"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Sampai di apartemen, masih terlihat sepi dan sepertinya Siska memang tak keluar kamar sedari tadi.
Lampu tengah saja masih menyala. Aldo pergi ke dapur untuk mengambil air putih.
"Dari mana lo?" Suara itu mengejutkan Aldo, dan air yang sudah sampai di mulut tersembur keluar.
"Gu-e, habis ketemuan sama Raka dan Miko" Aldo gugup.
"Yakin? Nggak habis dari nge date sama pacar kesayangan lo itu?"
"Beneran Sis.. Kalo nggak percaya, gue telpon mereka deh" Aldo merogoh saku celananya untuk menelpon Raka.
"Nggak usah!" Siska melenggang pergi masuk ke kamar.
"Lah! Tadi nggak percaya, udah mau gue buktiin malah kabur. Dasar cewek!" Aldo menghembuskan nafas kasar.
Jam 12 malam, Aldo masih tak bisa memejamkan matanya. Badannya terasa sakit tidur di sofa, karna ukuran sofa yang kecil tak sebanding dengan postur tubuh Aldo. Apalagi ia masih memikirkan syarat yang diajukan oleh Siska.
Drrrttt
Drrtttt
Ponsel Aldo berbunyi, tertera nama sang pacar yang tengah menelponnya.
"Sayangggg.... Tolong, kamu bisa kesini nggak?"
"Lo kenapa Vi?" Aldo tampak bingung, pasalnya suara Viona seperti sedang ketakutan.
"Kamu kesini sekarang ya.. Ke kost an aku, aaaaaaaa!!!" Teriak Viona dari balik telpon, dan seketika sambungan telpon terputus.
Aldo secepat kilat mengambil jaket dan kunci mobilnya. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
Sepanjang jalan Aldo sudah berfikir yang tidak tidak. Takut sang pacar kenapa-kenapa, ia harus memastikan keadaan Viona.
20 menit sudah Aldo dalam perjalanan, kini ia sudah sampai di kos an Viona yang bebas keluar masuk cewek/cowok 24 jam.
"Viona!!" Panggil Aldo dari balik pintu.
"Sayanggg.. Kamu udah sampai?" Viona menyambut Aldo dengan manja.
"Lo nggak apa-apa kan?" Aldo memastikan bahwa Viona baik-baik saja.
"Iya.. Udah nggak apa-apa sayang. Tadi, di kamar mandi ada kecoak. Aku panik banget lho. Jadi, aku langsung telpon kamu" Viona bergelayut manja memeluk Aldo.
Aldo mengernyitkan dahi "kecoa doang? Ya Allah, gue sampe buru-buru" Aldo mengusap mukanya kasar.
"Jam 12 malam, gue harus keluar dan dalam keadaan panik. Ternyata semuanya hanya karna kecoa brengsek" batin Aldo
"Maaf ya sayang.. Habisnya aku takut banget.. Yaudah, kamu kalo capek istirahat dulu di sini ya. Aku buatin minum, kalo kamu ngantuk boleh kok tidur di sini" Viona mengelus pipi Aldo.
"Nggak Vi.. Gue harus pulang!" Aldo melepaskan tangan Viona.
"Kenapa sayang? Kan, aku masih kangen sama kamu.. Lagian, kamu sibuk terus nggak ada waktu buat aku" Viona mencebikkan bibir.
"Ya gue sibuk juga karna tuntutan Vi, lo harus ngertiin"
"Kamu juga sekarang udah beda. Kenapa kamu makin cuek ke aku Do?" Raut muka Viona sedih.
"Cuek? Gue biasa aja kok"
"Tuh kan! Biasanya kamu perhatian sama aku, terus manggilnya bukan lo-gue kayak sama temen aja. Kan aku pacar kamu Do!" Viona meneteskan air mata.
Aldo bingung, ia harus berbuat apa. Kalo sampai ia tertahan di sini, bisa gawat.
"Ya itu nggak penting lah, terus maunya gimana?" Aldo menggaruk tengkuknya.
"Kamu temenin aku ya sayang.. Aku takut nanti kalau ada kecoa lagi gimana?"
Aldo bimbang, bagaimana jika nanti Siska tau kalau dia tak ada di rumah?
"Tapi gue nggak bisa tidur disini Vi"
"Ya udah temenin doang, kita ngobrol-ngobrol aja ya. Ini minum dulu sayang" Viona memberikan air minum untuk Aldo.
Setelah meneguknya habis "kok kepala gue pusing ya? Badan gue panas banget rasanya.. Aahhh" Aldo menggaruk garuk badannya.
Membuka jaket dan celana panjangnya karna merasa gerah.
"Hhhhh hhh, Sis-ka.. Sis.. Ak-u ma-u ka-mu.." Aldo meracau tak karuan memanggil nama istrinya.
"Siska, siapa dia Do?" Viona bingung.
"Sssiiiss-kkkkaaa.. A-kkuuu hmmmpp.. " Aldo sudah tak tahan, melihat Viona rasanya seperti melihat Siska.
Aldo sudah seperti kerasukan, ia memeluk Viona tanpa sadar dan Viona hanya tersenyum penuh kemenangan karna sudah berhasil membuat Aldo berada di dekapannya.
Karna selama ini, Aldo tak pernah mau diajak untuk berbuat lebih seperti pasangan-pasangan pada umumnya. Jangankan berbuat lebih, sekedar ciuman saja Aldo tak mau.
"Allldoooo!!!" Gebrakan pintu itu membuyarkan Viona. Sedangkan Aldo masih tak sadar dengan kondisinya sekarang yang meracau tak karuan.
"Siapa lo!!" Viona bangkit dari kasurnya.
