NovelToon NovelToon
The Story Of Jian An

The Story Of Jian An

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:560
Nilai: 5
Nama Author: NinLugas

Pada abad ke-19, seorang saudagar China yang kaya raya membawa serta istri dan anaknya menetap di Indonesia. Salah satu anak mereka, Jian An, tumbuh menjadi sosok yang cerdas dan berwibawa. Ketika ia dewasa, orang tuanya menjodohkannya dengan seorang bangsawan Jawa bernama Banyu Janitra.

Pada malam pertama mereka sebagai suami istri, Banyu Janitra ditemukan tewas secara misterius. Banyak yang menduga bahwa Jian Anlah yang membunuhnya, meskipun dia bersikeras tidak bersalah.

Namun, nasib buruk menghampirinya. Jian An tertangkap oleh orang tidak dikenal dan dimasukkan ke dalam sumur tua. berenang di permukaan air sumur yang kini tidak lagi berada di abad ke-19. Ia telah dipindahkan ke kota S, tahun 2024. Dalam kebingungannya, Jian An harus menghadapi dunia yang jauh berbeda dari yang ia kenal, berusaha menemukan jawaban atas misteri kematian suaminya dan mencari cara untuk kembali ke masa lalu yang penuh dengan penyesalan dan rahasia yang belum terungkap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NinLugas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

30

Jian An merasa sedikit canggung berjalan bersama Pak Joyo di supermarket. Meskipun ia baru saja menikah dengan Saka, perasaannya masih penuh kebingungannya. Setiap langkahnya membawa dia lebih jauh dari kenyamanan yang dia kenal, tapi setidaknya ada satu hal yang bisa dia lakukan belanja.

Pak Joyo sangat perhatian, membimbingnya dengan sabar dan memastikan bahwa semua barang yang diperlukan sudah terisi dalam keranjang belanja. Mereka memilih bahan makanan dan barang rumah tangga yang akan digunakan di rumah Saka, sebuah rumah besar yang kini terasa begitu asing bagi Jian An. Ia tidak bisa menahan diri untuk merasa sedikit terasing di sana, dan belanja dengan Pak Joyo sedikit memberi ruang bagi pikirannya untuk tenang.

"Jian An, ini cukup?" Pak Joyo bertanya, menahan sebungkus besar bahan makanan yang sudah ditambahkan ke dalam keranjang. Jian An mengangguk pelan, berusaha untuk merasa lebih baik meskipun hatinya masih terikat dengan perasaan campur aduk.

Pak Joyo tersenyum dan melanjutkan memilih barang lainnya. Jian An sesekali melirik ke beberapa rak produk yang menarik perhatiannya. Setiap barang yang ia pilih seolah menjadi cara untuk mengalihkan pikirannya, meskipun bayang-bayang Saka dan ketidakpastian hubungan mereka terus menghantui.

Sesampainya di kasir, Pak Joyo memandu Jian An dengan lembut, namun dia tahu bahwa dalam hati wanita itu sedang bergelut dengan banyak pertanyaan dan keraguan. Tak satu pun dari mereka yang tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi antara Jian An dan Saka, tapi belanja ini setidaknya memberi mereka momen kecil untuk berbicara tanpa tekanan.

Sesampainya di rumah, Jian An merasa sedikit lebih tenang. Mengingat kembali kenangan tentang ibunya yang dulu sering memasak bersama membuatnya merasakan kehangatan meski hanya sejenak. Malam itu, dia memutuskan untuk mencoba memasak masakan sederhana yang pernah diajarkan ibunya. Sebuah cara untuk mengatasi perasaan cemas dan rasa kehilangan yang masih menyelubungi dirinya.

Gendis yang dipanggil oleh Jian An datang dengan senyuman ramah. Dia tidak bertanya banyak, tahu bahwa Jian An mungkin sedang membutuhkan teman untuk berbicara dan juga untuk membantu di dapur. Mereka mulai menyiapkan bahan-bahan, sementara Jian An dengan hati-hati mengikuti instruksi ibunya dalam membuat sambal terasi dan nasi goreng—dua hidangan sederhana yang selalu membuatnya merasa lebih dekat dengan masa kecilnya.

