
"Ya sudah terserah kalian saja."
Kanya akhirnya mengalah, "Biarkan saja Ibu mertua ku yang mengurus keperluan rumah ini. Biar ibu mertua tahu uang yang diberikan anaknya itu gak cukup untuk sebulan. Jadi kalau uang habis aku gak ambil pusing." Batin Kanya.
Oh ya Kak, belikan aku motor dong Kak, bentar lagi kan aku mau kuliah." Kata Sarah.
"Iya nanti kalau Mas ada uang lebih pasti Mas belikan. Sekarang kamu belajar yang betul biar jadi wanita karir." Cicit Rihan.
"Oke siap Bos, Sarah janji akan belajar dengan giat . Sarah pingin seperti Kakak yang dapat kerjaan bagus ." Kata Sarah dengan semangat..
"Iya betul itu Rah, agar kamu kelak jadi wanita hebat ." Cicit Bu Ratih.
"Ya sudah Bu aku berangkat kerja dulu, " Mas Rihan pamit ke Ibunya.
"Kak, aku ikut mobil Kakak saja, Mbak Kanya gak mau minjemin motor nya." Ucap Sarah sambil melirik Kanya..
"Oke, ayo kita berangkat sekarang." Mas Rihan dan Sarah pun Salim dan mencium punggung tangan Bu Ratih. Dan aku pun Salim sama Mas Rihan
"Huh, pelit, sama adik sendiri saja pelit nya minta ampun. Pinjam motor saja gak boleh." kata Bu Ratih sinis.
"Bukannya pelit Bu, tapi aku juga mau pakai motor nya. Lagipula itukan motor ku, jadi terserah aku dong aku mau pinjam kan atau tidak."
Hari ini Kanya ada janji dengan Maria. Kanya sudah bersiap-siap.
Sebelum ketemu Maria aku akan ke kantor Maria dulu untuk mengantar surat lamaran kerja. Setelah itu aku mau ketemu Maria.
Ketika mau keluar, Kanya berpapasan dengan mertua nya.
"Hai, mau kemana kamu rapi begitu?" Tanya Bu Ratih.
"Aku ada janji ketemu teman ku, ya sudah aku mau pergi dulu Bu, assalamualaikum." Kanya pun Salim dan mencium punggung tangan Bu Ratih .
\*
Di sebuah rumah mewah, seorang lelaki muda dan tampan baru saja pulang dari lari pagi.
Dia adalah CEO baru di tempat kerja Maria. Dia adalah Abimana Arya Satya sang pewaris perusahaan yang terkenal di kota tersebut.
"Habis lari pagi Nak?" Tanya mama Alma.
"Iya Ma, hanya lari lari disekitar sini saja kok. Oma dan Papa dimana Ma?" Tanya Abi.
"Papa kamu masih di kamar, Kalau Oma ada di taman belakang lagi nyiram tanaman." Abi mana pun mengangguk.
"Abi mau mandi dulu ya Ma, udah gerah soalnya."
"Ya, sayang, setelah selesai cepat turun kita sarapan bersama."
"Siap Mama ku sayang." Abi pun segera masuk kamar lalu mandi. Setelah merasa rapi Abimana turun.
Di bawah sudah ada Oma, Mama Alma dan Papa Damian yang lagi menunggu Abimana.
"Wah, Cucu Oma tampan sekali, tapi sayang masih belum laku."Ucap Nenek Irma sambil tertawa kecil.
"Oma....Abi bukannya belum laku, Hanya saja belum ketemu yang cocok Oma." Jawab Abimana.
"Iya deh Iya, Cucu Oma kan tampan jadi pasti banyak yang naksir."
walaupun Oma Irma sudah berumur tetapi Oma masih tetap awet muda. Wajah nya tidak terlihat sesuai dengan umurnya.
"Abi apa hari ini kamu sudah siap untuk memimpin perusahaan.?" Tanya Papa Damian..
"Udah dong Pa, Kan papa sudah lihat anak papa ini sudah tampan begini."
"Sudah sudah ayo sarapan dulu, kalau kalian masih saja ngobrol kapan nih, mulai sarapan nya, keburu dingin." Kata Mama Alma
Mereka pun menikmati sarapan tanpa bersuara.
Setelah sarapan Abimana bersiap untuk pergi ke kantor.
"Pa,Ma, Oma, Abi mau berangkat dulu, hari ini ada interview calon asisten untuk aku. Aku mau menginterview nya sendiri."
"Kenapa kamu interview sendiri? Kenapa gak minta tolong saja sama Pak Hendra saja.?"
"Gak pa, aku mau memilih asisten ku sendiri Pa"
"Baiklah kalau itu mau kamu"
"Abi berangkat dulu ya, assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam " jawab Papa Damian, Oma Irma dan Mam Alma bersamaan.
Abimana pun mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, di pertengahan jalan Abimana tidak sengaja menyerempet sebuah motor matic. Dan membuat sang pengendara terjatuh.
Abimana pun bergegas turun dan melihat keadaan orang tersebut.
"Maaf Mbak aku gak sengaja Mbak gak apa-apa kan? Apa ada yang luka? Apa perlu di bawa ke rumah sakit?" Tanya Abimana.
Rupanya yang disrempet Abimana adalah Kanya . Kanya pun bangun dan tanpa menoleh ke arah Abimana pun mengomel ngomel sambil membersihkan bajunya yang kotor dan kaki nya yang sedikit lecet..
"Lain kali kalau bawa mobil hati hati Mas, Lihat sekarang baju ku kotor, surat lamaran ku juga kotor. Kalau begini ceritanya gimana aku bisa pergi melamar pekerjaan coba!" Omel Kanya.
"Maaf Mbak aku gak sengaja, aku harus ganti rugi berapa ya mbak? Mbak tinggal sebutkan saja, pasti akan saya bayar."
"Ini bukan soal uang Mas, ini soal tanggung jawab. Mas kita dengan memberikan uang masalah akan selesai.Mas pikir semua harus diselesaikan dengan uang?". Kanya yang masih sibuk membereskan bajunya yang kotor masih belum melihat ke arah Abimana.
Abimana yang melihat wajah cantik Kanya, entah kenapa hatinya terasa berdebar Kanya memang cantik alami walaupun tanpa makeup pun masih terlihat cantik.
Abimana melihat Kanya tanpa berkedip.
"Mas di ajak ngomong kok malah bengong." Kata Kanya sedikit emosi.
"Tadi kamu ngomong apa ?" Tanya Abimana yang memang tidak tahu apa yang di omong kan Kanya
"Gak ada. Aku sudah terlambat. Aku lagi buru buru, aku mau pergi..
Kanya pun pergi meninggalkan Abimana yang masih bengong.
Emang bener hari apes itu gak ada di kalender. Gimana ini, masak aku interview dalam keadaan berantakan seperti ini.
Kalau aku di tolak bagaimana, aku harus cari kerja kemana lagi.? Gumam Kanya dalam kebingungan sambil mengendarai motor matic nya menuju ke perusahaan tempat Maria bekerja.
Setelah kepergian Kanya. Abimana melanjutkan perjalanan menuju ke kantor.
Tak berapa lama Abimana sampai. Dan duduk di kursi kebesaran nya. Abimana langsung menelepon Pak Hendra HRD di perusahaan nya .
"Pak, bisa ke ruangan saya sebentar?'"
"Baik pak, saya akan kesana sekarang Pak." Jawaban Pak Hendra di seberang sana.