Bagi Fahreza Amry, hinaan dan cemoohan ayah mertuanya, menjadi cambuk baginya untuk lebih semangat lagi membahagiakan keluarga kecilnya. Karena itulah ia rela pergi merantau, agar bisa memiliki penghasilan yang lebih baik lagi.
Namun, pengorbanan Reza justru tak menuai hasil membahagiakan sesuai angan-angan, karena Rinjani justru sengaja bermain api di belakangnya.
Rinjani dengan tega mengajukan gugatan perceraian tanpa alasan yang jelas.
Apakah Reza akan menerima keputusan Rinjani begitu saja?
Atau di tengah perjalanannya mencari nafkah, Reza justru bertemu dengan sosok wanita yang pernah ia idamkan saat remaja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moms TZ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Pendekatan
Kedatangan Marisa bersama Dhea di kantor disambut oleh Lira dengan senyuman hangat dan ramah.
"Halo, Dhea," sapanya dengan lembut, berusaha membuat Dhea merasa nyaman dan santai di tempat yang baru itu.
Dhea tersenyum malu-malu, lalu mengangkat wajahnya menatap Marisa dengan matanya yang polos. Marisa seolah memahami maksud Dhea, langsung mengenalkannya pada Lira.
"Ini, namanya Kak Lira. Jangan takut ya, Kak Lira orangnya sangat baik, kok," kata Marisa sambil tersenyum manis.
"Ayo, kenalan," ajaknya kemudian dengan lembut.
Dhea mencium tangan Lira dengan sopan, lalu Marisa mengajaknya duduk di sofa yang empuk.
"Sini duduk, Sayang," pintanya seraya menepuk tempat di sebelahnya.
"Oh ya, kakak boleh tahu nggak, namanya siapa?" tanya Lira kemudian dengan tersenyum ramah berusaha menjalin keakraban.
"Dhea Valentina, Kak," jawab Dhea dengan suaranya yang manis.
"Wahhh...! Cantik sekali namanya, persis seperti orangnya juga cantik," puji Marisa dan Lira serentak.
Lalu, dengan spontan, Marisa merangkum wajah mungil Dhea seraya memberikan kecupan lembut di kening gadis kecil itu.
Dhea terkejut menerima perlakuan manis yang tiba-tiba dari Marisa. Meski ia merasa bahagia, tetapi ia masih malu-malu menunjukkan perasaannya dan tetap menjaga jarak karena belum terbiasa berinteraksi dengan orang yang masih asing baginya.
Sementara itu, Lira tampak sibuk dengan ponselnya, memotret moment kebersamaan Marisa dan Dhea sambil tersenyum gembira.
"Lira, jangan sampai kamu memostingnya di media sosial, ya," Marisa berpesan dengan suaranya yang santai, tetapi terdengar serius.
"Aku tidak ingin ada komentar yang tidak perlu atau spekulasi buruk tentang Dhea. Paham?" sambungnya mengingatkan.
"Baik, Bu. Saya mengerti," jawab Lira seraya menganggukkan kepalanya, menunjukkan bahwa dia memahami kekhawatiran atasannya itu.
Selanjutnya Marisa membuka kotak bekalnya, mengeluarkan sebotol jus alpukat juga jeruk serta roti panggang, lalu meletakkannya di atas meja. Senyum tak lepas dari bibirnya, menghiasi wajahnya yang tampak semakin cantik.
Sambil merangkul Dhea, Marisa berkata, "Dhea suka yang mana? Boleh ambil, tidak usah malu."
Dhea menatap Marisa sambil melipat kedua bibirnya. Matanya mengerjap lucu membuat Marisa merasa gemas, ia lantas menganggukkan kepala.
Dhea mengambil satu lembar roti panggang lalu mengigitnya. Sesaat dia terdiam.
"Kenapa? Dhea tidak suka?" tanya Marisa sedikit panik.
Namun, Dhea tersenyum dan perlahan mengunyah roti di mulutnya. "Roti panggang buatan Tante Icha enak, kok. Dhea suka," pujinya dengan tulus.
Marisa ternganga, kakinya seolah tidak menginjak lantai. "Lira, katakan ini bukan mimpi, kan?" tanyanya pada Lira dengan rasa tak percaya.
Lira mengernyitkan dahinya melihat reaksi Marisa, ia tampak bingung dan tidak mengerti apa yang dimaksud oleh atasannya itu.
"Dia... Dia, memanggilku tante Icha. Hahaha... itu panggilan kecilku, Lira," ucapnya terharu.
Marisa merasa senang, dan terus tertawa bahagia hingga mengeluarkan airmata. Ia buru-buru menyeka sudut matanya yang basah. Lalu merengkuh Dhea dan menciumi pipinya dengan penuh kasih sayang.
Dhea mengerjapkan matanya dengan pandangan bingung, tetapi ia mulai merasakan sedikit kehangatan dan kenyamanan berada di antara kedua wanita yang baru dikenalnya itu.
"Sekarang Dhea makan, ya. Ini semua milik Dhea. Jadi, boleh makan sepuasnya." Marisa menunjuk beberapa cemilan juga jus yang ada di meja. Wajahnya masih terukir senyuman sambil mengusap lembut kepala Dhea, lalu merapikan anak-anak rambut yang berantakan dan menyelipkannya di atas telinga.
