anak perempuan yang melihat ayah nya meningal di depan mata nya, kini sudah menjadi wanita yang dewasa dan penuh dengan amarah,
dia tidak akan puas sampai dia membalas dendam dengan orang yang membunuh ayah nya, bahkan ia rela menjadi istri penganti agar bisa bakas dendam dengan pelaku yang sudah mengambil nyawa ayah nya,
Risa hanya ingat satu hal yang pasti dalam kejadian alam itu, anak kecil bernama Kenzo juga ikut menghabisi ayah nya, dia kini tumbuh dengan dengan yang membara,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kecelakaan
Derett...Dret....
Suara handphone Kenzo, dan itu adalah pesan dari orang yang sama, orang selalu mengatakan bahwa Risa dan dirinya harus cerai, dan yang selalu saja ingin mencelakai Risa,
Kali ini tidak hanya pesan, tetapi juga telepon, Kenzo menerima panggilan tersebut " siapa kau dan katakan apa mau mu kali ini? "
Dengan suara yang samar, dan juga seperti nya itu adalah suara wanita " saat ini istrimu Risa, sedang berjalan sendirian di pinggir jalan, dia menangis dan tatapan nya kosong, mungkin jika aku menabraknya sekarang, nyawa nya bisa melayang " ucap nya
Kenzo membuka pintu kamar hotel dan menekan tombol lift dengan sangat cepat, dia terlihat khawatir namun tidak mau mematikan handphone " katakan di jalan mana kau melihat nya? Apakah kau yakin tuh dia? " Kenzo tak sabar menunggu lift yang sangat lama,
Dia berlari dan mencari tangga darurat, ada ratusan anak tangga yang harus ia turuni agar dia sambil ke loby utama hotel mereka,
" tentu saja aku yakin, saat ini dia sedang mengunakan dress putih, dan dia tidak memakai sepatu, mungkin itu karena dia kabur dari hotel kalian " ucap si penelpon, kali ini dia mengabarkan Risa dengan sangat spesifik itu membuat Kenzo khawatir,
Kenzo menatap langit yang sudah mulai gelap, petir juga sudah menyambar dimana dimana, sebelum keluar Kenzo menarik satu payung yang ada di loby " katakan dimana kau, dan apa nama jalan tempat kau melihat Risa " Kenzo sangat panik, dia berlari di pinggir jalan sambil melihat setiap punggung orang yang berada di jalanan nya,
Keringat sebesar biji jagung mulai berjatuhannya dari wajah nya, Piyaman nya yang begitu tipis kini sudah mulai basah dengan keringat,
" kau berada di lampu merah sekarang, lihat ke arah kanan, wanita tanpa alas kaki dan tatapan kosong itu adalah istrimu dan.. " dia berhenti
Kenzo menatap ke arah kanan, dan benar sekita seratus meter jauh nya dari tempat ia berdiri ke tempat Risa berjalan, Risa terus saja berjalan,
" dan apa? Katakan apa?! " Kenzo berteriak sampai semua orang yang sedang menunggu di sana melihat nya sambil berbisik,
" mobil putih yang berada di hadapan mu, itu adalah aku, hanya tinggal menunggu beberapa saat lagi, mobil ini akan melaju kencang dan menabrak istrimu itu " ucap sang penelpon
tuttt... tutt...
