Srikandi, gadis cantik yang selalu digilai oleh setiap laki laki yang mengenalnya. karena selain cantik dan berasal dari keluarga kaya, Srikandi juga baik hati.
Srikandi memiliki seorang kekasih bernama Arjun, tetapi tanpa sepengetahuan Srikandi ternyata Arjun hanya menganggap dirinya sebagai piala yang dia menangkan dari hasil taruhan saja. Arjun tidak pernah mencintai Srikandi yang dia anggap sebagai gadis manja, yang hanya bisa mengandalkan harta orang tua.
Padahal tanpa sepengetahuan Arjun, Srikandi juga memiliki sebuah bisnis tersembunyi, yang hanya ayahnya saja yang tahu.
Saat Srikandi tahu kebusukan Arjun, Srikandi tidak marah. Srikandi bersikap santai tapi memikirkan sesuatu untuk membalas sakit hatinya. Apalagi hadirnya pria tampan yang mencintai dirinya dengan tulus. menambah lengkap rencana Srikandi.
Arjun harus merasakan juga mencintai tapi tidak di anggap. Arjun harus tahu rasanya patah hati .
ikuti kisah selengkapnya dalam
BUKAN LELAKI CADANGAN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
9
Di sebuah perusahaan, di mana Arjun Wiwaha mengais rezeki setiap hari. Saat ini pemuda itu sedang berada di kantin dan bersama dengan teman-temannya. Akan tetapi wajahnya yang kusut selama beberapa hari, membuat teman-temannya merasa heran. Karena tak biasanya pria itu seperti itu. Gimana Arjun yang selalu bersikap narsis, dan merasa percaya diri, seolah dia bisa menaklukkan setiap wanita di dunia.
"Kamu ada masalah apa sih?" Tanya Gopal salah seorang temannya, yang kebetulan bekerja di divisi marketing, di bawah kepemimpinan Arjun yang bertindak selaku manajer marketing.
Arjun hanya menggelengkan kepala menghembuskan nafas kesal tak ada niatan untuk menjawab. Yang dia lakukan hanya berkali-kali melihat ponselnya, yang dipikir oleh teman-temannya bahwa dia sedang chatting dengan teman kencannya.
Tanpa seorangpun dari mereka tahu, bahwa yang dilakukan Arjun beberapa hari ini, adalah memeriksa aplikasi m-banking nya, yang terkuras beberapa hari yang lalu. Menyesali raibnya uang itu, yang tanpa permisi sebelumnya.
"Uang sebanyak itu, seharusnya bisa aku gunakan untuk bersenang-senang. Seharusnya bisa aku gunakan untuk mencari kepuasan. Tetapi malah raib dengan cara menyedihkan. Ini benar-benar menyebalkan."
Arjun memang tidak pernah bercerita tentang kejadian yang menimpanya ketika dia hendak kencan dengan Srikandi. Tentu saja dia merasa malu, jika sesuatu yang dianggap sebagai aib itu, sampai didengar oleh teman-temannya.
"Kamu tidak memesan makanan?" Tanya Doni temannya yang lain, yang juga bekerja sebagai staff marketing.
"Mungkin saja beberapa hari ini Arjun sedang diet!" Kelakar Bagio temannya yang lain. Mereka memang merasa heran, biasanya Arjun sangat royal terhadap dirinya sendiri. Tetapi beberapa hari ini Arjun terkesan mengirit. Arjun hanya akan memesan secangkir kopi dan beberapa cemilan saja.
"Untuk apa aku memesan makanan? Daripada aku membuang-buang uangku untuk membeli makanan di kantin yang harganya semakin mahal, lebih baik nanti aku pulang ke rumah mama, dan menumpang makan gratis di sana!" Begitu pikir Arjun.
Padahal harga makanan di kantin tidak ada perubahan, tetapi mungkin efek dari terkurasnya tabungan membuat dia syok.
Belakangan ini dia sangat sayang untuk mengeluarkan uang. Pagi hari pun sebelum berangkat bekerja dia akan mampir ke rumah mamanya dan menumpang sarapan di sana. Dan sepulang kerja dia juga akan kembali ke sana untuk makan sebelum kembali ke apartemennya. Tingkah yang sebenarnya juga membuat kedua orang tuanya merasa heran.
"Bagaimana caranya agar uang itu bisa kembali ke dalam rekeningku?" Itu yang selalu berputar-putar di dalam benda Arjun beberapa hari ini.
Tring
Ponsel dalam genggaman Arjun berdenting, dari layar terdapat nama Srikandi sebagai pengirim pesan. Bergegas saja pria itu membukanya.
"Arjun, maaf beberapa hari ini aku benar-benar sibuk, ada masalah kecil di dalam keluargaku, sehingga aku tidak sempat menghubungimu. Terima kasih ya belanjaan beberapa hari lalu, aku berjanji pasti akan menggantinya akhir pekan nanti. Kita berbelanja dan aku yang mentraktirmu, bagaimana?" Bunyi pesan yang dikirim oleh Srikandi.
Arjun tersenyum lebar, seolah menemukan kembali ruhnya yang hilang beberapa hari ini. Ini tentu sesuatu yang sangat baik. Srikandi tidak pernah tanggung-tanggung dalam mentraktirnya. Dia akan memilih barang-barang mahal nanti, yang meskipun tidak berguna baginya tetapi bisa diuangkan kembali.
"Kenapa dia? Tiba-tiba saja senyum-senyum sendiri. Gak jelas banget nih anak!" Heran Doni. Dia dan dua temannya yang lain saling pandang, melihat Arjun tersenyum-senyum dengan layar ponselnya.
