NovelToon NovelToon
Loves Ghosts

Loves Ghosts

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Hantu
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: H_L

Rain, gadis paling gila yang pernah ada di dunia. Sulit membayangkan, bagaimana bisa ia mencintai hantu. Rain sadar, hal itu sangat aneh bahkan sangat gila. Namun, Rain tidak dapat menyangkal perasaannya.

Namun, ternyata ada sesuatu yang Rain lupakan. Sesuatu yang membuatnya harus melihat Ghio.

Lalu, apa fakta yang Rain lupakan? Dan, apakah perasaannya dapat dibenarkan? bisa kah Rain hidup bersama dengannya seperti hidup manusia pada umumnya?

Rain hanya bisa berharap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon H_L, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perasaan Rain

"Mama!"

"Keluarga?"

"Dimana keluargaku?"

"Aku ingin mama."

"Aku bukan hantu."

"Tolong cari mamaku."

Rain terbangun dari tidurnya. Keringat bercucuran membasahi tubuhnya.

Lagi. Ia bermimpi lagi.

Rain membasahi bibirnya. Mimpi apa barusan? Kenapa ia bisa bermimpi seperti itu?

Rain bangkit dari tidurnya. Ia duduk dengan bersandar ke dinding. Ia melirik sekelilingnya. Sepi. Rain sendirian.

"Ghio." kata itu keluar dari mulut Rain. kedengaran seperti sebuah gumaman.

Ya. Lagi-lagi, Rain bermimpi tentang Ghio. Ini yang kedua kalinya. Kenapa ia jadi sering memimpikan hantu itu? Apa Rain terlalu memikirkannya sampai terbawa mimpi?

Tapi, kali ini mimpinya terasa beda. Dalam mimpinya, Ghio seolah-olah... Ah, entahlah, Rain tidak bisa mendefenisikan. Yang pasti, Rain merasakan aura suram dan kesedihan. Seolah-olah, sosok itu ingin keluar dari ruang yang mengurungnya.

Rain menghela napas. Mimpi itu membuatnya berpikir keras. Mimpi itu seolah-olah memberitahunya penderitaan Ghio. Rain seolah-olah ikut di dalamnya, dimana Rain ikut merasakan penderitaan itu.

Tiba-tiba saja jantung Rain berdetak keras. Rasanya nyeri menyerang jantungnya. Tangan gadis itu meremas dadanya. Sesak. Rain belum pernah merasakan sakit seperti ini.

"A...yah..."

Dalam keadaan seperti ini, tidak ada seorang pun yang dapat melihat keadaannya.

Rain terjatuh ke lantai. kedua tangannya tetap meremas dadanya yang terasa sesak dan nyeri.

"To-long..." Bahkan mengeluarkan suara pun Rain tak sanggup.

Napasnya tersengal. Jantungnya terus berpacu dengan kuat dan cepat. Tubuh Rain seolah tak berdaya. Keringat terus bercucuran membasahi tubuhnya hingga lantai. Kulitnya pucat bagaimana kertas.

Samar-samar, dalam penglihatan Rain, hujan deras menimpa tubuhnya. Mata Rain kunang-kunang. Ia mencoba untuk tetap membuka kedua matanya dan yang dia lihat hanyalah lantai kamar.

Namun, kembali Rain mendengar suara hujan deras seolah menimpa tubuhnya. Tapi, tetap saja hanya lantai kamar yang dilihat matanya.

Tubuh Rain seolah remuk. Rain merasakan tubuhnya seolah mati rasa. Namun, tangannya terus meremas. Jantungnya terus berdetak cepat.

Rain berdoa dalam hati. Hanya itu yang mampu ia lakukan sekarang. Ia berharap ia masih bisa melihat matahari besok. Hingga perlahan, gelap menyelimuti penglihatan Rain. Perlahan tubuhnya melemas. Tangannya jatuh ke lantai.

Rain tidak sadarkan diri.

Sementara itu, sosok pria yang mengenakan hoody menatap sekelilingnya yang gelap dan terasa hampa. Sosok itu adalah Ghio.

Ghio tidak dapat melihat apa pun. Gelap meliputi seluruhnya. Ia berjalan dan terus berjalan tak tentu arah. Namun, hanya gelap yang didapatinya.

Entah sudah sejauh mana ia berjalan. Yang pasti, Ghio sudah merasa lelah. Tubuhnya seperti tak sanggup lagi untuk melangkah ke depan. Karena ruang yang ia pijak seolah tak memiliki ujung.

"Tolong!"

Sekeras apapun Ghio berteriak, tetap tak ada perubahan.

"Tolong!" Suara Ghio hampir habis. Ia telah berteriak sepanjang waktu, namun tak seorang pun datang menolongnya.

Ghio bersimpuh tak berdaya. "Tolong..." lirihan letih keluar dari mulutnya.

Perlahan air mata mulai berkeluaran dari ujung matanya. Ghio menangis meratapi kondisinya.

"AAAGH!"

Ia ingin keluar.

***

Cahaya samar-samar menusuk retinanya. suara kicauan burung dan keributan luar memenuhi telinga. Perlahan gadis itu bergerak, hingga kedua matanya mulai terbuka.

Hal pertama yang ia lihat adalah lantai kamar. Pantulan cahaya dari matahari ke ubin terus masuk ke mata Rain. Silau yang ia dapat.

