Rahmadhani gadis yang menikah setelah ia lama berpacaran dengan kakak kelas saat mereka SMA bernama Vino Subagyo Dua bulan pernikahan mereka Rahma tidak menemukan kebahagiaan dalam pernikahannya, mertuanya yang suka ikut ikutan dengan urusan pernikahan mereka berdua. Dan suami yang mulai berubah dari perangai dan sikapnya. Hingga akhirnya Rahma sering bertengkar dengan ibu mertuanya yang selalu memojokkan dirinya karena sang suami tidak pernah betah di rumah.
Rahma pun akhirnya memutuskan untuk mengambil peputusan dalam menyikapi polemik dalam rumah tangganya, sampai akhirnya Rahma menemukan kejangalan pada snag suami.
Lalu bagaimanakah kisah rumah tangga Rahma dan Fino? apakah Rahma akan mempertahankan rumah tangga nya atau ia akan menyerah dengan apa yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fazry Fazriyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ayah kok gitu?
Di tempat lain di waktu yang sama, Yazid yang sedang duduk di sebuah balkon lantai dua di rumah Kahfi. Dimana mulai saat ini Yazid akan tinggal di kota yang sama dimana Rahma tinggal. Yazid mengulang kejadian tadi sore saat pertama kali dirinya bertemu kembali dengan wanita yang ia tunggu selama empat tahun yang lalu, namun takdir belum bisa mempersatukan mereka.
"Rahma, kamu sudah banyak berubah selama empat tahun aku tidak melihatmu... bukan hanya bertambah cantik, namun dirimu menjadi begitu dewasa dan bijak, hingga membuat diri ini semakin jatuh cinta kepadamu... tapi sayang takdir ku belum bisa untuk menjadikan mu halal untukku."
Gumam Yazid saat dirinya menatap bintang di langit yang sangat cerah malam ini. Angin malam membuat Yazid tersipu malu karena memikirkan wanita yang ia cintai.
"Ehemmm... lagi mikirin apa si, Zid?" Tanya Kahfi yang baru saja datang menghampiri Yazid yang sedari tadi Kahfi mengucapkan beberapa kali salam dan mengetuk pintu saat melihat pintu kamar Yazid terbuka.
Yazid yang kaget akan kehadiran sang kakak menoleh dengan segera dan tingkahnya semakin kikuk ketika Kahfi melihat foto dalam ponsel Yazid yang gambarnya wajah Rahma, kemudian dengan segera Yazid merih ponselnya yang ada di meja dan ia simpan ke saku celananya.
"Oooh, masih belum move on kayanya nih?" Ledek Kahfi.
"Apa sih, mas Bro... mas Bro kenapa gak bilang kalau Rahma sekarang sangat jauh berbeda!" Tanya Yazid yang membuat Kahfi memutar kedua matanya untuk berfikir.
"Maksudnya, berbeda gimana?" Tanya Kahfi bingung.
"Yazid baru tahu kalau Rahma yang sekarang sudah menyusut, dia tambah cantik dan dewasa." Ucap Yazid tanpa sadar meluapkan isi hatinya kepada Kahfi sang kakak yang selalu menjadi teman curhatnya.
"Masyaa Allah, emang kamu udah ketemu sama Rahma?" Bukannya menjawab pertanyaan adik angkatnya Kahfi justru malah balik bertanya.
"Gak sengaja tadi ketemu Rahma waktu Yazid habis tes di kampus Kota H, yang bikin Yazid kagum saat kejadian hand phone Rahma di curi orang,... Saat pencuri itu tertangkap Rahma kasih uang ke pencuri itu tanpa pikir panjang setelah dia mendengar alasan mengapa pencuri itu mencuri hape Rahma, itu yang bikin Yazid semakin kagum dengan Rahma." Cerita Yazid yang di dengarkan seksama oleh Kahfi.
"Terus... terus kamu emang mukulin pencuri itu?"
"Gak, Yazid cuma bantuin ngejar... saat orang orang mau bawa pencuri itu ke polisi, Rahma malah minta mereka lepasin pencuri itu, dan itu tadi... Rahma malah kasih uang ke pencuri itu karena alasan pencuri itu ambil hape Rahma karena anaknya sedang sakit dan butuh biaya."