"Pelayan!!" Arjun memberikan isyarat dengan petikan jari kepada seorang pelayan kantin untuk mendekat padanya.
"Iya, Pak!" Ucap pelayan itu setelah mereka berdekatan. "Apa ada yang ingin Anda pesan lagi?" Pada pelayan sopan.
"Berikan aku makanan seperti yang biasa aku pesan!" Titah Arjun.
"Baik, akan segera saya siapkan." Pelayan itu menunduk kemudian berlalu.
"Lo lagi bahagia, Jun?" Tanya global yang masih penasaran dengan perubahan Arjun yang begitu tiba-tiba.
"Tentu saja, Srikandi mengajakku berbelanja akhir pekan ini." Ucap Arjun sambil sambil menaikkan dua kerahnya dengan percaya diri.
"Wah, hebat. Enak dong kamu. Kalau aku jadi kamu, aku tidak akan melepaskan wanita seperti Srikandi." Sahut Bagio.
"Tentu saja aku juga tidak akan melepaskannya. Dia akan menjadi istri sahku nanti. Sedangkan untuk saat ini, kebahagiaan dan kepuasan aku bisa mencari di luar." Ucap Arjun dengan tidak tahu malunya.
Ketiga orang temannya saling pandang dan hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala. Sama sekali tidak habis pikir dengan jalan pikiran Arjun.
"Kami sudah menasehatimu, tetapi semua kembali pada dirimu sendiri. Semoga kau tidak menyesalinya suatu saat nanti!" Ucap Gopal datar. Dia sudah tidak akan ikut campur lagi dengan apapun tindakan yang ingin diambil oleh Arjun.
Begitupun juga dengan dua teman lainnya. Masa bodoh. Apapun itu, baik ataupun buruk, semua Arjun sendiri yang akan menanggungnya nanti.
***
"Maaf, Pak Arjun. Tadi ketua departemen pemasaran mencari Anda, dan meminta anda segera menghadap setelah selesai jam makan siang." lapor sekretaris manager begitu dia dan teman-temannya kembali dari istirahat siangnya.
"Apa ketua departemen mengatakan, ada apa beliau memintaku untuk menghadap?" tanya Arjun sambil memperhatikan penampilan sekretarisnya itu dari atas sampai bawah.
"Bodinya cukup bagus, lumayan seksi, cantik juga. Walaupun tidak secantik Srikandi. Mungkin sesekali aku bisa mencobanya. Dia pasti akan dengan senang hati, siapa orangnya yang tidak akan terpesona dengan Arjun yang tampan ini, aku hanya tinggal menyiapkan isi kantong saja. dan itu akan aku dapatkan dari Srikandi." sambil mengusap-usap janggutnya Arjun tersenyum dalam hati dan menyiapkan sebuah rencana indah.
"Saya tidak tahu, Pak. Ketua departemen hanya meminta Anda untuk menghadap." Ucap sekretaris itu.
"Baiklah, aku akan segera ke sana."
***
"Sial, tua bangka menyebalkan. Kalau dia bukan atasanku, ingin sekali aku meninjunya." Arjun baru saja kembali dari ruangan ketua departemen.
"Kenapa sekarang semua tugas dilimpahkan padaku, padahal ada manager pemasaran lain, yang biasanya memegang tugas-tugas itu." Arjun menggerutu, mengomel sambil membanting berkas yang dia terima dari ketua departemen ke atas meja kerjanya.
Menghempaskan bobot tubuhnya ke atas kursi kebesarannya. menyadarkan tubuh, mendongak ke atas serta meraup kasar wajahnya dengan dua tangan, dan membuang nafas kesal.
Perusahaan tempat Arjun bekerja, adalah perusahaan yang sangat besar. Di dalam perusahaan itu bukan hanya dia satu-satunya manager pemasaran. Dan selama ini dia hanya bertugas untuk membuat iklan, guna mempromosikan produk perusahaan.
Akan tetapi baru saja dia dipanggil, dan mendapatkan limpahan tugas dari beberapa manajer pemasaran lain. Sekarang ini dia juga diharuskan mencari pasar potensial, mengembangkan strategi pemasaran, mencari tahu trend industri, membuat kampanye, mengawasi tim pemasaran, dan menjalin kerjasama dengan eksekutif. Bahkan dia juga diharuskan bisa menentukan harga pasar.
Pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh lima atau enam orang manajer pemasaran, kini dilimpahkan pada dia satu-satunya. Sedangkan beberapa manajer pemasaran lainnya dipindahkan tugas ke divisi lain. Dengan alasan bahwa perusahaan sedang melakukan pengurangan karyawan untuk meminimalisir pembengkakan biaya. Apa ini masuk akal?
Ingin sekali dia membantah, tetapi dia hanya diberikan dua pilihan, bertahan dan kerjakan, atau mundur. Yang artinya tugas dia sebagai seorang manajer akan diberikan kepada orang lain jika dia merasa tidak sanggup. Dengan kata lain mungkin dia akan diturunkan jabatannya karena dianggap tidak mampu.
"Hrraaaaa...!"
bnrn yudistira yg jd dktr.....
Duuhh....kl srikandi jdian sm dia,bruntung bgt....udh baik,kya rya,pduli sesama jg....d jmin bkln bhgia kl hdp sm dia....
Btw,tu nnek shir msh ngeyel aja....
tar mlah blik k dri sndri....
tapi sekarang mending, satu doang yg tembus. telkomsel. selain itu jangan harap ada jaringan.