Dingin terasa menusuk tubuhnya.

Perlahan kesadaran Rain mulai terkumpul. Lantas, ia duduk dari posisi tidurnya.

Rain masih di lantai.

Tiba-tiba Rain memegang dadanya. Lalu helaan napas lega keluar dari mulutnya.

Hampir saja. Rasanya, tadi malam Rain hampir mati. Ia belum pernah merasakan sakit seperti itu.

"Apa gue punya riwayat sakit jantung, ya?" gumamnya.

Rain beranggapan seperti itu, karena jantungnya benar-benar berdetak sangat cepat dan kuat.

Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di benak Rain. Ia takut kalau benar ia mempunyai sakit seperti itu. Tapi, tadi malam rasanya sangat aneh.

Rain duduk termenung. Hujan deras seolah menimpanya tadi malam. Padahal, Rain ada di kamar. Tapi, suara hujan deras itu terdengar jelas. Bahkan seperti memekik, hingga memenuhi telinganya.

"Kenapa, ya?" gumam Rain lagi.

Rain terus berpikir, hingga suara alarm membuyarkan segala pikirannya.

Segera Rain bangkit berdiri. Ia menatap ponselnya. Alarm menunjukkan pukul 06.30. Lantas Rain menonaktifkan alarm itu, lalu beranjak ke lemari pakaian. Hari ini, Rain ada kelas pagi.

Untuk mimpi dan kejadian yang dia alami tadi malam, akan ia pikirkan lain kali. Walaupun, sebenarnya Rain sudah sangat penasaran dibuatnya.

Rain berkaca terlebih dahulu sebelum membuka lemari.

"Gila, sih. Gue kelihatan kayak orang gila," monolognya. Rain memegang rambutnya. Sangat berantakan. Ditambah bajunya yang basah karena keringat. Bau asam langsung menusuk hidungnya.

Segera Rain membuka lemari dan memilih pakaian. Ia tidak sanggup lagi menahan bau keringatnya sendiri.

Rain keluar dari kamar. Hal yang dilihatnya lagi ada sepi.

Bibir Rain berputar. Entah kapan Asya pulang. Ghio si hantu tampan pun tidak menampakkan batang hidungnya. Kemana hantu itu? Biasanya dia sudah stay di meja makan.

Rain mengedikkan bahunya. Lalu berjalan ke kamar mandi. Ia mandi secepat mungkin, karena ia masih harus memasak untuk dirinya, dan... mungkin juga untuk hantu satu itu.

Setelah selesai mandi dengan rambut masih meneteskan air, Rain berjalan ke dapur dan mulai berkutat dengan alat memasak.

Sempat-sempatnya Rain menelisik ruangan mencari keberadaan Ghio, tapi hantu itu belum kelihatan juga.

Rain mengedikkan bahu. Mungkin saja Ghio masih tertidur dengan nyenyak.

Memangnya hantu tidur?

Hingga kegiatan memasak selesai, Rain masih belum menemukan Ghio. Entah kemana hantu itu. Akhirnya, setelah bosan menunggu, Rain memilih makan sendiri.

Ia menyediakan bagian Ghio dalam piring. Lalu meletakkannya tepat di meja.

"Ini untuk Ghio," katanya, lalu meninggalkan meja makan.

Rain bersiap-siap, memasukkan segala peralatan lukisnya ke dalam tas, lalu mulai menyisir rambutnya.

Rain mengenakan bedak baby setipis mungkin dan liptint milik Asya dia oleskan sedikit di bibirnya agar ia tak kelihatan seperti mayat hidup.

Setelah selesai dengan segala persiapan, Rain menyambar kunci motornya. Motornya sudah di perbaiki. Dan ia sudah menggunakannya sejak beberapa hari yang lalu.

Ketika Rain keluar kamar, ia masih tidak menemukan Ghio. Dahinya berkerut. Tumben-tumbennya dia tidak muncul.

Rain menatap makanan yang ia letakkan, masih utuh.

"Gue bawa ke atas kali, ya," gumamnya.

Lantas, Rain membawa makanan itu ke rooftop. Seperti halnya di dalam, di rooftop pun Ghio tidak ada.

Rain meletakkan makanan itu di bawah. Tak lupa ia tutup.

"Dimakan ya, Ghio. Rain udah capek masakin ini soalnya. Jangan sampai kucing yang makan. Kalau sampai itu terjadi, jangan harap gue kasih makan lagi," kata Rain sambil tersenyum lebar.

Krik Krik

Mata Rain berkedip. Tak ada sesuatu yang terjadi. Hanya jangkrik yang membalas ucapannya.

"Udah lah. Nanti juga dimakan," gumamnya.

Rain kemudian turun dari rooftop. Setelah mengunci pintu, ia langsung tancap gas ke kampus.

"Nak Rain!"

Motor Rain berhenti mendadak.

Ada apa lagi dengan ibu-ibu satu ini?

1
miilieaa
baru beberapa bab baca udah nagih 🤩
♥Kat-Kit♥
Ceritanya seru banget, tapi kalo lama-lama malah mubazir, update dong thor 🙄
H_L: makasih sudah mampir, kak😁 semoga bisa terus updatenya
total 1 replies
MiseryInducing
cerita ini memicu imajinasiku, aku merasa seakan-akan hidup di dunia lain ketika membacanya.
H_L: makasih sudah mampir kak, jangan bosan-bosan ya😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!