NovelToon NovelToon
Suamiku Om Om

Suamiku Om Om

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Cinta setelah menikah / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mutia Lastari

Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berakting

Hal terindah dalam hidup, Melihat hadirnya tersenyum setiap saat.

🍒

•Masih dengan situasi tak terduga yang dialami Alena, dimana semua orang datang tepat saat dia sudah memberikan pelajaran pada gadis tidak sopan itu.

Dengan berfikir cepat, Alena akhirnya mendapatkan sebuah ide untuk menjadi seorang playing victim.

Dia mengacak rambutnya sendiri dan juga make-upnya dengan cepat, agar semua orang tahu kalau dia lah sebaliknya yang ditundas.

Alena lalu berbalik dengan ekspresi wajah yang jelas sudah berbeda, dia langsung memeluk seokjin.

"Huaaaa sayaang.. mengerikan banget.." teriak Alena langsung memeluk tubuh seokjin

Kakek dan ibu masih bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, sedangkan jeon puas menahan tawanya.

"Tadi kak Monica tiba tiba jadi gila, dan berniat mau memb*Nuh orang. Aku takut banget." Ujar Alena sambil pura pura menangis.

"Terus dia tiba tiba jatuh, itu Benar benar membuat aku kaget." Sambungnya sambil mengelus dada.

Jeon yang melihat kelakuan nyonya mudanya itu sedikit membatin.

"Dengan perubahan ekspresi wajah dan juga aktingnya nyonya muda, sangat disayangkan jika dia tidak menjadi seorang bintang film." Batin jeon

"Alena kamu tidak terluka kan?." Tanya ibu mengkhawatirkannya

"Ibu, aku nggak apa apa." Jawab Alena dengan manja

Tidak ada yang memperdulikan keadaan Monica disana, bahkan yang membantunya berdiri pun bukan salah satu diantara mereka, melainkan seorang pelayan.

"Tentu saja dia tidak terluka, lihat akulah yang terluka. Dan Alena lah yang memukulku." Kesal Monica sambil menunjuk luka lebam di pipinya.

"Kamu lihatlah, cucu menantuku ini terlihat sangat lemah lembut sikapnya. Bagaimana mungkin dia melakukan hal seperti itu. Itu pasti luka karena kamu terjatuh sendiri. " Sanggah kakeknya

"Bukan loh." Monica membuang tasnya karena semakin kesal

"Coba kalian lihat luka di wajahku ini, Alena yang memukulku tadi. Lihat bekas jari tangannya, ini benar benar sama bukan?." Monica terus memberikan pembelaan

Sedangkan di sisi lain, Alena dan seokjin malah saling tersenyum lucu.

"Kalian jangan tertipu oleh sikap lemah lembutnya, dia itu benar benar kasar dan pembohong!." Bentak Monica

*Rasain kamu Alena, sekarang kita lihat bagaimana kamu bisa membela diri sekarang. Sebentar lagi keluarga Kim pasti akan membencimu.* Batin Alena

"Huaaa haaa haaa.." Alena kembali pura pura menangis.

"Aku akui, sebenarnya memang aku yang pukul dia. Itu karena Monica bilang, dia pernah tidur bersama seokjin. Dan bahkan katanya pernah ab*rsi, aku benar benar sudah tidak tahan lagi. " Alena masih dengan wajah bersedih nya

Ibunya yang mendengar itu jelas panik, karena dia tahu kebenarannya tidak seperti itu.

"Ehh tidak tidak, tidak ada hal seperti itu. Kamu jangan mendengarkan dia, dia itu seorang pembohong." Balas ibunya

"Tapi dia juga punya foto fotonya." Tunjuk Alena pada foto yang bertebaran di tanah.

Jeon lalu memunguti satu persatu foto itu untuk di berikan kepada seokjin. ..

"Jadi kamu pernah tidur dengan wanita lain hah?." Tanya kakeknya marah.

"Ngga pernah!." Tegas seokjin sambil melihat kearah Alena.

"Ikut aku keatas, aku akan menjelaskan semuanya padamu." Sambungnya.

"Eh, gak perlu. Ibu masih mau menunjukkan banyak barang padaku." Alena beralasan, sebenarnya dia tidak mau sampai satu kamar tidur dengan seokjin.

