Idola! kebanyakan orang pada umumnya, memiliki seseorang yang menjadi idolanya. Tidak soal kamu tua mau pun muda.
Seperti Freya Collie Lambert, gadis berusia dua puluh tiga tahun, diam-diam mengagumi seorang pria dewasa, yang semua orang kenal pria itu sangat kejam dan dingin.
Tidak tahu kapan persisnya, Freya sangat mengagumi sosok pria kejam itu, yang ia ingat, ia tanpa sengaja melihat pria itu membantai sekumpulan pria pembunuh bayaran dengan begitu kerennya.
Austin Chloe, tidak menyangka di usianya yang memasuki hampir empat puluh, yang tepatnya tiga puluh sembilan tahun, di kagumi oleh seorang gadis muda yang sangat jauh di bawah usianya.
Bagaimana sikap Austin Chloe, si pria yang dulunya di anggap semua orang pria sampah, menghadapi gadis muda dan polos yang jatuh cinta padanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9.
Selesai mengurus Ayahnya, Freya pun berangkat kerja. Seperti biasa ia masuk kerja jam sepuluh siang, karena toko dessert buka jam sebelas siang.
Freya telah bekerja selama tiga tahun di toko tersebut, selain gaji yang lumayan untuk menutupi kebutuhannya dengan Ayahnya sehari-hari, sebagian karyawan toko sangat baik pada Freya.
Toko biasanya akan ramai, saat menjelang selesai makan siang. Banyak yang akan membeli makanan penutup, dan juga ada yang makan di ruang privasi toko.
Toko menyediakan lantai dua untuk pelanggan, yang ingin menikmati dessert di toko. Di lengkapi dengan ruang VIP, yang biasanya di pesan oleh pelanggan tertentu.
"Freya, kamu bawa ini pada pelanggan VIP di ruang satu, ya!" Manajer toko memberikan satu nampan dessert kepada Freya.
"Baik, Nyonya!" jawab Freya, dengan suara ceria seperti biasanya.
Tiba-tiba Freya tertegun melihat dessert yang ia pegang, dessert yang biasanya di pesan oleh seseorang yang ia kagumi. Mata Freya seketika berbinar, dan bibirnya pun ikut seketika menyunggingkan senyuman senang.
"Baik, Nyonya!" kembali ia menjawab sembari menganggukkan kepalanya dengan cepat.
Dengan penuh semangat, Freya menaruh dessert ke atas meja troli, bersama pesanan kopi pelanggan VIP tersebut. Tiga cangkir kopi dan tiga wadah dessert, ia susun rapi di atas meja troli.
Freya mendorong troli menuju lift, senyumannya terus saja merekah dengan raut wajah yang berbinar-binar. Ia terlihat begitu bersemangat.
Tok! tok!
Ia mengetuk ruang VIP sebelum membuka pintu, setelah ia sampai di lantai dua. Perlahan tangannya pun membuka pintu ruang VIP, dan sebelum ia mendorong meja troli masuk ke dalam, Freya memberi salam terlebih dahulu kepada pelanggan khusus tersebut.
"Dessert pesanan anda, Tuan!" sahutnya dengan nada lembut dan ramah, lalu mendorong meja troli dengan hati-hati ke dalam ruangan.
Freya melihat pria yang ia kagumi memandang keluar kaca tempered, dengan tatapan datar tanpa perduli dengan sekitarnya.
Pria itu kali ini membawa dua temannya, yang di perkirakan Freya, ke dua pria itu pasti anak buah pria dingin itu. Ke duanya menoleh memandang Freya yang masuk mendorong meja troli.
"Silahkan, Tuan" ucap Freya setelah meletakkan tiga cangkir kopi dengan hati-hati ke atas meja, tepat di depan ke tiga pria tersebut.
"Apakah saya perlu memotong dessert nya untuk anda bertiga, Tuan?" tanya Freya lagi dengan nada yang ramah dan lembut.
Ia tidak ingin segera pergi dengan cepat dari ruang VIP tersebut. Ia ingin berada di sana sekitar lima menit saja kalau bisa. Melayani pria yang ia kagumi, rasanya sangat menyenangkan.
Tatapan mata dua teman pria tersebut, tidak berpaling ke mana pun, sedari Freya masuk ke dalam ruang VIP. Tatapan mata mereka terpaku memandang Freya.
"Oh, iya, silahkan, Nona!" jawab salah satu dari teman pria itu tanpa sadar, masih dengan lekat memandang Freya tanpa berkedip.
"Baik!"
Senyuman ceria Freya tidak ia sadari, membuat wajahnya terlihat semakin cantik dan menawan. Dan Freya tidak menyadari kalau dirinya terlihat di kaca tempered, yang sedari tadi diam-diam di perhatikan pria yang ia kagumi.
Saking gembiranya tangan Freya pun gemetar, saat ia meletakkan piring dessert yang telah ia potong, ke depan dua pria itu. Dan saat piring terakhir ia letakkan ke depan pria idolanya, tangannya semakin gemetar.
Freya nyaris menjatuhkan piring berisi dessert itu, ketika tiba-tiba tubuh pria tersebut bergerak tidak memandang ke luar toko lagi.
Melihat piring dessert yang di pegang Freya hampir jatuh, dengan reflek tangan besar pria itu membantu Freya memegang piring dessert tersebut.
Dan, tanpa sengaja jemari mereka pun saling bersentuhan. Dan, sentuhan itu membuat wajah Freya pun seketika memeraha, lalu dengan reflek Freya menarik tangannya.
Sentuhan jemari pria itu, bagaikan aliran listrik bervolume tegangan tinggi. Membuat jantungnya berdegup dengan kencang. Ia harus segera keluar, karena ia semakin gemetar.
Saking gembiranya, Freya tidak dapat mengontrol dirinya, dan ia sangat malu sekali tidak bisa tenang di depan pria itu.
"Silahkan di nikmati dessert nya, Tuan! semoga anda semua menyukainya, dan tetap menjadi pelanggan tetap toko kami, permisi!"
Karena sudah terlanjur gugup dan malu, Freya memberikan sopan santunnya dengan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Lalu bergegas keluar dari ruang VIP tersebut, sembari mendorong meja troli dengan tergesa-gesa.
Bersambung.......
Akhirnya Austin ketemu Erick🤗
lanjut