Yazid senyum senyum sendiri dikala ia teringat ketika ia bisa berbicara berdua dengan Rahma sore tadi. Mengingat kejadian empat tahun lalu kala dirinya sering bertemu dengan Rahma di moment kumpul keluarga dia dan Rahma pasti seperti Tom and Jerry yang selalu bertengkar.
"Hemmm... bukannya dulu kamu suka perang mulut ya sama Rahma... apa lagi pas kejadian di rumah nenek Rumi dan abah Usman... gak nyangka kamu sekarang jatuh hati sama Rahma." Kenang Kahfi.
"Sebenarnya, Yazid sudah pernah chat sama Rahma setahun yang lalu,... bilang kalau Yazid mau ngelamar Rahma kalau Yazid sudah lukis di Kairo tapi ternyata Rahma sudah menikah dengan lelaki yang ia cintai... pantas saja chat Yazid kala itu gak di respon cepat oleh Rahma... Rasa ini bukannya malah hilang atau pudar tapi semakin dalam ketika Yazid bertemu lagi dengan Rahma tadi sore."
Yazid memang selalu terbuka kepada Kahfi, dimana walaupun Kahfi adalah kakak angkat dari keluarga Ustad Mansur tapi mereka seperti saudara sedarah bahkan lebih.
Kahfi mengelus pundak Yazid sekedar untuk menyemangati sang adik.
"Sudah jangan terlalu dipikirkan, kalau belum jodoh ya mau diapakan, iya kan?" Yazid mengangguk kan kepalanya mendengar perkataan sang kakak. "Sekarang fokus saja dengan karier kamu, insya Allah suatu saat Allah akan kirimkan jodoh yang terbaik dari sisi Allah untuk kamu... yang penting kita terus perbaiki diri, dan yakin jodoh itu akan hadir tanpa di pinta dan tanpa di duga." Ucap Kahfi yang berlalu meninggalkan Yazid sendiri.
.
.
.
Pagi hari di rumah kediaman pak Hasbi. Rahma yang sudah rapih dengan setelan baju kerjanya berwarna mocca dan menjinjing tas kerjanya dengan cepat menemui bu Aisyah dan pak Hasbi yang sedang menunggunya di meja makan.
"Ayah, ibu... maaf ya Rahma buru buru jadi Rahma sarapannya di kampus aja!" Ucap Rahma sembari mencium tangan kedua orangtua nya bergantian.
"Loh, kalau gitu kamu tunggu sebentar, sayang... ibu ambilkan tempat bekal biar kamu bisa bawa ke kampus?" Kata bu Aisyah yang berdiri hendak mengambil kotak bekal di dapur.
"Gak usah, bu. Rahma beneran udah telat... maaf ya, bu." Ucap Rahma mencium pipi kanan dan kiri bu Aisyah.
"Mau ayah antarkan?" Tanya pak Hasbi menawarkan diri.
Dulu saat Rahma belum diperbolehkan membawa motor sendiri, setiap pergi dan pulang sekolah pak Hasbi pasti mengantarkan Rahma saat ia masih SMA dan saat pertama kali Rahma masuk ke perguruan tinggi pun pak Hasbi selalu setia mengantarkan anaknya ke kampus sampai akhirnya pak Hasbi mempunyai kesibukan dan akhirnya Rahma dibelikan motor oleh hasil patungan Kia dan Razi saat itu, sehingga Rahma membawa kendaraan sendiri saat ke kampus.
"Emang ayah gak sibuk hari ini?" Tanya Rahma yang sebenarnya ia rindu naik motor berdua dengan sang ayah.
"Gak, ayah hari ini lagi gak ada kerjaan... kalau kamu mau, ayah ambil jaket dulu ya!" Ucap Pak Hasbi yang sudah menghabiskan kopi hitamnya.
Beberapa menit Rahma menunggu sang ayah akhirnya mereka berdua pun berangkat menuju kampus dimana Rahma ingin menyerahkan hasil skripsi nya yang sudah ia perbaiki yang akan ia serahkan ke dosen pembimbingnya.
Dalam perjalanan yang lumayan agak padat jalan raya pagi ini, membuat Rahma dan pak Hasbi bisa berbincang bincang seperti dulu dikala Pak Hasbi mengantarkan Rahma ke sekolah.