"Barang bisa dilihat kapan saja, aku sekarang mau membuktikan bahwa semua yang kamu lihat itu tidak benar." Balas seokjin seperti sengaja menjebaknya

"Tapi aku,.." belum sempat Alena menolaknya lagi, tiba tiba seokjin langsung mengangkat tubuhnya.

Dia  mengangkat tubuh Alena seperti seorang pengantin, lalu membawanya kedalam rumah.

"Kok wajahnya seokjin menyeramkan banget, dia gak bakal menindas menantuku kan?." Tanya ibunya khawatir

"Ayo pergi, kita harus cepat melihatnya." Ajak kakek

"Ayo ayo." Jawab ibunya

Mereka semua lalu meninggalkan Monica disana sendiri, tidak ada yang peduli padanya sekarang.

"Hahh, hahh??." Monica kebingungan

"Tante, kakek.  Masalah Alena pukul aku belum diberesin lohh." Monica berteriak keras sambil menghentakkan kakinya ke tanah berkali kali.

"Haihsshhhhhh." Gertaknya kesal.

///

Di sisi lain, seokjin berhasil membawa Alena ke kamarnya yang ada diatas. Dia menidurkan dan menind*h Alena dari atas tanpa memberinya celah untuk dia bisa kabur. .

"Kamu.."

Cupppp

Belum sempat Alena berbicara, seokjin langsung menci*m lembut bibir gadis itu agar terdiam.

Alena membulatkan matanya karena terkejut, pasalnya bukankah mereka ini hanya sebatas pernikahan kontrak?

Sesaat dia berhasil melepaskan tautan mereka, tapi belum sempat bernafas seokjin kembali menariknya yang membuat Alena menjadi kesal.

Tidak disangka, ternyata kakek dan ibunya menyusul kelantai atas untuk memastikan Alena baik baik saja.

Mereka lalu menguping di depan kamar mereka sambil mengendap endap.

Di dalam, Alena yang sudah kelewat marah dia pun menggigit bibir pria itu sampai sedikit terluka. Dan akhirnya dia mau melepaskan Alena.

Seokjin memegang bibirnya yang terluka, Alena sejujurnya merasa tak enak hati. Tapi mau bagaimana lagi, ini bahkan tidak ada dalam surat perjanjian mereka di awal.

"Kamu." Alena kembali ingin berbicara namun seokjin segera menahan bibirnya dengan satu jari.

"Kakek dan yang lainnya masih curiga, kalau pernikahan yang kita lakukan adalah palsu. Aku di introgasi cukup lama tadi. Sekarang mereka sedang menguping diluar, apakah kita perlu melakukan sesuatu agar mereka percaya?." Tanya seokjin

"Jadi keluarga kamu sedang menguping diluar sekarang?.", tanya Alena sambil berbisik

"Hmm ya, itu karena mereka tidak percaya kalau kita sudah menikah sungguhan." Jawab seokjin

Alena lalu berfikir cukup lama, saat seokjin hendak kembali memeluk dan menc*umnya dia langsung mendorong tubuh pria itu.

"Karena tadi kamu menc*umku dan itu tidak ada pembicaraan lebih dulu, makan kamu dikenakan biaya lebih untuk membayar ku. Setidaknya perbulan menambahkan,  segini." Ucap Alena sambil memainkan satu jari telunjuknya

"Mereka masih diluar kamar sekarang, kalau kamu mau bekerja sama denganku untuk meyakinkan mereka. Maka aku bisa menambahkannya sedikit lagi." Ucap seokjin  mencoba bernegosiasi.

"Tambah satu angka lagi?." Alena merubah satu jarinya menjadi dua.

"Oke." Jawab seokjin tegas

Alena senang dan langsung menepuk tangannya dengan keras. Dia sampai lupa kalau disana masih ada seokjin dan bertingkah seperti anak kecil yang mendapat uang jajan

*Awalnya hanya dua miliar perbulan, tapi sekarang, sekarang ditambah lagi 200 juta. Orang tuaku saja tidak pernah memberiku uang sebanyak ini, ternyata bisnis seperti ini sangat menjanjikan.* Batin Alena senang.

Karena saking girangnya, Alena tidak sadar kalau salah satu bajunya yang di bagian bahu ada yang merosot, lalu seokjin membenarkannya.