Dhea hanya menanggapinya dengan menganggukkan kepala sambil tersenyum. Lalu, tangan mungilnya mengambil botol jus. Marisa dengan sigap membantunya membuka tutup botol, tetapi Dhea menolaknya sambil berkata dengan suaranya yang lembut, "Aku bisa melakukannya sendiri, Tante."
"Ehhh..." Marisa terkejut. Jawaban Dhea membuatnya tercengang. Ekspresi wajahnya menunjukkan kekaguman atas kemandirian dan kepercayaan diri Dhea yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Baiklah. Kalau begitu Dhea minumnya pelan-pelan, ya," Marisa mengingatkan dengan tutur katanya yang lembut.
Selanjutnya, Marisa berdiri dan memeluk Dhea dengan hangat. "Tante bekerja dulu, ya. Kalau Dhea butuh apa-apa, jangan ragu untuk memanggil tante atau Kak Lira, oke," kata Marisa sambil mencium kening Dhea.
Lalu, dia berpaling ke arah Lira dan berkata, "Lira, tolong kamu jaga Dhea sebentar, ya. Pastikan dia merasa nyaman."
Lira mengangguk dan tersenyum sambil mengangkat jempol tangan kanannya. " Beres, Bu," jawabnya dengan pasti.
Marisa tampak sibuk dengan pekerjaannya, Dhea duduk sendirian di sofa, menikmati cemilan yang telah disiapkan oleh Marisa. Sedangkan Lira duduk di kursi kerjanya, sambil mengawasi Dhea dengan sabar.
Dhea menghabiskan waktu sambil makan cemilan, minum jus, serta bermain dengan mainan edukasi yang disediakan oleh Marisa. Terkadang ia menoleh ke arah Marisa yang sibuk bekerja, dengan tatapan matanya yang polos, dan ambigu.
Saatnya makan siang tiba, Marisa menghentikan pekerjaannya. Ia menghampiri Dhea dan duduk di sampingnya. "Sekarang waktunya kita makan siang," katanya, lalu menyiapkan makanan untuk mereka.
"Tadaaa..." Marisa membuka kotak bekalnya yang berisi nasi beserta lauk pauknya, lalu menatanya di atas meja.
"Dhea suka yang mana?" tanya Marisa.
Dhea terdiam sembari mengamati makanan yang ada di depannya yang tampak menggugah selera. Sesaat kemudian ia bertepuk tangan pelan. Jari mungilnya menunjuk pada makanan yang ia suka.
"Dhea, mau itu," katanya dengan mata berbinar.
Marisa mengambilkan nasi beserta lauk pauk yang ditunjuk oleh Dhea. Marisa berniat ingin menyuapi Dhea, tetapi gadis kecil itu kembali menolaknya. "Dhea, bisa makan sendiri, Tante. Kan, Dhea sudah besar."
Lagi-lagi Marisa hanya bisa bengong menerima penolakan dari Dhea. Dalam hati dia merasa kecewa, tetapi kemudian dia bertepuk tangan sambil tertawa lebar.
"Waaah...! Ternyata putri Ayah Reza sangat hebat, ya. Dia pintar dan mandiri," sanjung Marisa sambil mengangkat kedua jempol tangannya, mengekspresikan rasa bangganya.
"Iya betul. Pasti Ayah sangat bangga pada Dhea," sambung Lira.
Dhea tersenyum lebar hingga matanya menyipit dan memperlihatkan gigi-gigi susunya yang berbaris rapi.
Lira langsung tertawa melihat reaksi Dhea. Tanpa canggung ia pun bergabung dengan membawa bekalnya sendiri, lalu duduk bersama untuk menikmati makan siang, sambil mengobrol, dan berbagi cerita.
*
Di tempatnya bekerja, Reza tampak terburu-buru menghentikan pekerjaannya. Sudah saatnya beristirahat dan makan siang. Dia mencuci tangan serta membasuh wajahnya sebentar, lalu membawa langkahnya menuju kantor Marisa.
"Mau ke mana kamu, Za? Kelihatannya terburu-buru?" tanya Agus saat berpapasan dengannya.
"Aku mau jemput Dhea dan mengajaknya makan," jawab Reza seraya berhenti sejenak.
Agus mengangguk paham, Reza lantas meneruskan langkahnya.
Sesampainya di kantor Marisa, Reza terpaku melihat pemandangan yang menakjubkan di depan matanya. Rasa haru tiba-tiba menyeruak memenuhi hati Reza, membuatnya diam tak bergerak. Apa yang dia lihat itu seolah menyihirnya, membuatnya tak mampu untuk sekedar berpaling.
masih mending Sean berduit, lha Farhan?? modal kolorijo 🤢
Siapa yg telpon, ibunya Farhan, Rinjani atau wanita lain lagi ?
Awas aja kalau salah lagi nih/Facepalm/
maap ya ibuu🙈🙈
Rinjani....kamu itu hanya dimanfaatkan Farhan. membuang Reza demi Farhan dan ternyata Farhan sudah mencari mangsa yang lain😂