Niat hati ingin menolong kakak iparnya, justru kakak iparnya merebut suaminya
Kisah Ratna wanita cerdas yang dikhianati oleh suami dan iparnya.
"Na kamu hati-hati jangan sering ngebiarin suami kamu berduaan sama kakak ipar mu"
"Emangnya kenapa bi?"
"Takutnya mereka saling tergoda"
"Ya elah tenang aja, itu mah cuma ada di sinetron. Aku yakin kok Mas Jaka ga seperti itu."
Namun apa kenyataannya, Ratna benar-benar dikhianati oleh mereka.
Bagaimana kelanjutannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Sudah berhari-hari Amel belajar mengendarai motor namun ia belum bisa juga, alhasil Ratna lah yang sering menggunakan motornya.
Sebenarnya Ratna tidak enak tiap hari meminjam motor Amel namun Amel memaksanya dan ia milih untuk bareng Jaka saja saat berangkat dan pulang ke kantor.
Amel tidak hanya numpang begitu saja, ia juga membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga Ratna karena Ratna tidak mau diberi uang oleh Amel.
"Ka nanti mampir toko dulu ya, mau belanja." Ucap Amel.
Di tengah perjalanan pulangnya Jaka memberhentikan mobilnya di depan mall yang tak jauh dari kantor mereka.
Mereka berdua turun lalu berjalan beriringan memasuki mall itu. Jaka mengambil troli belanja dan mendorongnya di belakang Amel.
"Ratna biasanya beli beras yang mana Ka?" Tanya Amel.
"Yang ijo itu." Jawab Jaka.
Amel mengangkat beras seberat 5 kg itu dan memasukkan ke dalam troli.
Tak banyak yang Amel beli, karena ia juga tidak tahu apa saja kebutuhan yang sudah habis.
Saat mereka melewati toko pakaian, Amel masuk ke dalam toko itu dan diikuti oleh Jaka.
"Habis gajian ya mbak?" Tanya Jaka.
"Iya Ka gajian pertama haha." Jawab Amel.
Amel memilih-milih pakaian kerja yang terpajang di sana hingga akhirnya pilihannya jatuh pada kemeja lengan pendek berwarna mocca.
"Apa lagi ya?" Tanya Amel.
Mata Amel melihat pakaian dalam wanita tersusun rapi di pojokan. Ia berjalan ke sana melihat-lihat b*a yang digantung.
"Bagusan yang merah apa yang hitam ya?" Tanya Amel pada dirinya sendiri.
Namun ia tidak menyangka ternyata Jaka ada di belakangnya.
"Warna lain model lain juga ada kak, siapa tahu cocok." Ucap penjaga toko itu.
Penjaga toko itu mengambilkan b*a model lain yang di gantung di paling atas kemudian memberikan kepada Amel
"Jadi tambah bingung mbak." Ucap Amel.
"Tanya suaminya aja kak siapa tahu selera suaminya bagus." Ucap Pelayan itu.
"Su..suami?" Tanya Amel.
'Ehem'
Amel menoleh ke belakang dan ada Jaka yang berdiri di sana.
"Bapaknya suka yang mana, kasihan istrinya bingung pilih modelnya." Ucap penjaga toko itu.
Amel dan Jaka saling tatap lalu mereka tersenyum salah tingkah.
"Suami ku kamu suka yang mana?" Tanya Amel sambil mengangkat dua b*a di tangannya.
"gede bener." ucap Jaka dalam hati.
Amel dan Jaka berlagak seolah-olah mereka adalah suami istri sungguhan, dan setelah mereka keluar dari toko itu mereka langsung tertawa terbahak-bahak.
Bagaimana tidak penjaga toko itu menawarinya ling***e yang sangat transparan membuat mereka semakin salah tingkah.
"Haduhh ada ada aja mbaknya haha." Ucap Amel.
"Haha lagian kamu sih bukannya dijelasin malah dikerjain." Jawab Jaka.
Mereka berjalan menyusuri mall itu dan kaki Amel melangkah memasuki toko skincare.
Ia mengambil keranjang kecil kemudian mengisinya dengan skincare yang biasa ia gunakan.
Jaka mengambil satu botol yang berisi cream dan melihat harga yang tertera di sana.
"Mahal-mahal amat harganya." Ucap Jaka.
"Standar Ka, emang harga skincare itu mahal." Jawab Amel.
Jaka baru tahu harganya karena selama ini ia tidak pernah membelikan untuk istrinya.
"Banyak banget mbak, itu untuk muka semua?" Tanya Jaka.
