NovelToon NovelToon
My Lovely Step Brother

My Lovely Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

09 : Terbongkar

...- happy reading -...

...***...

Juan nampak gusar sedari tadi. Ia sudah rapi dan memakai seragam lengkap tapi dirinya tidak bisa tenang. Bagaimana bisa tenang? Semalam Laras memaksanya untuk shareloc dan mengantarnya ke sekolahan.

"Tck, gimana nih? Ih, bego banget sih!"

Juan meremas jemari tangannya. Lalu tidak lama ponselnya berdering, wajah Laras terpampang di ponselnya. Dengan ragu ia mengangkat panggilan itu.

"Juan? Serius rumah lo disini? Gue udah di depan nih."

"I-iya kak."

Juan pun mematikan sambungan telepon, matanya membelalak melihat Joanna yang berjalan santai ke arah pintu.

"Kak, jangan!"

Krieett

Pintu terbuka dan kedua insan itu saling bertatapan. Anggota Girlvy tahu rumah itu adalah tempat tinggal Joanna meskipun mereka tidak pernah masuk ke dalam.

"Lo..." Laras kehabisan kata kata, ia sudah merasa heran saat lokasi yang di kirim Juan mengarah ke rumah Joanna.

"Lo cari Juan, kan?"

Joanna berjalan santai menuju mobilnya dengan tas terlampir di pundak. Juan yang baru saja keluar rumah merasa canggung luar biasa. Jelas saja ia merasa canggung, selama ini rahasia hubungannya dan Joanna sudah tertutup rapat dan sekarang semuanya benar-benar terbongkar.

"Kak..." Juan menatap Laras gugup, namun dugaan nya salah, Laras tersenyum ke arahnya.

"Ayo naik, nanti kesiangan kita."

Juan pun segera bergegas membuka pagar besi yang tidak tinggi itu dengan lebar, sekalian agar Joanna bisa keluar nanti. Lalu ia menerima helm yang di sodorkan oleh Laras. Juan pun segera menaiki motor dan tersenyum kaku.

"Udah Kak."

Laras refleks menoleh lalu turun dari motornya. Juan keheranan dengan itu. Apa Laras marah padanya? la melihat Laras berjalan ke arah mobil dimana Joanna masih sibuk memanaskan mobil. Laras membuka pintu belakang mobil Joanna dan melemparkan tasnya disana.

"Joanna, gue nitip tas! Thanks nanti gue traktir." Lalu pintu mobil di tutup dan Laras segera berlari menuju motornya.

Joanna hanya bisa melihat dari spion mobil dan meremas kemudinya, bisa bisanya Laras seenaknya padanya. Hanya Laras yang berani begitu padanya.

"Yuk, udah?" Laras duduk di motornya lalu menoleh sedikit ke arah Juan.

"Udah Kak," jawab Juan seadanya, lalu Laras berdehem pelan dan menarik kedua tangan Juan ke pinggangnya, membuat lelaki itu terkejut setengah mati.

"Pegangan biar ga jatuh, gue selalu ngebut soalnya."

Juan bisa melihat senyum Laras dengan wajah terpaku, pipinya bersemu merah akibat perlakuan tiba tiba perempuan itu. Lain halnya dengan Joanna yang masih bisa melihat kejadian itu lewat spion mobil. Suasana di dalam sana semakin terasa panas padahal jelas jelas AC mobil menyala.

"Oke, kita berangkat. Jangan dilepas kalo lo ga mau terbang ke tiup angin."

Laras terkekeh pelan lalu mulai melajukan motornya dengan cepat. Keduanya bercanda ria dengan diiringi tawa. Juan yang tertawa renyah dengan candaan Laras hingga keduanya tidak sadar sudah memasuki area sekolah.

Semua mata memandang ke arah keduanya, merupakan pemandangan yang sangat langka. Laras yang tidak pernah terlihat tertarik dengan laki-laki manapun tiba tiba datang dengan membonceng adik kelas?

Bahkan sampai motor itu berhenti di area parkir pun semua mata tertuju ke arah mereka. Juan yang tidak nyaman dengan perhatian itu pun segera melepas helm yang ia kenakan.

"Kak banyak yang liat."

"Santai aja kali, mereka liatin gara gara lo ganteng."

Jantung Juan berdetak cepat. Hingga tidak lama kemudian mobil Joanna sampai ke parkiran, perempuan itu segera turun dari mobilnya dan membuat atensi beralih padanya.