"Aldooo!!" Suara Siska membuat Aldo hilang kendali, dan langsung memeluk Siska.
Aldo mencumbui Siska dengan brutal, membuat Siska sangat kewalahan.
"Lepasin Aldo nggak!!" Viona menarik tangan Aldo.
"Diem lo ja**ng!!"
"Brengsek!! Lo siapa, ngapain lo kesini!" Viona tak kalah lantang suaranya.
Tibalah Raka dan Miko dari belakang Siska dan mengambil alih Aldo yang sudah meracau tak karuan.
"Sisss.. Kkaaaa.. A-ku, Ak-u ka-ngen kamu.. Ak-uu pe-ngennn.. Hmmm.. Pan-assss, aa-kkuu ciin-taaa ka-muuu sa-yangg" Miko dan Raka kuwalahan menghadapi Aldo.
"Parah sih lo Do, malem-malem malah keluyuran! Udah kita bilangin suruh pulang, malah lo nyari mati!" Raka kesal.
Kalau Aldo bukan sahabatnya, pasti mereka sudah tak peduli dengannya.
"Lo nggak perlu tau siapa gue! Gue peringatin sama lo ya! Jangan pernah berani sentuh Aldo!" Ancam Siska.
"Cihh!! Siapa lo berani ngatur-ngatur gue. Gue ini pacarnya Aldo, lo tuh bukannya anak baru yang sok kecantikan itu ya!"
"Gue? Sok kecantikan? Yang ada lo kali sok kecantikan, cantik juga nggak. Cuma modal dempul aja bangga. Tapi sorry.. Gue masih punya harga diri, nggak kayak lo! Dasar cewek murahan! Lo jebak Aldo kan, buat dateng kesini?!" Siska geram.
"Kenapa emangnya? Nyatanya, Aldo masih mau dateng dengan sadarnya, itu berarti dia cinta sama gue!"
"Heehh, bego! Dia dateng karna dia panik. Emangnya gue nggak tau? Itu cuma akal-akalan lo doang kan?" Viona terdiam.
"Sampai berani jebak Aldo dengan cara murahan lo itu lagi, gue gundulin sampe habis rambut lo!!"
Raka dan Miko yang mendengar ucapan bar-bar Siska merinding dan menelan ludahnya kasar, pasalnya yang mereka tau Siska anaknya kalem dan tak banyak bicara.
Viona tak bisa membalas lagi, ia seperti sedang kepergok berbuat asusila.
Siska lalu menghampiri Raka dan Miko yang tengah memegangi Aldo yang sudah tak berdaya.
"Ayo kak, kita pergi" Siska mengambil alih Aldo dibantu Raka karna Miko yang membawa mobil Aldo.
Sedangkan tadi, mereka pergi menggunakan mobil Raka. Kini, Siska sudah duduk di mobil Raka di bagian tengah dan memangku kepala Aldo.
"Emm Sis.. Lo kok bisa tau kalo Aldo ke kos an Viona?" Raka melirik ke arah spion untuk ngobrol dengan Siska.
"Gue denger soalnya Aldo manggil Viona pas di telpon"
"Ahh.. Terus lo kok bisa dapet nomer gue? Jangan-jangan lo emang udah nge ship gue ya?" Raka cengengesan.
"Dih! Nggak gitu ya kak.. Kan ada forum Anggota BEM di kampus ya gue pasti tau lah" Raka mengangguk paham.
"Gue mau nanya, emang beneran tadi kalian abis ketemuan?" lanjut Siska.
"Hmm, iya ketemuan di cafe deket rumah gue" jawab Raka datar.
"Oh, ngapain Aldo ngajak ketemuan?" Siska penasaran.
"Lo tanya aja nanti sama Aldo"
"Kan sama aja. Lagian ngapain nungguin Aldo yang jawab"
"Gue nggak mau ikut campur urusan rumah tangga orang, kalo nggak di suruh ya"
"Jadi, kak Raka udah tau kalo gue sama Aldo..."
"Iyaaa.. Gue udah tau semuanya"
Siska tak percaya jika Aldo ternyata sudah terbuka soal hubungannya dengan kedua temannya itu.
Sampai di apartemen, Miko dan Raka memapah Aldo dan Siska membuka pintu apartemen.
"Ini Aldo kita taruh mana?"
"Di sofa aja kak" Siska menutupi tubuh Aldo yang hanya mengenakan kaos dan celana pendek saja.
"Makasih ya kak, kalian berdua udah mau bantuin gue. Kalau kita telat dikit aja, gue nggak tau deh mereka udah kayak gimana" Siska tersenyum.
"Sama-sama Sis, kalian udah sepaket. Jadi, kalo lo kenapa-napa udah pasti kita juga bantuin lo. Jagain Aldo ya, jangan sampe dia di mangsa makhluk kayak Viona lagi" Miko dan Raka bediri di ambang pintu.
"Iya kak, mau duduk dulu? Atau gue buatin buatin minum?"
"Bol..."
"Nggak usah Sis.. Udah jam 2 pagi, kalian juga butuh istirahat. Lagian kita juga tadi udah minum kok" Miko memotong omongan Raka.
"Yaudah, kalau gitu hati-hati ya kalian pulangnya" Siska menatap punggung Miko dan Raka. Setelah menjauh, Siska masuk dan menghampiri Aldo yang tengah rebahan di sofa.
Siska menatap Aldo lekat, suaminya yang sudah membuatnya khawatir beberapa waktu lalu.
Bagaimana tak khawatir, Aldo di kasih obat perangsang oleh Viona. Jika Siska tak buru-buru datang, mungkin ceritanya akan berbeda.
NEXT...