"Engga lah, yang untuk wajah cuma ini." Jawab Amel sambil mengangkat satu botol serum berwarna pink.
"Terus yang lainnya dipakai di mana?" Tanya Jaka.
"Beda-beda, yang ini untuk seluruh badan, yang ini dipakai di ketiak, yang ini untuk lipatan tubuh, yang ini untuk kaki, dan yang ini untuk payudara aku." Jawab Amel.
"Pantes aja tubuhnya bersih dan wangi, ternyata banyak banget perawatannya." Ucap Jaka dalam hati.
Amel memberikan cream untuk payudara yang ada di keranjangnya pada Jaka.
"Harusnya setelah selesai menyusui Ratna kamu suruh pakai ini Ka biar payudaranya engga turun, kasian kan dia anak baru satu tapi payudaranya udah turun." Ucap Amel.
"Lihat nih punya aku walaupun udah anak satu tapi masih kelihatan singset." Ucap Amel.
Jaka melihat ke arah payudara Amel dan benar, payudaranya terlihat padat dan singset.
"Aku beliin satu deh buat Ratna." Ucap Jaka.
"Nah gitu dong." Ucap Amel.
Setelah selesai belanja mereka berdua masuk ke dalam mobil dan Jaka mulai melajukan mobilnya.
Di tengah perjalanan Amel mengambil cream payudara yang ada di kantong belanjanya dan memberikan kepada Jaka.
"Nih kamu simpan sendiri takutnya malah aku bawa." Ucap Amel.
Jaka menerimanya dan memasukkan ke dalam kantong kemejanya karena kemasan cream itu tidak besar.
"Cara pakainya gimana mbak?" Tanya Jaka.
"Creamnya kamu taruh di jari terus dioleskan ke payudara Ratna." Jawab Jaka.
"Kira-kira cepet ga ya." Tanya Jaka.
"Emmm ya ga bisa instan sih, aku aja udah pakai 3 tahun tapi hasilnya masih kaya gini." Ucap Amel.
"Itu udah bagus kali mbak." Ucap Jaka.
"Belum Ka, ini masih kurang." Jawab Amel.
"Dulu ya waktu Mas Adi masih hidup tiap malem aku suruh remas-remas." Ucap Amel.
"Biar apa mbak?" Tanya Jaka.
"Ya biar besar lah." Jawab Amel.
"Emangnya ngaruh ya mbak?" Tanya Jaka.
"Ya ngaruh banget dong Ka." Jawab Amel.
"Ihh apa sih kok malah jadi bahas ke situ." Ucap Amel.
Tiga puluh menit kemudian mobil Jaka berhenti di halaman rumahnya. Amel keluar terlebih dahulu dan mengeluarkan belanjaannya setelah itu Jaka memasukkan mobilnya ke dalam garasi.
Amel masuk ke dalam rumah dan langsung menuju ke dapur yang di sana ada Ratna yang tengah menghangatkan masakannya.
"Loh mbak apa ini?" Tanya Ratna.
"Kebetulan aku habis gajian Na, itung-itung bantuin kamu ga enak kan kalau cuma numpang aja." Ucap Amel.
"Ya Allah mbak aku kan udah bilang, anggap rumah sendiri aja ga usah repot-repot." Ucap Ratna.
"Udah biarin ga papa." Ucap Amel.
"Makasih ya mbak, oh iya kita langsung makan aja yuk mumpung masih anget." Ucap Ratna.
Mereka menghabiskan makanannya bersama setelah itu mereka masuk ke dalam kamarnya masing-masing.
"Enak banget Ratna dapat warisan rumah seluas ini, tempatnya di kota lagi, sedangkan Mas Adi cuma dapet sawah di kampung" Ucap Amel tak terima.
"Ratna punya suami yang baik anak yang sehat, sedangkan suami gue udah meninggal, anak gue cuma dapet warisan penyakit. Sangat tidak adil, gue harus bisa ngehancurin hidup Ratna."
Adi mengidap penyakit asma yang sudah parah, dan penyebab kematiannya bukan murni kecelakaan kerja tetapi asmanya kambuh saat ia bekerja. Dan sekarang penyakit Asma itu menurunkan pada Agas yang membuat putranya itu tidak bisa sebebas anak-anak di luar sana.
Selain karena itu, Amel juga memiliki dendam tersendiri pada Ratna. Karena sebelum ia menikah dengan Adi Ratna sempat menuduhnya selingkuh dan membuatnya hampir gagal menikah dengan Adi.
Untung saja Ratna tidak memiliki bukti apapun dan akhirnya Adi mau percaya dengan Amel.
tbc.