Dengan cepat Laras berlari ke arah Joanna sembari menggenggam pergelangan tangan Juan. Ia dengan santai membuka pintu belakang dan mengambil tasnya.

"Thanks."

Joanna dan Juan saling bertatapan, tatapan tajam itu membuat Juan merasa akan menjemput ajalnya.

"Ayo Juan, gue anter ke kelas."

Keduanya berjalan ke dalam sekolah dengan Joanna di belakang ke duanya, namun karena merasa tidak nyaman Joanna pun berjalan mendahului keduanya. Sesampainya di kelas Juan, keduanya saling bertatapan dengan atmosfer tidak secanggung tadi.

"Makasih loh Kak, btw soal Kak Joanna..." Juan terdiam.

"Santai aja, gue ga mikir yang aneh aneh kok. Btw gue balik ke kelas dulu ya." Setelah saling melambaikan tangan, Juan pun masuk ke kelas.

Benar saja ia langsung di kerumuni teman teman nya yang meminta klarifikasi. Juan hanya memutar bola matanya malas dan berjalan keluar dari kerumunan itu menuju mejanya.

"Ga ada yang bisa gue jelasin, oke."

Kerumunan teman teman cowoknya itu mendesis kecewa lalu kembali ke tempat duduknya masing masing. Juan hanya menghela nafasnya kasar, ia tahu pasti semua orang kini penasaran dengan nya.

"Nanti gue jelasin."

Lalu ketiga teman nya itu mengangguk pelan dan duduk tertib di meja masing masing.

***

"Sebenernya, Juan siapanya lo?" Laras memecah keheningan di rooftop sekolah, dimana geng Girlvy berkumpul disana saat jam istirahat ini.

"Hah maksud lo?" Joanna melihat ke arah Laras, mengundang perhatian seluruh member Girlvy.

"Hari ini gue jemput Juan. Ternyata satu rumah sama Joanna," jawab Juan santai. Sontak semuanya terkejut, memang Joanna ini sangat tertutup soal keluarganya. Bahkan mereka hanya tahu letak rumahnya saja, tidak ada yang pernah masuk ke sana.

"Wah.. Joan! ini mah lo kudu cerita ke kita kita. Bisa bisanya kita gak tau lo serumah sama si Juan, padahal kalian kalo di sekolah keliatan kaya ga kenal." Ruby tertawa pelan lalu membenarkan posisi duduknya.

Sementara Joanna mengeluarkan rokok lalu menjepitnya di kedua bibirnya. Ia menyalakan korek dan hendak membakar ujung rokok itu, tapi dengan cepat Ruby menarik rokok itu lalu membuangnya. Joanna menatap tajam Ruby tapi perempuan itu tak gentar.

"Ga ada yang perlu gue ceritain."

Joanna meletakkan kembali korek ke saku celananya lalu memasukkan kedua tangan nya ke kantong celana nya.

"Ayolah, lo mau sampe kapan tertutup sama kita kita? Emangnya lo anggap apa sih Girlvy tuh?" Lisa menyenderkan tubuhnya lalu bersidekap menatap Joanna.

Joanna kembali menghela nafasnya dan menatap Laras dengan tatapan dingin. Laras hanya membalasnya dengan tatapan tak gentar.

"Dia adek gue, anak angkat di keluarga gue."

"Hah?!"

***

Di lain tempat ke tiga laki-laki mempesona itu duduk di kantin, mereka terdiam mendengarkan penjelasan dari Juan sembari sibuk memakan makanan masing-masing.

"Anjir, lo serius?" Gerald hampir saja tersedak batagor. Juan mengangguk pelan.

"Sorry ya gue ga pernah cerita ke kalian. Selama ini Kak Joanna yang minta buat jangan pernah umbar hubungan kita ke publik, padahal ga ada salahnya kan? Gue emang dari dulu ga pernah dianggap sih." Juan tersenyum kecut, membuat ketiga teman nya ikut merasa sedih.

"Gapapa, kita ga marah kok. Lain kali lo cerita aja ke kita kalo ada apa-apa, pasti kita dengerin."

Saka tersenyum sembari menepuk punggung Juan pelan. Mendengar itu, Juan merasa lega. la senang akhirnya tidak perlu menutupi sesuatu dari teman nya lagi, selain itu respon mereka baik, membuatnya merasa beruntung memiliki mereka dalam hidupnya.

1
Maya Sari
mulai baca Thor, semoga lanjut ya Thor cerita nya gk d gantung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!