"Gendis, kamu yakin ini akan berhasil?" tanya Jian An sambil mencicipi sedikit sambal yang baru saja dibuat. Gendis tersenyum dan mengangguk. "Tentu, saya bantu sebaik mungkin," jawabnya sambil menyiapkan bahan lainnya. Keberadaan Gendis membuat suasana di dapur terasa lebih hidup. Meskipun Gendis hanya seorang pembantu, kehadirannya sangat berarti bagi Jian An.

Di tengah proses memasak, Jian An mulai merasa sedikit lebih baik. Walaupun jauh dari keluarga, ia merasa seolah ibunya ada di sampingnya, memberikan dukungan melalui resep yang sudah lama ia hafal. Dengan setiap langkah yang diambil, perasaan cemasnya sedikit demi sedikit menguap.

Ketika masakan selesai, mereka duduk bersama di meja makan untuk menikmati hasil kerja keras mereka. Jian An merasa ada rasa kebanggaan dalam dirinya karena berhasil menyiapkan makanan meskipun tidak sempurna. Gendis memujinya, dan senyum Jian An semakin lebar. Malam itu, mereka makan bersama, sejenak melupakan semua ketegangan dan keraguan yang ada.

"Kamu kerja sama aku aja, nanti aku pinta Saka untuk kamu tinggal bareng disini." Pinta Jian An.

Gendis terkejut mendengar permintaan Jian An. Dia menatap wanita itu sejenak, mencerna kata-kata yang baru saja diucapkan. "Tapi, Nona, apakah Saka setuju dengan itu?" tanyanya hati-hati. Gendis merasa agak ragu, mengingat hubungan antara Saka dan Jian An yang masih rumit, ditambah lagi dengan posisi Gendis sebagai pembantu yang tidak ingin terlalu banyak mencampuri urusan pribadi majikannya.

Jian An menghela napas, menatap Gendis dengan tatapan penuh harap. "Aku tidak tahu, tapi aku merasa kamu lebih dari sekadar pembantu di sini. Kamu sudah seperti teman yang sangat aku butuhkan." Jian An mengatur gelas di depan dirinya, menundukkan kepala sejenak sebelum melanjutkan. "Aku ingin kamu tinggal di sini. Aku merasa lebih tenang jika ada orang yang bisa aku ajak bicara. Ini juga akan membuatmu lebih nyaman."

Gendis merasa hati kecilnya terharu mendengar itu. Dia tidak pernah menduga bahwa hubungan mereka akan sampai sejauh ini, apalagi setelah melihat bagaimana sikap Jian An yang awalnya terlihat jauh dan tertutup. "Kalau begitu, saya akan pertimbangkan dengan baik-baik, Nona," jawab Gendis dengan senyum ringan.

Jian An tersenyum lega mendengar jawaban itu. "Terima kasih, Gendis. Aku sangat menghargai bantuannya selama ini." Suasana yang semula canggung perlahan mulai cair, dan mereka berdua duduk bersama untuk menyelesaikan makanan yang telah mereka buat dengan tangan sendiri. Meskipun belum tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, Jian An merasa sedikit lebih tenang dengan keputusan yang baru saja diambilnya.

Saka selalu menekankan betapa pentingnya privasi bagi dirinya. Sejak kecil, dia terbiasa dengan kesendirian di rumah besar itu. Bagi Saka, rumah bukan hanya tempat untuk beristirahat, tetapi juga ruang pribadi yang harus dihargai dan dijaga dari gangguan. Setiap minggunya, dia hanya membiarkan staf rumah tangga datang untuk membersihkan rumah, selebihnya, dia lebih suka menghabiskan waktu sendirian. Keputusan untuk mengundang siapa pun, apalagi untuk tinggal bersama, adalah hal yang sangat jarang terjadi bagi Saka.

