Dominict Seorang jendral kerajaan yang diam-diam jatuh cinta pada tuan putri namun gengsi untuk menyatakan perasaanya hal hasil Dominict jadi sering menggoda Tuan Putri. Dominict akan melakukan apapun untuk Tuan Putri_nya, pencemburu akut. Tegas dan kejam Dominict hanya lembut pada gadis yang ia cintai. Akan murka ketika sang Putri gadis pujaannya melakukan hal yang berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Setelah kejadian itu Putri Ana memilih untuk menjaga jarak dari Dominict.
Akhir-akhir ini, Dominict merasa aneh, Putri Ana jadi sulit di temui dan jarang sekali Dominict melihat Putri Ana di istana, yang membuat Dominict bertanya-tanya dalam hati tentang apa yang sebenarnya terjadi.
" Apa yang terjadi? Kenapa akhir-akhir ini Ana sulit sekali untuk aku temui? Bahakan di istana pun aku juga garang melihat-Nya, apa... dia sedang sakit? "
Dominict tampak merenung dan bergumam tentang Tuan Putri Anastasya, yang akhir-akhir ini sulit dia temui. Tak seperti biasanya Dominict akan selalu bertemu dengan Putri Ana.
" Apa aku tanyakan ini pada Sebastian? " kata Dominict dalam hati.
" Astaga!! Ada apa denganku? Kenapa aku harus memikirkan bocah itu. Sudahlah! Dia Tuan Putri dan dia sudah tenang dan aman di istana jadi aku tidak perlu khawatir. "
Memijat dahinya tampak frustrasi. kemudian Dominict menghela nafas panjang mencoba menenangkan diri dari pikiran negatif di benaknya tentang Putri Ana.
~o0o~
Hari berlalu dengan cepat dan hari ini Putri Ana yang di tugaskan untuk mengawasi langsungnya pelatihan militer kerajaan bahkan tak bereaksi seperti biasanya, ia hanya duduk sambil memperhatikan jalannya pelatihan militer, di mana biasanya Putri Ana akan mengeluh karena mengawasi pelatihan militer sangat membosankan.
" Ada apa dengannya? "
Batin Dominict yang memperhatikan Putri Ana dari lapangan. tampak Dominict merasa aneh dengan sikap Putri Ana saat ini yang terlihat lebih tenang berbeda sekali dengan Ana yang ia kenal selama ini yang selalu pecicilan.
Setelah pelatihan usai Dominict juga melihat Putri Ana tampak tak seperti biasanya yang selalu terlihat antusias kini terlihat lebih tenang terlihat seperti tidak memiliki semangat. Sesaat Dominict bermaksud ingin menghampiri putri Ana namun ia mengurungkan niatnya setelah melihat pangeran Benedict tiba-tiba muncul dan merangkul lembut Putri Ana dan membawanya pergi bersama Pangeran Benedict.
Sontak Dominict sedikit terkejut, ia berpikir jika hubungan Putri Ana dan Pangeran Benedict sudah semakin dekat.
Malam harinya.....
" Yang Mulia. " panggil Sebastian sambil mengetuk pintu kamar Putri Ana pelan sebelum ia masuk.
" Em.. Yang Mulia, Jendral Dominict mengirim surat kepada Anda, Yang Mulia. " lanjut Sebastian.
Tampak raut kekhawatiran di wajah Sebastian saat akan menyerahkan surat itu pada Putri Ana, namun pada akhirnya Sebastian menyerahkannya juga.
Perlahan Putri Ana mengambil surat dari tangan Sebastian. Sontak mata Putri Ana terbelalak kaget setelah menerima surat itu yang isinya adalah undangan pernikahan resmi dari keluarga Romanov, Putri Ana tak bisa menyembunyikan kesedihannya. karena ternyata benar, sesuai dengan apa yang sempat Putri Ana dengar saat Dominict bicara dengan wanita misterius di gerbang istana tempo hari.
Putri Ana, memegangi surat itu dengan tangan yang bergetar dan air matanya mulai tumpah, namun masih berusaha agar tetap tegar. Sebastian merasa tak tega namun tak bisa berbuat apa-apa.
Keluarga Romanov adalah bangsawan kelas atas yang di segani di kerajaan Savarant dan telah mengabdi demi kerajaan selama bertahun-tahun. Dominict D Romanov adalah putra satu-satunya dari keluarga Romanov, yang kini menjabat sebagai Jendra kerajaan. yang membuat Dominict di segani di kerajaan, selain itu Dominict memiliki Catan yang gemilang dalam setiap tugas kerajaannya. Ia selalu berhasil membawa kemenangan ke kerajaan dalam setiap pertempuran, yang membuat namnya semakin di kenal hingga mampu menarik perhatian Putri Anastasya sang Putri Kerajaan.