"Rahma!" Panggil pak Hasbi yang kebetulan Rahma sedang membalas pesan dari Vino lalu dengan segera ponsel itu ia masuk kan ke tasnya ketika mendengar sang ayah memanggil namanya.
"Iya, yah!" Jawab Rahma.
"Kamu sudah izin lagi belum sama suami kamu? masalah kami menginap di rumah ayah ibu?" Tanya oak Hasbi yang masih mengkhawatirkan anaknya yang belum mendapat ridho suami.
"Sudah ya,... alhamdulillah kak Vino mengizinkannya, kok,... terima kasih ya Yah sudah mengingatkan Rahma." Ucap Rahma yang selalu kebiasaan memeluk ayahnya dari belakang.
"Alhamdulillah, ayah gal mau kamu terbiasa pergi pergi atau kemana pun tanpa izin suami... itu gak boleh ya, nak... mau jauh mau dekat kamu harus minta izin sama suami kamu, sekalipun kamu main ke rumah orangtua kamu... karena sekarang kami bukan lagi tanggung jawab ayah dan ibu, orang yang harus kamu taati saat ini adalah suami kamu, nak Vino. Mau ia berprilaku baik atau tidak terhadap diri kamu, hargailah suami kamu dengan meminta izin kepadanya setiap apa yang akan kamu lakukan." Nasehat sang ayah begitu mengena di hati Rahma.
"Iya, yah... Insyaa Allah Rahma akan selalu ingat dengan apa yang ayah katakan hari ini." Jawab Rahma, yang kebetulan saat mereka mengobrol saat ini sedang lampu merah.
"Nak Vino mengizinkan kamu menginap di rumah sampai berapa lama, nak?" Tanya Pak Hasbi lagi
"Boleh sampai kak Vino pulang, yah." Jawab Rahma.
"Terus kamu akan nginep di rumah ayah selama dua bulan itu?"
"Iya,... kan Rahma sekalian mau selesai in skripsi Rahma yang udah tertunda, yah." Jawab Rahma apa adanya.
"Ayah gak setuju kalau kamu nginep lama lama di rumah, kamu itu sekarang tingga sama pak Nugraha dan sudah menjadi menantunya... sebaiknya kamu jangan lama lama, ayah gak mau... bagaimana penilaian pak Nugraha tentang ayah kalau membiarkan kamu lama lama tinggal di rumah ayah."
"Tapi, yah... papah mertua Rahma ngizinin kok, selama itu baik untuk proses penyelesaian skripsi Rahma." Jawab Rahma yang mulai bete dengan apa yang dipertahankan sang ayah.
"Pak Nugraha seperti itu karena dia merasa tidak enak, walau gimana pun kamu gak boleh lama lama nginep di rumah ayah, kalau bisa ayah yang akan mengantarkan kamu pulang ke rumah pak Nugraha sekalian."
"Iihhh... ayah kok gitu, sih... kan Rahma kangen yah sama ayah, ibu, kak Kia, Kaba keluarga aa Razi juga... ibu semalam bilang kalau kak Kia ngajakin kita liburan bareng minggu besok."
"Ya sudah, selesai liburan, kamu harus pulang ke rumah mertua kamu, titik... ayah gak mau ada alasan lagi dari kamu." Tegas pak Hasbi dan kendaran mereka pun mulai berjalan.
.
.
.
Rahma akhirnya tiba di kampus pukul setengah delapan, Dosen pembimbingnya sudah menunggu Rahma di ruangannya. Rahma berlari setelah mencium punggung tangan sang ayah. Walau sebenarnya ia merasa kesal dengan perkataan sang ayah tadi, karena dirinya tidak di izinkan menginap lama lama di rumah orangtua sendiri. Rahma sempat merasa kalau pak Hasbi itu tidak sayang lagi dengan dirinya. Sampai akhirnya nasehat yang diberikan sang ayah ia bawa ke dalam kampus hingga membuat wajahnya bete.
aku butuh dukungan kalian... tebarkan mawar indah kalian... terima kasih😘💕
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
lanjut thor 🙏💪😘
semangat terus thor /Determined/