Namun, sejak Jian An hadir dalam hidupnya, semuanya terasa berbeda. Saka merasa terganggu dengan kehadiran seseorang di rumahnya. Meskipun dia tahu pernikahan mereka adalah bagian dari perjanjian, tetap saja ada perasaan canggung dan tidak nyaman yang muncul setiap kali Jian An berada di sekitar. Keinginan untuk menjaga rumahnya tetap sebagai tempat yang sepenuhnya miliknya terasa semakin sulit dipenuhi.

Ketika Jian An meminta Gendis tinggal bersama mereka, Saka merasa sedikit marah. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya memiliki lebih dari satu orang di rumah yang sangat dia anggap sebagai ruang pribadi. Meskipun dia tidak ingin mengungkapkan perasaannya secara langsung, Saka merasa bahwa permintaan itu adalah batas yang tidak bisa dia terima.

Saka tahu bahwa Jian An membutuhkan seseorang untuk berbicara dan merasa lebih nyaman di rumah yang asing baginya, namun, bagi Saka, semuanya harus ada batasan. Rumah ini bukan tempat untuk menambah kerumitan hidupnya. Dia merasakan ketegangan di antara mereka, dan meskipun dia peduli pada Jian An, dia juga merasa cemas jika terlalu banyak orang yang terlibat dalam kehidupannya yang sudah dia anggap cukup rumit.

Namun, Saka juga tahu bahwa dia tidak bisa terus menerus menghindari kenyataan. Hubungan mereka, meski didasari oleh perjanjian, memerlukan kompromi. Saka harus menemukan cara untuk menyeimbangkan keinginannya untuk menjaga privasi dengan keinginan Jian An untuk merasa aman dan diterima. Dalam hatinya, Saka merasa bingung dan sedikit terjepit antara perasaannya sendiri dan tuntutan kehidupan baru yang tidak bisa lagi dia hindari.

Jian An merasa sedikit terkejut dengan penjelasan Saka. Dia sudah menduga bahwa Saka sangat menjaga privasinya, tetapi mendengar penjelasan langsung darinya membuatnya merasa sedikit terluka. Jian An sudah terbiasa dengan kesendirian, namun ada harapan kecil dalam dirinya agar dia bisa merasakan kenyamanan, bukan hanya sebagai pasangan perjanjian, tetapi juga sebagai seseorang yang diakui dan dihargai dalam hidup Saka.

Tanpa banyak berkata, Jian An memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Pikirannya sedang kacau, mencoba untuk memahami perasaan yang bercampur aduk. Dia merasa cemas dengan situasi ini—tidak hanya karena hubungan mereka yang berdasarkan perjanjian, tetapi juga karena perasaan yang mulai tumbuh di dalam dirinya. Perasaan yang membuatnya merasa semakin terikat pada Saka, meskipun ia tahu itu bisa menjadi hal yang sangat rumit.

Di dalam kamarnya, Jian An duduk di tepi tempat tidur, menatap kosong ke luar jendela. Dia menyadari bahwa apa yang diinginkannya mungkin tidak sesuai dengan apa yang Saka inginkan. Jian An mencoba menenangkan dirinya, meyakinkan diri bahwa semua ini hanya bagian dari pernikahan yang dia jalani karena kewajiban, bukan karena cinta. Namun, hatinya sering kali menentang logika itu.

Sementara itu, Saka kembali ke rutinitas hariannya, merasa sedikit lebih tenang setelah berbicara dengan Jian An. Namun, dia juga merasa ada ketegangan yang menggantung di antara mereka. Meskipun dia mencoba untuk tidak terlalu peduli, dia tak bisa mengabaikan kenyataan bahwa perasaan yang belum sepenuhnya dia pahami mulai muncul, baik pada dirinya maupun Jian An.

Namun, untuk saat ini, mereka berdua terjebak dalam kebisuan, masing-masing mencoba untuk menghadapi perasaan mereka sendiri.

1
yanah~
Mampir kak, tulisannya rapi, enak dibaca 🤗
¶•~″♪♪♪″~•¶
semangat kk/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!