Dan kini Dominict memilih untuk menikah, yang membuat Putri Ana tak bisa menerima pernikahan Dominict, karena sudah sejak lama Putri Ana telah menaruh hati pada sang Jendral istana namun tak berani ngungkapkan perasaanya lebih jauh.
Sementara itu Dominict tampak merenung, masih bertanya-tanya dalam hati.
" Apa dia akan datang, ya? "
melihat surat undangan pernikahan di tangannya.
" Mungin ada baiknya aku temui Ana langsung. " pikir Dominict.
Tanpa menunggu lama, Dominict memutuskan untuk menemui Putri Ana. Dominict berjalan di aula istana yang megah di hiasi dengan ukiran emas yang mewah bergaya Victorian, di sana ia berpapasan dengan beberapa petinggi kerjaan hingga terjadi pembicaraan diantara mereka.
Dominict tampak sangat akrab dengan mereka.
" waahh... Jendral, selamat.. Kami tidak menyangka akan secepat ini. semoga kebahagiaan selalu menyertai anda dan keluarga. "
Tampak perbicangan hangat terjadi antar Dominict dan para Menteri itu.
" Terimakasih banyak. Saya harap anda sekalian juga biasa menghadiri pesta pernikahan keluarga kami. " Dominict memberikan senyuman hangat dan tampak jelas raut kebahagiaan di wajahnya.
" Tentu kami pasti akan menghadirinya, Jendral. Suatu kehormatan bagi kami mendapatkan undangan tersebut langsung dari keluarga Romanov. "
Tak lama Dominict mengakhiri pembicaraan mereka dan kembali untuk menemui Putri Ana. Lalu di lorong koridor Dominict melihat Sebastian dari kejauhan tampak ia membawa sebuah nampan berisi secangkir teh hangat.
kemudian dengan cepat Dominict menghampirinya.
" Sebastian! Tunggu sebentar! " Panggil Dominict, lalu dengan setengah berlari Dominict menghampiri Sebastian.
Melita Dominict yang memanggilnya, Sebastian menghentikan langkahnya lalu melihat ke arah Dominict yang mendekatinya.
" Iya, Jendral? Aya yang bisa saya bantu? " tanya Sebastian setelah Dominict berasa di hadapannya.
" Aku ingin tanya sesuatu. Apa Ana baik-baik saja? "
Sesaat Sebastian terdiam mendengar pernyataan Dominict.
" Tidak, maksudku... Akhir-akhir ini aku jarang sekali melihatnya, apa dia baik-baik saja? Apa dia sakit? "
Lanjut Dominict, setelah melihat reaksi Sebastian.
Beberapa saat Sebastian tampak memalingkan wajahnya dan tampak ia sedang mencari alasan atas menjawab dari pertanyaan Dominict.
" Em.. I..iya... Jendral. Tuan Putri sedang tidak enak badan jadi... Akhir-akhir ini Tuan Putri lebih sering beristirahat. dan.... Sedang tidak ingin di ganggu. "
Kata Sebastian mencari-cari alasan.
Dominict yang mendengar itu tampak percaya saja meski ada keraguan di wajahnya untuk percaya dengan jawaban Sebastian.
" Jadi begitu, baiklah... Terimakasih sudah memberi tahu ku. " kata Dominict sedikit kecewa setelah tak mendapatkan jawaban yang ia inginkan dari Sebastian.
Setelah memberikan jawaban Sebastian menunduk sedikit memberi hormat pada Dominict sebelum ia pergi.
Hingga malam hari Dominict tampak tak bisa menahan diri untuk tidak menemui Putri Ana. Sementara itu, Putri Ana yang sedang berada di kamarnya tampak hanya duduk di meja riasnya tanpa melakukan apapun, tampak ia masih sedih dan itu terlihat dari matanya yang terlihat sebab akibat menangis.
Tiba-tiba.....
Putri Ana mendengar suara barang jatuh di balkon kamarnya. Merasa sedikit terkejut dan penasaran Putri Ana perlahan bangkit dari kursi di meja riasnya dan berjalan gontai ke balkon untuk melihat benda yang membuat suara itu.
Perlahan Putri Ana membuka pintu yang membatasi balkon kamarnya yang langsung mengarah ke taman istana. Di sebelah meja kecil berbentuk lingkaran di pojokan balkon dengan sebuah kursi di sebelahnya tampak Seperi ada benda yang tergeletak di sana.
Perlahan Putri Ana mengambil benda itu yang ternyata sebuah batu yang di bungkus dengan selembar kertas yang berisi tulisan.
Bersambung........
Pangeran Benedict juga ok 🫨 bingung