"Ekhemmm, oke. Tapi kamu gak boleh cium aku lagi!." Usul Alena.

"Lalu gimana kita lanjutin akting ini?." Tanya seokjin bingung

"Bukankah kamu impoten, sekarang lihatlah caraku." Ucap Alena tenang

Seokjin yang mendengar itu sebenarnya sedikit terkejut, siapa lah yang sudah menyebarkan berita Tidak benar itu.

Alena lalu duduk dikasur dengan santai, lalu meminta seokjin untuk melepaskan sepatunya... Lalu..

//

"Sayang.."

"Kita belum makan loh.."

"Kamu ngapain buka bajuku ihh."

Alena terlihat melompat lompat dikasur sambil memperagakan bajunya ditarik, itu semua dia lakukan sendiri.

Sedangkan seokjin hanya tertawa melihat kelakuan cegilnya satu ini. Dan rupanya cara ini lumayan berhasil.

Diluar ibunya tersenyum puas mendengar suara Alena.

"Anak anak ini, ternyata mereka memang bisa diandalkan untuk memberikanku seorang cucu." Ucap ibunya senang.

Sedangkan di dalam Alena masih terus melanjutkan aktingnya.

"Kamu ini, berhentilah untuk terus menindasku." Alena mengibaskan gaun panjangnya kearah wajah seokjin yang sekarang sudah tertawa kecil.

"Ihh sayang.."

"Sayang kamu ngapain sih.."

Ibunya yang mendengar itu langsung terfikirkan sesuatu.

"Tidak bisa, aku harus segera menyiapkan sesuatu untuk mereka malam ini." Ucap ibunya

Lalu diapun berbalik dan melihat kearah kakek.

"Eh ayah, ayo cepat kita turun." Ibunya menarik kakek untuk turun.

Pendengaran kakek memang kurang baik, karena usianya juga sudah sangat tua.

"Haduhhh, huhh huhhh huhh." Alena terus menarik nafas panjang karena kelelahan melompat lompat daritadi.

"Mereka sudah pergi? Aku capek banget." Bisik Alena

Tubuhnya lalu ambruk di atas kasur itu saking lelahnya,

"Tuan seokjin, pekerjaan ini memang gak gampang ternyata.  Kita sudah sepakat, kita harus cepat menyusun sebuah kontrak nanti. Dan kamu tidak boleh mengingkarinya." Ancam Alena dengan nafas masih tersengal senggal

Seokjin hanya tersenyum, lalu mengeluarkan sebuah sapu tangan untuk mengelap keringat gadis itu.

Lalu tiba tiba dia setengah berdiri di kasur itu dan mendekati seokjin.

"Selain itu, kalau suatu saat kamu mau menambahkan peran apapun. Kamu harus memberitahuku lebih dulu. Jika peran itu mudah, mungkin aku bisa memberimu gratis nanti. Tapi untuk peran penting, tentu saja harus tetap bayar lebih."

"Aku ini kesini untuk bekerja, jadi gak bisa semuanya gratis.", ujar Alena dengan sinis

"Begitu ya?." Ledek seokjin sambil mengangkat satu alisnya.

"Hmmm.", Alena menjawabnya kencang.

Tiba tiba ponsel seokjin berdering, menandakan ada panggilan masuk.

"Kamu Istirahat lah lebih dulu, nanti turunlah untuk makan." Ujar seokjin

"Tenang saja tuan, aku adalah pegawai yang rajin pastinya. " Alena menepuk dada seokjin dengan lembut

"Kinerjaku pasti akan bagus." Dia lalu dengan iseng mencubit pelan dada pria itu sambil tertawa kecil.

Seokjin tersenyum menahan rasa salah tingkahnya, Karena dia merasa Alena sedang menggodanya diapun merasa malu.

Lalu seokjin memilih keluar untuk menghindari ejekan Alena. Sedangkan Alena masih terus saja menggodanya.

"Sayang, sayang.. sayangg..." Alena meledek perannya sendiri

Mereka berdua lalu saling tersenyum bahagia, meski hanya sebuah peran. Namun seokjin merasa sangat senang bisa selalu didekat orang yang dia cintai selama ini..

Hallo

Jangan senyum senyum sendiri.. ntar disangka halu🤣

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!