Ketika Suami Mendua

Tangan Lea terkepal erat karena dia sungguh tak habis pikir dengan suami nya yang seolah sangat menantang ingin di habisi, kenapa pula dia membawa selingkuhan nya untuk tidur di hotel milik istri nya, sedangkan hotel lain banyak dan bisa ia pilih sesuka hati. Arhan seolah ingin di akui bahwa walau pun miskin tapi masih bisa laku lagi dengan wanita mana pun, dia ingin mencari rasa baru sehingga lupa dengan rasa lama milik nya yang sangat berharga ini. bila laki laki normal maka akan bersyukur sudah punya istri cantik dan tidak banyak tingkah, hanya tinggal membuktikan saja pada keluarga Lea bahwa dia juga mampu memberi nafkah istri nya.

Keluarga Lea juga bukan tipe yang langsung menghujat Arhan sebagai pria miskin yang suka memoroti harta istri, mungkin saja wajar bila kadang Papa David bertanya apa kah dia masih kerja di tepat lama, rasa nya Papa David juga tak pernah menghina menantu nya tersebut. cuma Arhan nya saja yang play victim dan merasa seolah orang orang menghujat dia karena miskin, selama bertengkar dengan Lea pun selama ini selalu dia yang membawa kemiskinan, istri nya tidak pernah bilang begitu kepada dia, jadi entah apa lagi yang Arhan cari dengan selingkuhan nya yang sekarang ini.

"Maafkan saya, Nona! saat itu saya tidak seberapa yakin bahwa itu suam anda, sebab saya jarang melihat wajah nya." resepsionis menjelaskan.

"Aku akan periksa CCTV pada kejadian itu, kau terua lah bertanya pada dia." pamit Jimmy.

"Bawakan CCTV nya padaku." suruh Lea kesal sekali.

Jimmy hanya mengangguk dan segera menemui pegawai yang memegang tuangan CCTV, kurang ajar sekali Arhan karena sudah berani bermain sejauh ini.

"Seingat saya saat itu yang wanita pakai masker hitam, Nona." jelas Sartika.

"Apa tak ada sedikit pun nampak wajah nya?" tanya Alea.

"Tidak bisa di lihat karena dia juga pakai topi, rambut nya panjang berwarna pirang." Sartika mengingat nya lagi.

"Pesan kamar apa mereka?" tanya Alea yang mulai tak tahan dengan emosi nya.

Sartika memeriksa buku tamu dan menjelaskan bahwa Arhan memesan yang VIP dengan fasilitas yang begitu mewah sekali, parah nya dia tidak membayar sama sekali setelah membawa selingkuhan nya ini, apa tidak menyala otak Alea di buat nya.

Darah Alea kian melambung tinggi karena kamar yang di pesan harga nya tidak main main walau hanya satu malam, sungguh keterlakuan sekali manusia satu itu, maka Alea semakin kuat tekad nya untuk mencari tahu siapa wanita yang sudah masuk kedalam rumah tangga ini. secepat nya dia akan cerai dengan sang suami karena hidup dengan penipu sungguh tidak tahan, Alea pulang meninggalkan hotel nya karena dia ingin istirahat saja di rumah, biat nanti Jimmy mengirim kan bukti rekaman CCTV atas perbuatan nya Arhan.

"Bangsat, tidak kerja pula dia! enak kau ya menikmati rumah ku." geram Alea masuk kedalam rumah.

Hening, sama sekali tidak ada suara yang bisa ia dengar, hanya ada Sus yang bersurau di taman belakang bersama Kenzo pasti nya sedang bermain. maka Alea pun menuju kamar nya saja untuk menenangkan pikiran, namun dia membeku melihat Arhan yang tengah berbaring sedang bergelung mesra dengan seorang wanita.

Soal Arhan selingkuh saja dia sudah sangat kaget sekali, apa lagi sampai membawa betina itu masuk kedalam rumah dan kemudian berzinah di rumah mereka sendiri, betapa sakit nya hati Alea karena dia terkhianati sesakit ini. wanita cantik ini berjalan mundur agar tak kedengaran oleh mereka, Lea kembali kedalam mobil untuk mengambil sesuatu dan setelah itu baru lah dia masuk lagi kedalam rumah dengan mata merah.

"Bangsat!" teriak Alea membuat kedua nya bangun.

"Alea!" Arhan kaget sekali melihat istri nya.

"K-kau?!" Alea sangat tidak menyangka siapa wanita itu.

"Aku bisa menjelaskan ini, Nyonya." Dokter Nira kaget sekali.

Ternyata wanita ini lah yang jadi selingkuhan nya Arhan, dokter pribadi di rumah mereka dan sekarang malah merangkak naik ranjang seperti ini, sungguh sangat tidak di sangka oleh sang pemilik rumah.

"Bagai mana bisa kau sangat tidak tahu diri, Arhan!" urat leher Alea sampai menonjol.

"Ini bukan seperti yang kamu kira, aku hanya sedang berobat pada nya." Arhan menjawab tak masuk akal.

"Heh pria miskin buruk rupa anak setan! kau kalau mau cari alasan cari lah yang benar." bentak Alea.

"Jangan hanya menyalahkan aku saja! aku begini karena tak pernah kau hargai, harus nya kau sadar bahwa selama dia tahun kau tidak becus jadi istri." bentak Arhan yang balik marah.

"Aku? tidak becus jadi istri? coba kau. Cari wanita seperti ku ini yang mau memungut sampah di jalanan seperti kau, dan sekarang tampak nya ada sampah lain ya." Alea menatap Nira sinis.

"Suami mu yang mengejar ku! kau tahu kenapa suami mu sampai mengejar ku, karena kau tak bisa menjaga nya dan memberi dia kasih sayang." Nira balas melawan.

"Ya kalau di kejar anjing lari dong, jangan malah pasrah untuk di jilat! ini malah kau buka kan kolor, ya anjing nya senang." sengit Lea.

"Kau mengataiku anjing?" Arhan ingin menampar istri nya.

Dor.

Telapak tangan Arhan di tembus dengan peluru sehingga dia menjerit kesakitan, Lea sudah mengambil pistol nya karena bukan masalah besar bila hanya membunuh dua kecoak ini, Papa David pasti akan turun tangan menutupi kasus nya bila itu sampai terjadi.

"Abaaaang!" Nira terpekik dan menghampiri Arhan.

Alea tertawa mendengar panggilan sayang dari pelakor untuk suami nya, bisa di lihat hubungan mereka sudah lama karena tak ada rasa canggung sama sekali, bahkan Arhan menekap pipi kekasih nya dengan perasaan cinta yang tidak bisa di jabarkan, Alea begitu marah karena di khianati oleh orang orang ini.

"Kau ingin pasangan yang bergantung padamu sepenuh nya kan? memang nya kau bisa bila aku bergantung padamu, memberiku uang saja kau tidak pernah." Alea duduk di sofa sambil menyulut rokok nya.

"Karena kau tidak pernah menghargai uang pemberian dari ku!" bentak Arhan.

"Kapan kau memberiku uang? bahkan minuman segelas saja kau tak pernah membelikan ku, yang ada kau mengambil uang ku dan ternyata malah kau gunakan di jalan kotor." sentak Lea.

"Kaya bukan berarti bisa merendahkan orang, Lea! aku juga tidak terlalu miskin, tapi aku tidak pernah menghina orang miskin." Nira berani melawan.

Alea kembali tertawa mendengar nya karena di sini pasti nya Arhan sudah bicara buruk tentang dia, tak akan suami yang membicarakan kebaikan istri nya bila ingin selingkuh dengan wanita yang ia taksir.