panggilan nya terputus,
Kenzo dengan sekuat tenaga berlari ke arah Risa, tak banyak waktu yang ia punya, sementara Risa, dia masih saja terus berjalan tanpa henti dan tanpa arah,
" Risa!? " teriak Kenzo sambil terus berlari, dengan wajah yang panik
Risa hanya berjalan terus, di pikiran nya saat ini hanya, " ada apa dengan perasaan nya, kenapa tiba tiba saja dia menjadi begitu khawatir kepada Kenzo, kenapa dia tidak mau cerai, padahal ini yang dia mau? " air mata Risa terus saja menetes
Batu batu di jalanan ia injak dengan telanjang kaki, dia tak merasakan sakit nya, bahkan ada duri dan juga kaca beling di pinggir jalan, sakit nya tak lagi ia rasakan,
Hingga sebuah mobil berwarna putih melaju kencang ke arah nya, sedikit saja mobil itu menyentuh tubuh Risa, maka nyawa nya akan melayang,
untung saja,
Untung saja, Kenzo datang dan menarik tangan Risa, dia menarik nya dengan sangat kencang sampai Risa jatuh ke dalam pelukan nya,
Hufttt, nafas Kenzo sangat tidak stabil karena dia berlari dengan sangat kencang, tapi ini bukan nafas capek nya, tetapi nafas lega karena sekarang Risa sudah aman, Risa berada di pelukan nya sekarang,
Kenzo melepaskan pelukan nya, dia menatap wajah Risa yang penuh dengan air mata " kau ini kenapa? kenapa di jalanan? " menatap wajah Risa, sembari mengusap air mata nya,
Risa hanya diam saja, dia menatap Kenzo yang sepertinya sangat khawatir dengan nya, " apakah ini rasanya ada seseorang yang datang dan khawatir pada kita? " batin Risa,
" Kenapa kau diam saja? apakah ada yang sakit, kau terluka, tapi aku lihat mobil itu sama sekali tidak menyentuh mu? " memperhatikan degan sangat detail sekujur tubuh Risa,
" kenapa kau datang ke sini? Kau tau dari mana aku berada di sini? " ucap Risa untuk pertama kali nya, setelah sekian lama Kenzo mengajak nya bicara,
Kenzo menarik nafas lega " tentu saja aku tau kau berada dimana, karena aku tau kau, aku tau kemana tujuan mu " memegang tanggan Risa " ayo pulang "
Risa sama sekali tidak melangkah selangkah pun dari tempat ia berdiri " pulang? " Risa menatap Kenzo
Kenzo menatap langit yang sudah mulai gelap, dan angin yang sudah mulai berhembus sangat kencang " seperti nya akan hujan, kita bicara di hotel saja, ayo " menarik tangan Risa,
" Mungkin ini akan menjadi malam terakhir kita, karena kau akan menceraikan ku, aku tidak bisa menuruti apa yang keluarga kita mau, jadi sudah jelas kemana tujuan ku saat ini " menarik tangan nya yang di pegang erat oleh Kenzo,
Kenzo kembali mendekat dan menatap wajah Risa " kenapa kau terus terusan membahas masalah perceraian, jika mau memang mau membahas nya lebih dalam, kita pulang dulu, baru kita bahas lagi " menarik tangan Risa,
Risa masih diam saja dan tidak mau bergerak, sampa tetesan air turun dari langit, tetesan yang awal nya sedikit, kini menjadi banyak dan lebat,
Kenzo membuka payung nya dan menutupi kepala Risa " baju kamu tu nerawang Risa, sekarang ayo pulang, ganti baju dan tidur " merangkul Risa dan membawa nya pulang,
Air di jalanan membuat kaki Risa terasa perih, karena cukup banyak luka di kaki nya, namun dia terus saja berjalan dan menahan rasa sakit nya, rasa sakit yang awal nya tidak ia rasakan, kini sudah ia rasakan,
Sampai di hotel, saat membuka pintu, Viola masih berada di sana, dia duduk dengan nyaman di sofa hotel mereka,
Risa menatap nya, dan masuk begitu saja,
Kenzo melihat jejak kaki Risa yang merah, karena luka nya cukup dalam " Risa kaki kamu, " menahan Risa,
Risa menarik tangan nya " aku bisa berjalan sendirian, kalian lanjutkan saja pembicara kalian " masuk dengan kaki yang berdarah dan juga baju yang basah,
Kenzo ingin mengikuti Risa namun di tahan oleh Viola " juga belum selesai bicara, tolong jawab aku Kenzo, aku tidak masalah menjadi istri kedua mu asal kita.... "
Plak,
Suara pecahan gelas yang di pegang oleh Risa,
" Risa " Kenzo mendekati Risa
" maaf aku ngak sengaja buat keributan, jika kalian merasa terganggu, bisa tolong pesan kan satu kamar lain untuk ku? " menatap Kenzo,
Kenzo melangkahi pecahan beling, mendekati Risa, memegang pinggang ramping Risa, dan mengalungkan tanggan Risa ke leher nya, dia mengendong Risa ala bridal style, dia menatap viola dengan Risa di dalam gendongan nya " aku harap ini sudah menjawab semua pertanyaan mu dan tolong pesan kamar lain, karena aku dan istri ku ingin istirahat dengan tenang " membawa Risa masuk ke dalam kamar mereka, dan meninggalkan viola sendirian.